Gudeg Manggar, Hidangan Lebaran Khas Yogyakarta

Gudeg Nangka (sumber.freepik.com)


Lebaran sebentar lagi. Orang-orang mulai mudik ke kampung halaman masing-masing. Jakarta akan sepi seperti Lebaran sebelumnya. Melihat orang-orang berlebaran di kampung halaman, saya sungguh iri. Tahun ini saya tak mudik ke kampung saya di Yogyakarta. Tak ada orang tua yang menjadi tujuan saya untuk pulang. Tapi saya tak sedih hati, berlebaran di Jakarta bersama para tetangga juga sama serunya. 


Selain kangen pada suasana kampung ketika Lebaran, saya juga kangen pada hidangan Lebaran yang selalu dibuat oleh bude saya, namanya Gudeg Manggar. Bude saya mahir sekali memasak Gudeg Manggar. Kelezatan Gudeg Manggar olahannya terkenal hingga ke kampung tetangga. Menjelang Lebaran, bude panen orderan Gudeg Manggar. Tiga hari sebelum Lebaran, bude akan sibuk berkutat di dapur,mengolah Gudeg Manggar. Gudeng diantar ke pemesan satu hari sebelum Lebaran. 

Gudeg Manggar (sumber.hipwee.com)


Apa Sih Gudeg Manggar?


Berbeda dengan gudeg yang umumnya terbuat dari nangka, Gudeg Manggar adalah gudeg yang terbuat dari manggar atau putik bunga kelapa. Untuk bumbu dan cara pengolahan sama persis dengan gudeg nangka, hanya bahannya yang berbeda. 


Rasa manggar sendiri berbeda dengan gudeg nangka. Tekstur manggar renyah dan gurih saat dimasak menjadi gudeg, membuat rasa gudeg menjadi lebih unik dan istimewa.Rasanya tambah khas karena gudeg manggar dimasak menggunakan tungku dari kayu. Jadi ada aroma asap yang membuat gudeg lebih menggugah selera.


Gudeg manggar termasuk hidangan yang jarang ditemui sehari-hari, karena manggar yang menjadi bahan utamanya tak mudah didapat. Pak de saya harus memanjat puluhan pohon kelapa untuk membuat pesanan gudeg manggar. Pohon kelapa yang manggarnya sudah diambil akan sulit berbuah. Makanya pemilik pohon kelapa harus menunggu manggar tumbuh lagi agar buah kelapa kelak bisa dipetik.

Manggar Kelapa (dok.kompas.com)


Manggar juga harus diolah dengan hati-hati agar tekstur tetap renyah ketika gudeg sudah matang. Nah pengolahan yang unik dan bahan yang sulit inilah yang membuat tak semua orang bisa mengolah Gudeg Manggar yang rasanya enak. Lebaran adalah waktu yang tepat untuk menghidangkan Gudeg Manggar pada para tamu yang datang bersilaturahmi.


Tapi ada kok rumah makan yang menjual Gudeg Manggar di Yogyakarta. Harganya sama dengan gudeg pada umumnya. Jika teman-teman liburan ke Yogyakarta. Cobalah cari rumah makan yang menjual gudeg Manggar dan rasakan keunikannya. 


Gudeg Manggar dulunya Simbol Protes pada Raja


Konon menurut sejarah, Gudeg Manggar dibuat bukan karena orang iseng mengolahnya. Namun, Gudeg Manggar merupakan simbol protes masyarakat Yogyakarta pada raja di masa itu. Raja dianggap terlalu memihak pada penjajah Belanda. Karena masyarakat Yogyakarta sangat menghormati Sang Raja, maka bentuk protesnya dilakukan dengan cara halus, dengan membuat Gudeg Manggar. Jika di negara kita semua protes dilakukan dengan cara membuat makanan, mungkin kuliner kita makin kaya dengan aneka masakan yang unik.

baceman pelengkap gudeg (dok.freepik.com)


Yogyakarta biasa membuat makanan menjadi sebuah simbol, bahkan hingga saat ini. Misalnya Sayur Lodeh Tujuh Bahan. Ketika wabah menyerang Yogyakarta pada 1931, Sultan Yogya memerintahkan warganya memasak sayur lodeh dengan 7 bahan untuk menolak bala dan berdiam diri di rumah.


Selain itu, titah Sultan untuk memasak sayur lodeh saat itu adalah untuk menciptakan solidaritas sosial. Seluruh kota memasak makanan yang sama, membangun rasa kebersamaan yang kuat. Masyarakat akan merasa bahwa ia tak sendirian menghadapi rintangan. Sayur Lodeh 7 Bahan juga dimasak warga Yoggyakarta ketika Covid-19 menyerang.


Resep Gudeg Manggar


Penasaran ingin mengolah Gudeg Manggar untuk hidangan Lebaran? Ini resep Gudeg Manggar yang bisa dicoba oleh para bunda.


Bahan:


1 kg manggar (bunga kelapa muda)

1 butir kelapa


Bumbu:

100 g bawang merah

50 g bawang putih

30 gkemiri

2 sdm ketumbar

2 lembar daun salam

2 ruas jari  ( 2 cm) lengkuas (laos), memarkan

250 g gula merah atau sesuai selera

1 bungkus tempe semangit (tempe yang menuju busuk)

Garam secukupnya


Cara membuat :


- Parut kelapa lalu peras menjadi santan kental.

- Semua bumbu - kecuali salam dan lengkuas, diuleg hingga halus.

- Tumis bumbu halus dengan sedikit minyak, kemudian masukkan santan kental, daun salam, dan lengkuas yang telah dimemarkan.

- Setelah mendidih, masukkan manggar. Masak terus dengan api arang atau kayu bakar selama kurang lebih empat jam. Pertahankan api kecil, agar masakan tidak hangus.

- Gudeg disajikan dengan santan kental dan lauk-pauk lain, seperti: opor ayam, sambal goreng krecek (krupuk kulit), dan lain-lain.


Selamat mencoba ya. 



10 komentar

  1. Tempe semangit itu buat penyedapm alami kah, Kak?
    Penasaran ama gudeg manggar, belum pernah coba. di Malang juga kayaknya ga ada yg jual.

    BalasHapus
  2. Wah baca ini jadi kangen sama Yogya
    Gudeg manggar ini kuliner khas yang selalu hadir saat lebaran ya mbak
    Nggak hanya enak, ternyata kehadirannya punya filosofi yang tinggi
    Simbol protes terhadap raja

    BalasHapus
  3. Aku belum pernah makan gudeg manggar meski penasaran juga gimana rasa dan tekstur nya kalo udah matang. Kalo selama ini aku baca review orang yang udah makan, bilangnya gak kalah enak dengan gudeg dari bahan nangka

    BalasHapus
  4. Keren ya Jogja. Berawal jadi protes bisa jadi kreasi kuliner.
    Coba kalo orang-orang di Cikarang, Karawang dan Kawasan Industri lainnya pada ikut. Jakarta bakal minim pendemo, tapi banjir masakan. hehehe

    BalasHapus
  5. Senang dengan filosofinya Sultan Yogya!
    Iya juga ya, saat pandemi kemaren siapa sih yang ngga ngerasa feeling lonely? Dengan masak bareng, seolah kita tahu di sekeliling kita pun sedang berjuang mengatasi itu bersama sama!

    BalasHapus
  6. Baru tahu ada filosofinya dari Gudeg Manggar ini Kak. Bentuk protes dari masyarakat terhadap raja yang dianggap membela Penjajah. Keren nih akhirnya bisa jadi ragam kuliner.

    BalasHapus
  7. Terharu dengan sayur lodeh. Benar adanya kalau masakan/makanan bisa menciptakan solidaritas dan persatuan antar masyarakat.
    Untuk Gudeg Manggar aku belum pernah coba, dan tertarik juga mencicipinya. Penasaran dengan rasanya jika dibandingkan dengan gudeg yang berbahan dasar nangka.

    BalasHapus
  8. Pernah mendengar Gudeg Manggar tapi belum tahu wujudnya. Saya kira dulu hanya sebutan aja pakai nama Manggar. Rupanya memang terbuat dari bunga kelapa muda.

    Unik, dan penuh makna, ya.

    Orang dulu, protesnya halus, gak demo tapi malah buat masakan.

    BalasHapus
  9. wahh saya baru tahu ternyata bbuah kepala yang masih kecil itu bisa dimakan yaa, Mba?

    terus terang, kao gak baca tulisan Mba Yayat ini saya gak bakalan tahu bahwa ternyata ada nama makanan khas yang bernama gudeg manggar.

    Jadi penasaran nih pengen nikmati gudeg manggar ini tapi sepertinya gak ada yang jual di sini. kayaknya harus kencengin doa nih biar bisa berkunjung kembali ke jogja sekaligus bisa menikmati makanan ini

    BalasHapus
  10. Ternyata bener ya, kelapa itu banyak banget manfaatnya. Baru tahu kalau manggar tersebut bisa diolah menjadi gudeg juga, aku suka banget gudeg apalagi klo ditambah krecek, hmmm nyummy

    BalasHapus