Nikmatnya Anggur Laut yang Bulirnya Meletus di Mulut

 

Anggur laut
Anggur laut di Pasar Langgur (dok.yayat)

Indonesia punya beraneka ragam makanan lokal, salah satunya anggur laut. Saya pertama kali mencoba hidangan anggur laut ketika berkunjung ke kota Langgur, Kepulauan Kei Maluku Tenggara, akhir 2019 lalu. Kepulauan Kei Maluku Tenggara yang dikelilingi lautan punya banyak kekayaan laut, salah satunya anggur laut atau lat. Tanaman ini tumbuh liar di dalam laut. Masyarakat Kepulauan Kei memetiknya lalu menjualnya ke pasar Langgur atau dikonsumsi sendiri.

Anggur laut kerap dijadikan oleh-oleh bagi mereka yang mengunjungi Kepulauan Kei. Karena tak semua daerah punya anggur laut. Bahkan kota Ambon yang ditempuh selama 1 jam 20 menit naik pesawat, juga tak terdapat anggur laut. Makanya anggur laut Kepualuan Kei kerap juga dikirim ke Ambon dan menjadi menu di beberapa rumah makan.

Anggur laut dengan campuran bumbu urap kelapa adalah menu yang mudah ditemui sehari-hari di Kepulauan Kei karena proses mengolahnya sangat mudah dan cepat. Anggur laut cukup dicuci bersih menggunakan air mengalir lalu dicampur dengan bumbu urap kelapa dan diaduk rata kemudian dihidangkan. Buliran kecil anggur laut yang renyah meletus di dalam mulut mengeluarkan cairan yang terasa asin dan gurih ketika dikunyah. Urap kelapa dengan bumbu bawang dan cabai membuat rasa anggur laut menjadi lebih nikmat. Ada rasa pedas-pedasnya.

Anggur laut bumbu urap (dok.yayat)


Rasa nggur laut sama nikmatnya jika dimakan bersama bumbu pecel, sambal dabu-dabu atau saus salad. Bisa juga dimasak bersama kuah ikan pindang. Namun bulir anggur laut yang dimasak bersama kuah ikan tidak serenyah jika dimakan tanpa dimasak. Buat saya memakan anggur laut tanpa dimasak masih jadi cara yang terbaik.

Anggur laut Kaya Manfaat


Anggur laut tak hanya terdapat di Kepulauan Kei. Tanaman ini juga banyak terdapat di Jepara, Jogja atau Bali. Latoh atau Lawi lawi adalah sebutan untuk anggur laut di daerah jawa, sementara masyarakat kepulauan Bali menyebutnya bulung boni. Anggur laut sering juga disebut Green Caviar atau Sea Grapes.

Anggur laut adalah tanaman laut sejenis alga. Ia merupakan keluarga dari rumput laut. Anggur laut punya banyak manfaat. Kandungan nutrisinya membuat kuat tulang dan sendi, menjaga kesehatan mata, mengatasi diabetes dan hipertensi, menjaga kesehatan rambut dan kulit, anti kanker dan banyak lagi manfaat lainnya.

Penjual anggur laut (dok.yayat)

Harga anggur laut segar cukup murah. Di Jogja, tanaman ini dijual seharga 50 ribu rupiah perkilo. Sementara di Kepulauan Kei, anggur laut dijual dengan porsi piring. Sepiring harganya 10 ribu rupiah. Kalau kita beli 3 piring maka harganya lebih murah yaitu 25 ribu rupiah. Karena termasuk tanaman hijau, maka anggur laut sebaiknya dikonsumsi habis dalam waktu sehari.

Namun misalnya tidak habis dalam sehari, tempatkan anggur laut dalam wadah atau plastik, tanpa dicuci ya dan tutup dengan kain lalu simpan di suhu ruang. Kalau mau mengonsumsinya tinggal ambil seperlunya dan cuci. Jangan menyimpannya dalam lemari es karena bulir anggur laut akan layu dan tak renyah lagi. Anggur laut juga akan layu ketika dicuci dengan air tawar, makanya simpan anggur laut tanpa dicuci ya.

Saat ini banyak masyarakat pesisir yang membudidayakan tanaman anggur laut seiring meningkatnya minat konsumen, contohnya petani anggur laut di wilayah Jepara yang menanam anggur laut di area tambak. Menanam anggur laut itu mudah karena tak perlu perawatan ekstra. Namun yang menjadi ancaman untuk anggur laut adalah hujan. Tanaman laut ini tak bisa terkena hujan (air tawar). 

Pecel Anggur Laut (dok.yayat)

Air hujan akan membuat pH air tambak berubah. Anggur laut yang hidup dalam asinnya air laut akan mati di kondisi air yang pH nya tercampur dengan air tawar. Akhirnya, anggur laut gagal dipanen. Sejauh ini para petani masih membudidayakan anggur laut dengan sistem yang sederhana dan belum menemukan cara untuk melindungi tambak dari air hujan.

Hujan ekstrem yang sering melanda wilayah Indonesia merupakan musuh tanaman anggur laut selain menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor. Belakangan ini, hujan ekstrem kerap terjadi, seiring dengan meningkatnya pemanasan global di bumi.

Perubahan iklim salah satunya disebabkan oleh ulah manusia. Sebagian besar kerusakan lingkungan seperti hutan gundul, kekeringan, air laut naik dan gunung es mencair, memicu pemanasan global yang merupakan akibat ulah manusia. Aktivitas manusia sehari-hari yang banyak menimbulkan polusi, misalnya berkendara, memperparah kondisi itu. 

Anggur laut pakai saus jamur (dok.yayat)

Cara Saya Mengurangi Pemanasan Global


Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk ikut mengurangi dampak pemanasan global. Salah satunya dengan mengubah kebiasaan beraktivitas sehari-hari. Air banyak digunakan untuk beraktivitas di dalam rumah tangga. Mulailah menghemat air karena mengurangi penggunaan air dapat membantu mengurangi polusi karbon. Gunakan air secukupnya ketika mandi. Pakai ulang limbah air, misalnya air bekas mencuci beras, bisa digunakan juga untuk menyiram tanaman.

Terkadang kita membiarkan air kran mengalir ketika menggosok gigi atau mencuci piring. Yuk mulai biasakan matikan kran air ketika mencuci piring. Matikan juga mesin air ketika air di penampungan sudah penuh. Jangan biarkan mesin air terus menyala dan membuat air di penampungan jadi meluap. Menggunakan peralatan rumah tangga yang ramah lingkungan adalah pilihan terbaik.

Kebiasaan membuang makanan juga menjadi penyebab pemanasan global. Ada energi yang digunakan untuk menumbuhkan, memproses, mengemas dan mengirimkan makanan. Sayangnya sebagian besar makanan tersebut berakhir di tempat sampah. Mubazir ya, membuang makanan yang bisa bermanfaat buat orang lain dan membuang energi untuk mengolahnya juga.

Pelet kayu untuk kucing (dok.yayat)

Belanja makanan secukupnya saja dan habiskan makanan yang kita konsumsi. Jika terlanjur membeli makanan berlebih, berikan kepada orang yang membutuhkan. Di masa pandemi seperti sekarang ini, banyak sekali saudara atau tetangga yang kesulitan untuk makan. Dengan berbagi makanan, selain kita membantu sesama, kita juga tak membuang makanan hingga energi yang digunakan untuk memprosesnya tidak sia-sia.

Sekarang ini banyak sekali orang yang memelihara hewan peliharaan. Saya termasuk diantaranya. Saya merawat 10 kucing di rumah. Cara saya merawat kucing dengan cara yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan pelet kayu sebagai sarana untuk kucing membuang kotoran. Pelet kayu terurai dengan mudah di tanah, serbuk kayunya juga bisa digunakan untuk pupuk tanaman. Penggunaan pelet kayu selain ramah lingkungan juga aman untuk kesehatan kucing dan penghuni rumah.

Dengan mengubah kebiasaan sehari-hari, kita bisa ikut melestarikan alam yang akhirnya memberi dampak baik pada bumi. Jika dilakukan bersama-sama saya yakin efeknya untuk bumi akan lebih besar lagi. Pemanasan global jauh berkurang, maka hujan ektrem bisa jarang terjadi. Petani anggur laut akan happy karena panen anggur laut melimpah dan para konsumen akan senang karena mengonsumsi anggur laut yang nikmat sekali.











12 komentar

  1. ya ampun unik banget ya anggur laut ini baru tahu lho

    BalasHapus
  2. Wah baru tau ini tentang Anggur Laut. Sekilas tadi kaya daun pakis, tapi setelah dilihat dengan seksama ternyata beda, soalnya ini lebih bulet2 dan sepertinya juicy gitu ya.

    BalasHapus
  3. Ya Allah...aku kepengen nyiciiip..hehe.. Foto2nya sangat menggoda, mba.. Terima kasih sharingnya ttg anggur laut ini, mudah2sn suatu saat aku bisa mencicipinya..

    BalasHapus
  4. Ada ya namanya Anggur laut baru tahu. Kok jadi pengin sih enak banget sepertinya.Kebayang enaknya saat bulirnya meletus di mulut.

    BalasHapus
  5. Aku pernah makan anggur laut, awal-awal kaget pas meletus di mulut karena rasanya asin, tapi kelamaan bikin nagih 😁. Sensasi kriuknya itu loh.

    BalasHapus
  6. Molly baru tahu ada anggur laut. biasanya rumput laut. tapi bentuknys gak kayak anggur, bentuknya mirip nori. belinya di mana? di palembang kayaknya gak ada yang jual

    BalasHapus
  7. Pertama kali liat fotonya aku langsung pengen pegang deh mbak, teksturnya kqyq gimana? Kenyal2 gitu ga si

    BalasHapus
  8. Saya pernah makan anggur laut ini di sumbawa. Awalnya kirain rumput laut. Eh kok ternyata beda ya. Suka sama teksturnya yg meletup pas digigit. Enak dimasak urap waktu itu

    BalasHapus
  9. Wah unik banget ya Mbak anggur laut ini. Dari bentuknya, rasanya, hingga cara penyimpanannya unik. Lihat foto-fotonya serasa pengen makan juga. Kayaknya kok enakkk banget. Sayang di Sidoarjo gak ada. Hehehe.

    BalasHapus
  10. Sepertinya saya pernah melihat anggur laut ini saat saya masih kecil dulu, saat masih sering cari kerang di laut bersama teman-teman. Tapi saat itu saya gak tahu kalo ternyata tanaman ini bisa dimakan

    BalasHapus
  11. Wahhh aku baru tau kalau ada anggur di laut, apalagi bisa dicampur dengan berbagai macem sambel pecel dan campuran lainnya.. Nah betul banget, tanaman langka yang bisa menjadi sumber penghasilan para petani anggur ini harus dilestarikan keberadaannnya. Supaya kita bisa mencicipinya dan petani pun sejahtera kehidupannya.. Wajib dicoba nih

    BalasHapus