Antara Pasir Gumpal dan Pelet Kayu, Mana yang Terbaik untuk Kucing?


Memelihara kucing, berarti menyediakan kebutuhan mereka termasuk soal makanan, kesehatan dan urusan membuang kotoran (pup dan pipis). Yang terakhir ini kadang bikin ribet pemilik kucing karena pup dan pipis kucing itu baunya cukup tajam. Jika mereka membuang kotoran sembarangan, sungguh repot membersihkannya selain tidak higienis karena menyebarkan bakteri. Karena itu sebaiknya ada tempat tersendiri untuk para kucing membuang kotorannya.

Tempat kotoran kucing biasanya berupa pasir yang ditempatkan dalam kotak plastik, sebutannya Litter Box. Kucing tak sulit untuk diajari membuang kotoran di litter box karena kucing-kucing secara alami akan mencari pasir atau tanah untuk membuang kotoran lalu menguburnya. Tempatkan saja litter box di area yang terlihat oleh para kucing.



Sebagai orang yang memelihara 12 kucing, saya menyediakan 5 litter box untuk para kucing. Satu liter box saya tempatkan di kandang luar untuk 4 kucing outdoor dan 4 litter box saya tempatkan di dalam rumah untuk 8 kucing indoor. Pembersihan saya lakukan setiap pagi dan malam hari.

Agar kucing mau membuang kotoran di litter box, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu ukuran litter box, isian litter box dan kebersihannya. Pakai kotak plastik ukuran besar dengan ketinggian sekitar 15 - 20 cm. Jangan pilih kotak plastik yang terlalu pendek karena kucing suka menggali dan mengubur kotorannya. Jika kotak plastik terlalu pendek maka isian litter box bisa tercecer kemana-mana.



Ada berbagai bahan baku yang bisa dipilih untuk mengisi litter box. Litter box bisa diisi dengan pasir wangi, gel silika, pelet kayu, ampas kedelai dan lain-lain. Nah saya akan mengulas kekurangan dan kelebihan beberapa bahan isian litter box ini ya berdasarkan pengalaman saya memakainya untuk para kucing saya. Anda bisa memilih mana yang terbaik yang bisa dipakai untuk para kucing Anda.

1. Pasir Gumpal Wangi


Pipis dan pup kucing baunya menyengat, karena itu menggunakan pasir wangi bisa menghilangkan bau menyengat kotoran kucing. Pasir wangi banyak dipilih oleh para pemilik kucing karena praktis. Pasir yang kena kotoran kucing akan menggumpal dan tinggal diserok menggunakan serokan plastik dan dibuang. Sisa pasir bisa digunakan kembali. Harga pasir wangi juga murah dan ukurannya besar, ada ukuran 5 kilo, 10 kilo sampai 20 kilogram.

Saya cukup lama menggunakan pasir wangi. Kelebihan pasir wangi adalah bau kotoran kucing hilang ketika dikubur pasir. Pasir mudah dibersihkan karena pasir yang terkena kotoran akan menggumpal. Ada berbagai wangi yang bisa dipilih seperti wangi apel, kopi, lavender, green tea dan lain-lain.



Kekurangan pasir wangi adalah pasir ini tidak ramah lingkungan. Ia tidak mudah terurai dalam tanah. Debu dari pasir rentan masuk ke dalam pernafasan kucing dan bisa menyebabkan gangguan. Debu pasir juga beterbangan ke sekitar litter box ketika kucing sedang membuang kotoran. Akibatnya pemilik hewan harus rajin menyapu debu-debu ini karena berpotensi membuat kotor rumah dan mengganggu pernafasan penghuni rumah.

2. Ampas Kedelai/tahu


Jenis pasir ini juga menyerap bau. Kelebihannya, tidak menimbulkan debu dan ramah lingkungan karena gampang mengurai di tanah dan mudah mengurai di air. Namun kekurangannya, harganya cukup mahal. Tidak praktis untuk orang yang memiliki kucing lebih dari satu.

3. Gel Silika


Jenis pasir ini menyerap bau dengan sangat baik. Bahannya alami hingga aman buat kucing. Namun gel silika juga sulit mengurai dan harganya juga mahal.




4. Pelet Kayu


Sudah 2 tahun saya menggunakan pasir litter box berbahan dasar kayu dan saya sangat puas. Kayu yang digunakan adalah kayu pinus jadi wanginya wangi pohon pinus. Pelet kayu berbentuk gelondongan berukuran kecil. Ketika terkena kotoran, gelondongan kayu akan hancur menjadi serbuk.

Serbuk yang terkena pup bisa langsung diserok dan dibuang. Namun serbuk yang terkena pipis bisa dijemur dan dipakai ulang hingga 2 kali. Cukup irit untuk orang yang mempunyai banyak kucing. Pemakaian serbuk bekas yang ketiga tidak lagi menyerap pipis secara maksimal jadi sebaiknya dibuang saja. 



Pelet kayu juga ramah lingkungan karena gampang mengurai di tanah dan serbuk bekasnya bisa digunakan sebagai pupuk tanaman. Debu serbuk kayu aman untuk pernafasan kucing dan aman untuk penghuni rumah. Menyapu debu serbuk kayu jauh lebih mudah ketimbang menyapu debu pasir gumpal.

Bagaimana dengan menyerap bau? Jangan khawatir. Pelet kayu menyerap bau dengan sangat baik. Bau pup dan pipis langsung hilang ketika dikubur dengan serbuk kayu. Harganya juga ramah di kantong. Ukuran 10 kilogram pelet kayu saya beli dengan harga 130 ribu rupiah. Dengan sistem jemur dan pakai ulang, 10 kilogram pelet kayu habis dalam waktu 14 hingga 17 hari dengan jumlah kucing 12 ekor. 



Lakukan Penggantian Secara Bertahap


Jika ingin mengganti bahan baku pasir lama dengan yang baru, lakukan secara bertahap. Misalnya Anda ingin mengganti pasir wangi dengan pelet kayu. Hari pertama, campur seperempat pelet kayu dengan pasir wangi. Lihat reaksi para kucing. Jika mereka tak nyaman dengan pencampuran ini, jangan tambah porsi pelet kayu di hari berikutnya.

Porsi pelet kayu bisa ditambahkan secara bertahap jika kucing sudah terbiasa dengan bau dan tekstur pelet kayu. Ketika saya mengganti pasir gumpal dengan pelet kayu, proses penggantian berjalan sekitar 1 minggu. Ada kucing yang langsung mau diganti pelet kayu di hari ketiga, namun ada juga yang baru menerima pelet kayu di hari ketujuh. 



Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah kebersihan pasir. Lakukan pembersihan pasir tiap pagi dan malam hari. Cuci litter box minimal sekali seminggu. Litter box yang bersih membuat kucing nyaman membuang kotoran dan terhindar dari virus serta bakteri. Penghuni rumah juga terhindar dari penyakit karena lingkungan rumah yang bersih.











28 komentar

  1. wah baru tahu nih ttg macam2 isian litter box utk kucing ini. sata kira cuma pasir biasa saja.. terima kasih sharingnya mba, sy teruskan ke kakak yg punya kucing di rumahnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang lazim digunakan memang pasir sik karena yang paling banyak dijual

      Hapus
  2. 12 kucing 😭 banyak amat.. Anakku suka kucing nih sama suamiku, aku suka liatinnya doang. Wkwk. Mereka menyusun rencana buat miara kucing, kalo jadi aku bakal mampir ke sini buat baca lagi tentang perpasiran kucing ini. Thanks sharingnya yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. awalnya saya juga geli mbak tapi lama lama terbiasa karena anak anak suka heheheh

      Hapus
    2. Halo mbak imawati, saya punya kitten nih, klo mbak berminat boleh adopt. Terima kasih

      Hapus
  3. Wiih 12 kucing, mantabs banget Mbak. Aku aja yang melihara 3-4 ekor kucing rasanya udah kewalahan terutama dalam manajemen kotorannya. Harus bersihin tiap hari trus juga aku pakai pasir biasa jadi baunya tajem banget.
    Pengin nyoba pakai pelet kayu, bagi info toko onlinenya dong Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa cek di tokopedia atau shopee dengan keyword pelet kayu kawan mas

      Hapus
  4. 12 mbak??? Woowww kebayang riunya rumahmu mbak. Aku aja yg punya 3kucing udah rame banget. Kucingku ada yg ga nau berbagiitter box mbak kalo punya dia dipake kucing lain mogok dia. Nggaya banget deh. Dan harus selalu bersih kalo ga buru2 dibersihkan ga mau dia.
    Aku suka pakai pasir aja si yg gamlang belinya, terutama aroma kopi yg menurutku baunya enak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya dulu saya juga lama pake pasir wangi.. antara kopi sama lavender sik wanginya.. tapi beralih ke pelet kayu sekarang yang lebih aman buat pernafasan kucing dan penghuni rumah

      Hapus
  5. MashaAllah~
    Keren banget, kak.. Kebayang banyak menyayangi kucing, hewan kesayangan Rosululloh. Maka pahala dan keberkahannya akan selalu mengalir.

    Menyayangi kucing membuat hati tenang dan adem.
    Tapi kudu sungguh-sungguh begini merawatnya yaa.. sepenuh hati dan detil dalam menjaga kebersihan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak.. kudu rawat pas mereka sehat dan sakit... lumayan yaaa ngerogoh kocek hehehehe.. tapi gak papa buat ngilangin stress bisa main main sama kucing

      Hapus
  6. Wow, aku tercengang mengetahui mbaknya punya 12 ekor. Keren mba.
    Aku mau melihara 1 aja maju mundur, debat sama istri hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. awalnya cuman 1 mas... lalu si kucing satu ini melahirkan 2 anak.. nah sisanya tuh kucing rescue.. yang aku rawat karena mereka dibuang orang

      Hapus
  7. pas baca pasir wangi aku auto nyari mbak, kek mana kok pasir bisa wangi gitu yaa hihi..

    Keren ini mba yayat telaten banget mengurusi 12 kucingnya. Dapat banyak insight baru soal mengurusi kucing, nanti kukasih tahu ke mbakku yg ngurus kucing kampung juga ah.

    Semoga kucing-kucingnya sehat selalu ya mbak, mbak yayatnya juga tentunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pasirnya beda sama pasir buat bangunan heheheh... butirannya lebih gede dan emang wangi.. aminnn makasih ya mbak

      Hapus
  8. wah masya Allah mbak banyak juga ya kucingnya. aku dulu juga suka miara kucing tapi setelah nikah dan punya anak kuputuskan nggak memelihara kucing lagi karena repot banget ngurusin kotorannya. heu.kapok waktu di rumah mama ada kotoran kucing di mana-mana

    BalasHapus
    Balasan
    1. kucing sebenernya bisa diajarin buang kotoran di tempatnya... tapi emang kudu telaten terutama jika kucingnya kucing liar

      Hapus
  9. Aku baru tau mbak ada pasir yang baunya kopi atau green tea hahaha. Menarik! Sayang ga terlalu ramah lingkungan yaa. Semoga ada yang versi environmental friendly nanti.

    BalasHapus
  10. Aku suka kalo kucingnya cuman 1- 2 gitu mbak Yayat,
    kalo 12 ekor kayak di rumah tanteku,nyerah deeeh.. karena aku alergi bulu kucing, bulu anjing, padahal semua anabul itu kan lucu lucu ya!

    aku baru tahu ada pelet kayu, keren banget ya inovasinya!

    BalasHapus
  11. Tahunya pasir doang nih,ternyata ada banyak macamnya ya. Keren nih. Dulu paksu pentuka kucing,dia pakenya pasir wangi. skr gak boleh pelihara sama aku,hehe,jadi curcol.

    BalasHapus
  12. Kalau kucing saya dulu selalu BAB diluar, jauh, nyari pasir, rumput dkk. Tapi itu mah di kampung krn masih banyak lahan luas ya. Jadi kepikir klo skrg melihara kucing bakalan repot soal ini.

    BalasHapus
  13. Waaaa gemes banget kucing-kucingnya! Hihi. Kayaknya perlu aku kasih tulisan ini ke temen-temenku yang juga pelihara kucing, deh.

    BalasHapus
  14. Lengkap sekali pembahasannya mbaa.. Bakal kukasih tau tetanggaku yang punya kucing nih

    BalasHapus
  15. komplit nih mba Yayat review buat pasir di kandang kucing ya buat para pemilik anakbul wajib baca nih, saya juga berencana buat meminang anabul jenis british short hair

    BalasHapus
  16. Saya gak pelihara kucing. Tetapi, kucing liar beberapa kali pup di teras atau halaman belakang. Baunya suka gak enak banget. Saya bisa kali ya sediain ini meskipun gak pelihara kucing? Biar kotorannya mudah dibersihin dan gak bau.

    BalasHapus
  17. Oh jadi memang bahan-bahan pengisi litter box menyerap bau jadi memelihara kucing enggak mengganggu dari sisi aroma dalam rumah. Trus kalau kotorannya itu dikubur atau dibuang kemana mbak Yayat?

    BalasHapus
  18. Pernah nemuin kendala pup sering gak kekubur klo pake wood pallet?? Kucing sy sering begitu. Apa butiran WP nya yg terlalu panjang??

    BalasHapus
  19. sekarang baru mau mulai beralih ke wood pelet dr pasir gumpal.kucing ku 30 ekor jd berasa bgt kl pk pasir gumpal.smg anabul ku terbiasa pk wood pelet nya..

    BalasHapus