Dana Hari Tua, Buat Apa?


 

Pensiun dan menua dengan bahagia, tentu jadi idaman setiap orang. Setelah bekerja keras di masa muda, cari uang banting tulang, mendidik anak-anak dari bayi hingga dewasa, semua orang berharap di masa tua, hidup benar-benar dinikmati. Bangun tidur, menyeruput teh sambil memandang bunga-bunga yang bermekaran. Menikmati pagi cerah di kursi goyang.

Tak lagi berkejaran dengan waktu untuk sampai di kantor tepat waktu. Tak lagi menjatuhkan tubuh di atas kasur, tanpa sempat mencopot sepatu dan berganti baju tidur. Hidup berjalan santai hingga kita bisa menikmati setiap detik yang berjalan. Ya.. saya ingin menikmati hari tua dengan sesantai itu. Tapi...

Siapkan Kini, Bahagia Nanti


Pensiun adalah masa di mana orang berhenti bekerja karena memasuki masa lanjut usia atau karena kondisi sudah tidak memungkinkan, misalnya mengalami sakit parah. Pensiun bisa atas permintaan sendiri atau dipaksa oleh keadaan. Yang ingin saya bicarakan dalam tulisan ini adalah pensiun karena permintaan sendiri akibat memasuki masa lanjut usia.

Almarhum ayah saya seorang pekerja keras. Beliau juga orang yang cermat berhitung soal uang. Ketika saya kecil, saya tak bebas meminta uang jajan pada ayah saya. Sekalinya memberi uang jajan, ayah akan berpesan untuk membeli jajanan yang mengenyangkan dan bukan sekedar jajan cemilan. 



Almarhumah ibu sama dengan ayah, disiplin dalam soal pengaturan uang. Di masa sekolah dasar, ibu rajin membawakan saya bekal, agar saya tak perlu jajan. Alhasil saya kerap bersekolah tanpa uang jajan dan hanya memandang iri pada teman-teman saya yang membeli jajanan.

Ketika beranjak remaja, saya mulai mengerti kenapa orang tua saya disiplin soal uang. Ayah dan ibu harus cermat berhitung karena tiga anaknya harus diberi penghidupan yang layak dan pendidikan yang baik. Belum lagi uang untuk berobat ketika anak-anaknya sakit. Dengan pemasukan uang hanya dari gaji bulanan ayah, pengeluaran dan pemasukan uang harus diatur dengan baik. Kabar "buruk" nya adalah, orang tua saya tidak suka berhutang.

Saya ingat ketika mendaftar di sebuah kampus dan menerima daftar biaya yang harus dibayar. Tak enak hati saya menyodorkan daftar itu pada ayah saya. Jumlahnya terlalu besar untuk kami yang hidup sangat sederhana. Tapi ayah bilang, uangnya ada karena ayah dan ibu rajin menabung untuk pendidikan saya dan adik-adik saya. Uang masuk kuliah bisa saya bayarkan keesokan harinya.

Suatu hari, ayah dan ibu bilang bahwa mereka akan menikmati masa tua di kampung saya di Yogyakarta, setelah adik bungsu saya menikah. Ayah dan ibu menganggap anak-anaknya sudah bisa mandiri dan sudah saatnya ayah dan ibu istirahat di desa. Saya terkejut dengan keputusan orang tua saya, karena saya siap bila kedua orang tua meminta saya untuk menerima mereka tinggal bersama.



Kalau tinggal di kampung nanti di rumah siapa? tanya saya. Ayah tersenyum dan bilang, kan ada rumah di tanah milik ayah dan ibu di desa. Ternyata, ayah dan ibu sudah membangun rumah sederhana di atas tanah warisan dari kakek dan nenek saya. Benar-benar rumah sederhana karena lantainya juga masih tanah. Kata ayah, yang penting tidak kepanasan dan kehujanan.

Ayah membangun rumah itu dari uang tabungan yang ia sisihkan selama masih bekerja karena ayah dan ibu sejak awal sudah berencana untuk tinggal di desa ketika memasuki masa tua. Mereka tak ingin merepotkan anak-anaknya dan membiarkan anak-anaknya mempunyai kehidupan sendiri.

Rencana ayah saya untuk pensiun dan mudik ke kampung memang berjalan seperti yang ia inginkan. Kedisiplinan ayah dan ibu saya dalam mengatur uang membuat rumah sederhana yang dibangun ayah, bertahap menjadi rumah yang lebih layak untuk dihuni. Lantainya diganti lantai semen beberapa waktu kemudian. Jumlah kamar juga ditambah seiring bertambahnya cucu yang ketika libur sekolah menginap di sana.

Tak sedikitpun ayah dan ibu meminta bantuan uang dari anak-anaknya dan menolak ketika diberi. Ayah dan ibu lebih suka menerima pemberian anaknya dalam bentuk barang. Itupun ditanya dulu apakah saya tidak memerlukan barang tersebut.

Ayah dan ibu saya tak mengerti soal investasi, namun prinsipnya yang tidak ingin merepotkan anak cucu ketika tua, membuat mereka rajin menyisihkan uang berapapun jumlahnya. Saya ingat ibu punya kaleng bekas biskuit yang diberi lubang di atasnya. Ibu kerap memasukkan logam recehan kembalian ke kaleng itu. Ya.. sedisiplin itu.


Dana Hari Tua, Buat Apa?


Ingatan tentang rajinnya orang tua saya menabung ketika mengikuti Blogger Gathering dari Manulife Indonesia pada Rabu 15 Desember yang berlangsung secara daring dengan tema Rahasia Pensiun Bahagia. Ada pak KarjadiPranoto, Director and Chief EB and Sharia Distribution Manulife Indonesia dan ibu Citra Anjelina, Head of Strategy and Transformation Pension Business Manulife Indonesia yang hadir sebagai pembicara.

Blogger Gathering ini salah satu bentuk komitmen Manulife Indonesia melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife untuk memberi edukasi mengenai pentingnya perencanaan dana pensiun. Kegiatan ini merupakan komitmen Manulife Indonesia membantu memudahkan keluarga Indonesia menyediakan solusi perlindungan hari tua guna membantu keluarga Indonesia meraih hidup yang semakin hari semakin baik serta memudahkan mereka dalam mengambil setiap keputusan finansial.

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife Indonesia merupakan badan hukum yang didirikan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia untuk mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun berdasarkan landasan hukum dana pensiun yaitu Undang-undang Nomor 11 tanggal 20 April 1992 serta peraturan pelaksanaannya. DPLK Manulife Indonesia telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan, No. KEP-231/KM.17/1994, tanggal 5 Agustus 1994.


Performa DPLK Indonesia tetap bertahan di posisi tertinggi untuk DPLK Multinasional di Indonesia dengan total aset kelolaan DPLK sebesar Rp 21 miliar dan pertumbuhan yang meningkat sebesar 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga akhir 2020, program DPLK Manulife Indonesia diikuti oleh lebih dari 570.000 peserta dan 2.300 perusahaan

Setidaknya ada empat kriteria pensiun dengan bahagia yaitu :
1. Liburan bersama pasangan.
2. Mencukupi kehidupan sehari-hari secara mandiri.
3. Mempertahankan gaya hidup saat ini.
4. Tidak menjadi beban bagi anak cucu.

Ketika pensiun, kebutuhan sehari-hari tetap membutuhkan dana. Selain untuk kehidupan sehari-hari, dana juga dibutuhkan untuk biaya pengobatan karena usia lansia rentan terkena penyakit. Kita tahu biaya medis di Indonesia sangat tinggi, apalagi untuk penyakit-penyakit yang kerap menyerang usia lansia seperti jantung, hipertensi dan diabetes.

Dengan tidak adanya pendapatan bulanan, lansia rentan menjadi orang terlantar. Kita sering membaca berita lansia yang hidupnya menggelandang dan tak terurus. Tak bisa juga menyalahkan anak-anak karena seringkali kehidupan anak-anaknya juga sama susahnya. 



Kebutuhan hidup lansia jauh lebih tinggi jika usia lansia melampaui angka harapan hidup. Data dari BPS menyebutkan bahwa usia harapan hidup di Indonesia pada umumnya adalah 71,5 tahun. Jika melewati angka ini, maka kebutuhan akan lebih meningkat.

Dari hasil survei Manulife Investor Sentimen index (MISI) XI di Indonesia, didapat kesimpulan bahwa mayoritas investor mengandalkan tabungan uang tunai untuk membiayai hari tua, seperti yang dialami oleh orang tua saya. Lengkapnya hasil survei tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dana sosial dan pemerintah 6%.
2. Bekerja lagi (upah dan gaji) 12%.
3. Dana pensiun 14%.
4. Dukungan keluarga 15%.
5. Kekayaan rumah tangga 49%.

Masih sedikit orang yang menyadari pentingnya dana pensiun, padahal dana pensiun menjadi cara paling efektif yang menjadi solusi jika terjadi masalah finansial ketika usia sudah lanjut usia dan kesehatan menurun. Dengan memiliki dana pensiun, hidup sejahtera di masa tua bukan bukan sebuah harapan yang sia-sia. 


Enam Panduan untuk Masa Tua yang Sejahtera


Ingin punya dana pensiun, tapi tak tau harus mulai darimana? Manulife Indonesia memberi beberapa panduan yang bisa diikuti, yaitu :

1. Sadari Posisi Saat ini


Saat terbaik memiliki dana pensiun adalah dengan memulainya segera ketika kita telah memiliki pendapatan sendiri. Buatlah target kapan kita ingin pensiun dan hitung mundur dengan target usia pensiun tersebut. Saya berusia 48 tahun dan saya ingin pensiun di umur 60 tahun. Berarti saya punya waktu 12 tahun untuk menyiapkan dana pensiun dengan jumlah yang aman untuk memenuhi kebutuhan saya di masa tua nanti.

Penting untuk tidak menunda persiapan dana pensiun. Semakin lama menunda, semakin kecil kemungkinan kita sejahtera di masa tua. Buatlah perencanaan dan strategi yang jelas, kemudian disiplin mengikuti perencanaan tersebut.

2. Susun Rencana Keuangan yang Jelas


Ada beberapa faktor yang perlu ditentukan ketika kita menyusun rencana keuangan untuk pensiun yaitu tentukan usia untuk pensiun, tentukan asumsi usia harapan hidup, tentukan perkiraan kebutuhan dana yang diperlukan untuk sehari-hari.Terakhir, ketahui waktu yang dimiliki untuk menyediakan dana tersebut.


3. Pilih Instrumen Investasi yang Tepat


Tabungan hari tua digunakan dalam jangka panjang maka strategi investasi untuk mengumpulkan dana pensiun adalah juga investasi jangka panjang. Ada beberapa instrumen investasi yang bisa digunakan untuk jangka panjang yaitu saham, reksadana, saham campuran, properti, asuransi dan lain-lain. Tabungan biasa dan deposito adalah instrumen investasi jangka pendek maka sebaiknya tidak dipilih untuk mendukung investasi jangka panjang atau rencana dana pensiun bisa gagal.

4. Amankan Asuransi


Kondisi yang rentan dengan penyakit membuat usia lansia wajib memiliki asuransi. Ada dua asuransi penting yang bisa dimiliki yaitu asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Asuransi yang dibeli ketika kita masih muda dan sehat punya beberapa keuntungan salah satunya adalah biaya premi yang lebih murah. Semakin tua usia kita ketika membeli asuransi maka biaya premi yang dibayarkan akan semakin mahal seiring meningkatnya resiko kesehatan.

5. Jaga Kesehatan Keuangan


Ada dua hal yang saya pelajari dari kedua orangtua saya dalam mengatur keuangan yaitu menghindari hutang dan menyiapkan dana darurat. Berhutan sebenarnya boleh saja namun pastikan hutang tersebut adalah hutang produktif dan besaran cicilan yang ditanggung adalah 30% dari pendapatan rutin. Hindari hutang konsumtif yang menguras pendapatan rutin. Jangan tergoda dengan mudahnya menggunakan paylater.

Sediakan dana darurat setidaknya sebesar 6 kali nilai pengeluaran rutin bulanan. Kemudian biasakan mencatat pengeluaran dan membuat budget pengeluaran setiap bulan. Budget ini bermanfaat agar pengeluaran tidak lebih besar dari pemasukan. Dengan budgeting, kita bisa memutuskan mana belanja barang kebutuhan dan mana belanja barang yang hanya berdasar keinginan.

6. Naikkan Target Pemasukan


Ketika pendapatan tidak memadai untuk memenuhi aneka kebutuhan, saatnya menaikkan target pemasukan dengan melakukan pekerjaan tambahan. Orang bijak berkata, punya banyak pipa lebih baik daripada hanya memiliki satu pipa. Ketika satu pipa tertutup, maka masih ada pipa lain yang bisa digunakan.

Di era internet seperti sekarang, orang lebih mudah untuk membuka usaha. Berjualan bisa mudah dilakukan melalui sosial media. Berbagai platform e-commerce juga membuat syarat mudah agar orang bisa menjual barang melalui platformnya. Cari tahu apa kemampuan kita dan gunakan kemampuan itu untuk mencari penghasilan tambahan.

Inilah beberapa panduan yang bisa kita lakukan supaya masa tua kita bahagia dan tidak merepotkan orang. Untuk tahu lebih jelas tentang #DLPK Manulife, dana pensiun dan bagaimana menyiapkannya, bisa mengunjungi www.manulife.co.id ya. Semoga kita semua #semakinharisemakinbaik dan bisa menua dengan bahagia.








45 komentar

  1. Salah satu kegiatan yang tidak boleh ketinggalan adalah menyiapkan dana pensiun untuk hari tua mbak. Manulife hadir sebagai solusi untuk masa depan yang lebih baik khususnya pensiun.

    BalasHapus
  2. Sangat penting bagi kita untuk merencanakan dan mempersiapkan dana hari tua supaya generasi setelah kita tidak lagi menjadi sandwich generation seperti yang dialami oleh orang-orang seusia kita sekarang. Banyak orang-orang seusia kita yang menjadi sandwich generation dan menanggung biaya hidup orang tua maupun orang-orang yang lebih muda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pentingnya dana pensiun.. biar nantinya nggak ngerepotin anak

      Hapus
  3. kalau rencananya sudah tua nanti hanya mau menikmati hidup harus banget mulai dari sekarang ketika usia masih produktif untuk persiapkan dana pensiun contohnya dengan dplk manulife ini yah mba yayat

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mbak mulai menyisihkan dana pensiun .. kecil gak papa yang penting konsisten

      Hapus
  4. Quotenya mantap kak, mengenai gaji tidak membuatmu kaya, tetapi spending habits. Ku merasa sekali bahwa setiap bulan, pengeluaran untuk jajan (latte factor) ini besar sekali. bisa jadi malah lebih besar ketimbang kebutuhan pokok seperti bayar tagihan air, listrik dan belanja.

    Persiapan dana pensiun kalau belum bisa menabung di rekening khusus yang beresiko diambil dan tidak mendapatkan keuntungan lain selain uang yang mengendap, bisa dialokasikan untuk program yang terdapat di DPLK Manulife Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengeluaran jajan emang masih besar.. sama saya juga ngalamin.. masih tergoda sama promo promo.. semoga bisa mengurangi jajan dan menambah dana pensiun

      Hapus
  5. Prinsip yang bagus yang patut di contoh anak dan cucu. Yang penting masa tua adalah tidak menyusahkan anak anak-anak dan banyak ibadah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. menikmati hari tua dengan bahagia ya mpok

      Hapus
  6. Iya mba aku juga makin banyak belajar bahwasanya pensiun itu justru direncanakan dengan baik agar kedepannya tidak repotkan anak-anak..

    sampai saat ini aku juga masih mikir2 buat investasi karena beberapa kali usaha masih jatuh terus belum bangun2 hehehe..semoga bisa kedepannya nih

    BalasHapus
  7. MasyaAllah...inspiratif mba ceritanya. Semua memang berawal dari kedisiplinan ya agar hidup di hari tua aman dan nyaman. Sedih membayangkan kalau nanti hari tua masih bekerja keras. Saya juga lagi berpikir menambah pemasukan dan belajar literasi tentang asuransi nih mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. manfaat dana pensiun banyak yaaaa... supaya nanti bisa pensiun dengan bahagia

      Hapus
  8. Banyak cara untuk mempersiapkan dana pensiun ya mba, kayaknya prinsip orang tua mba yayat mirip aku, pantang berhutang. Hehe. Tapi tetep dipersiapkan kok dana untuk masa tua.

    BalasHapus
  9. Sama kayak bapakku nih..kalo ngasih uang jajan anaknya tuh ngepas banget. Soal sekolah juga nomer satu, makanya bapak udah nyiapin biaya sekolah anak-anaknya. Bahkan tuanya bapak sama ibu juga gak ngerepotin anak-anaknya dan alhamdulillahnya juga gak ninggalin hutang balah ninggalin aset buat kami anak-anaknya. Makanya pengen banget bisa kayak bapak ibu yg walau dari desa tapi pemikirannya akan literasi keuangan cukup maju.

    BalasHapus
  10. Disiplin menabung sejak dini biar jadi kebiasaan baik, karena memang akan terasa manfaatnya.
    Apalagi gak bisa prediksi juga kedepannya akan seperti apa, maka mengatur keuangan dengan financial planning yang tepat

    BalasHapus
  11. Saya adalah salah satu member manulife. Saya pu berprinsip bahwa saya membesarkan anak saat ini bukan menjadi investasi buat saya, tapi buat dirinya sendiri. Lalu bagaimana saya? saya bisa mandiri di hari tua saya nanti :)

    BalasHapus
  12. Orang tua di mana2 emang lbh suka tinggal di rumahnya sendiri ya mbak. Enaknya kalau melek finansial sejak awal ya gtu ya. Pengen juga hdup gtu pas tua nanti gak ngrepoti anak2.Kudu bener2 disiplin nih manajemen keuangannya seperti nabung, inves, juga nyiapin dana pensiun ya buat masa mendatang.

    BalasHapus
  13. makasih sharingnya mba
    aku juga udah punya rencana sih buat hari tua nanti tapi belum sempet itung2an

    baca ini jadi lebih terinspirasi

    BalasHapus
  14. Menua dengan bahagia, rasanya tentu impian semua orang. Makanya selagi sekarang memang mesti disiplin soal pengeluaran ya, kayak ortu Mba Yayat & banyak ortu lainnya. Memang orang dulu itu rasanya jauh lebih disiplin hidupnya & gak neko2.

    BalasHapus
  15. Menaikan pendapatan, untuk tabungan masa tua, jadi salah satu cara yg saya lakukan juga saat ini...

    BalasHapus
  16. Saya juga bercita-cita pengen bahagia di masa tua. Duduk bertelekan di depan teras rumah sambil nyeruput secangkir kopi hangat 😅😅... Perencanaan keuangan memang sangat penting banget ya Mba.

    BTW saya juga jarang ngasih uang jajan sama anak, sering dibawakan bekal, selain ngajarin disiplin keuangan, juga lebih sehat dan hemat hehehehe... Very nice article 👍👍

    BalasHapus
  17. Investasi untuk masa depan juga harus disiplin ya, biar nanti menuua dengan bahagia dan sejahtera.

    BalasHapus
  18. investasi saat tua sangat penting ya Mbak, semoga di hari tua nanti kita tetap sehat dan tidak ngrepotin anak dengan investasi yang sudah kita siapkan...

    BalasHapus
  19. Aminnn semangat menyiapkan kebahagian kini dan di hari tua kelak ya kak...

    BalasHapus
  20. Jadi mikir nih usia 40 tahun bentar lagi tapi belum sepenuhnya siap dengan dana buat pensiun. Pengin juga kan pensiun awal terus bisa traveling asyik. Thanks sharingnya, Mbak Yayat.

    BalasHapus
  21. Menyusun rencana keuangan yang tepat tuh harus dilakukan sejak kini ya mbaa

    BalasHapus
  22. Masya Allah tabarakallah, sedisiplin itu orang tua menyiapkn masa tuanya. Sebuah pembelajaran yg bikin ingat untuk selalu memikirkn masa depan nanti

    BalasHapus
  23. Saya tuh mengidamkan banget bisa bahagia sukses finansial pada masa tua. Alhamdulillah saya sudah mulai menyisihkan pendapatan untuk investasi masa tua..

    BalasHapus
  24. Cakeep,baca tulisan ini bikin makin semangat siapkan hari tua yang ngga bermasalah dengan financial.

    BalasHapus
  25. Wah baru nyadar usia 30th nanti belum nyiapin apa apa.. Masih mikir seneng seneng aja, tertampar rasanya huhhhu

    BalasHapus
  26. Saya sudah 5 tahun terakhir ini menyisihkan dana khusus untuk dana pensiun.Awalnya memang agak berat ya menyisihkan tiap bulan tetapi karena tahu manfaatnya untuk masa depan jadi semangat deh

    BalasHapus
  27. Pola makan akan berpengaruh pada kesehatan di masa depan. Biar pas pensiun tidak terjadi komplikasi dan bisa happy saat pensiun

    BalasHapus
  28. Noted banget deh 4 kriteria pensiun bahagia. Insya Allah mulai prepare saya kak, biar juga nggak merepotkan anak cucu...tapi bahagia bersama mereka nantinya. Aamiin

    BalasHapus
  29. syukurnya kantor aku udh mendaftarkan aku di DPLK Manulife, jadi ya makasih banget kantor jg ud sadar soal asuransi termasuk dana hari tua.

    BalasHapus
  30. Masa tua yang menyenangkan kalau seperti itu ya, Mbak. Anak-anak udah pada mandiri. Orangtua gak tergantung ke anak. Hidup tenang di desa. Tetapi, memang harus direncanakan sejak awal. Harus disiapkan dananya

    BalasHapus
  31. Salah satu goalsku juga nih kak, ketika tua kelak tidak merepotkan anak cucu. Masih bisa berdiri sendiri. Harus direncakana sedari dini

    BalasHapus
  32. Kujuga kebayang buat masa tua maunya bisa mandiri tanpa nyusahin anak plus bisa jalan2 berdua suami hihi. Mesti disiapkan dari sekarang ya mba supaya bisa tercapai..

    BalasHapus
  33. Betul sekali, mengenai banyaknya lansia yang terabaikan bahkan menggelandang. Makanya sekarang sedang pula didorong "human rights for older people" barusan saya juga dapat informasi dr trainingnya, dan memang slah satunya finansial. Karena kita belum terlambat, harus rencanakan dengan baik

    BalasHapus
  34. nyiapin dana hari tua dari sekarang, saat masih muda saat usia produktif kan juga memotong sandwhich generation culture yaa, kasian beban ekonomi ke anak cucu kan. Apalagi klo masih ada cicilan2 yg diturunkan :( Aku pun pengen banget menikmati hari tua yang bahagia, tenang, berkecukupan tapi ya mandiri. Menarik nih ya konsep investasi/asuransi buat hari tua dari Manulife, bisa dikulik2 dulu nih :)

    BalasHapus
  35. Setuju kak Yayat, dana pensiun itu penting agar tak merepotkan anak-anak dan sanak saudara. Kalau diawali dari sekarang sepertinya tidak berat daripada ditunda-tunda jelang pensiun. Andaikata pensiun usia 60 tahun maka ada semakin banyak waktu dan makin sedikit angsurannya jika dimukai sejak dini. Salam hangat kak. @depus.

    BalasHapus
  36. dana hari tua memang harus disiapin sih yaa sejak saat ini juga, bisa buat hidup tenang tanpa ngebebanin anak, bisa buat jalanin hobi misalnya travelling impian, or memanjakan diri lah yaaa saat di usia senja

    BalasHapus
  37. salut dengan orang tuamu, Mbak Yayat. Telaten menyisihkan tabungan hingga sukses menikmati masa tua di desa sesuai impiannya. Motivasi enggak mau merepotkan anak perlu ku contoh supaya punya persiapan dana hari tua.

    BalasHapus
  38. Iyesss.. note.. pesiun bahagia..liburan bersama pasangan, mencukupi kehidupan sehari-hari secara mandiri, mempertahankan gaya hidup sederhana seperti sekarang dan, berusaha untuk tidak menjadi beban bagi anak cucu nanti.

    BalasHapus