Belajar Berbisnis Sejak Dini bersama Saudagar Muda BNI

Kadang kita melihat kesuksesan seorang pengusaha hanya dari hasilnya saja dan tidak melihat prosesnya. Sesungguhnya proses menuju keberhasilan pada profesi pengusaha itu teramat panjang, jatuh bangun berkali-kali, gagal berkali-kali. Tapi tiap pengusaha punya jatah gagal, setelah gagal berkali-kali ada saatnya kesuksesan berhasil di raih. 


Kalimat-kalimat itu saya dengar dari Akbar Al Kautsar alias Aldo, Owner Moo Nyusu. Mas Aldo hadir sebagai salah satu narasumber di acara Berbisnis Kreatif Out Of The Box di Era Global yang diselenggarakan Rumah Kreatif BUMN dan BNI di Halal Park Senayan pada 14 Mei. Selain mas Aldo ada mbak Selly Hadiyati seorang model endorse dan mas Adi Hardiana Samsudin Direktur Business Development Video Youappi Apps.

Menarik mendengar mas Aldo berbagi tentang kisah bisnisnya. Moo Nyusu adalah gerai minuman berbahan dasar susu yang diolah menjadi minuman kekinian. Gerainya tersebar di mana-mana. Untung ya mas Aldo mengganti strategi karena awalnya ia ingin membuat cafe besar Moo Nyusu. Karena membuat cafe besar terkendala lokasi, maka mas Aldo menggantinya menjadi gera-gerai kecil.


Bisnis Moo Nyusu tidak mudah dijalani. Mas Aldo sempat terbelit hutang yang jumlahnya cukup besar yang mana hutang ini digunakan untuk memodali usahanya. Pusing pasti.. namun akhirnya mas Aldo bisa keluar dari belitan hutang dan pengalaman terbelit hutang jadi pengalaman yang teramat berharga. Kepada para anak muda yang hadir mas Aldo mengingatkan untuk menyerah pada masalah dalam bisnis.

Menurut mas Aldo, membangun bisnis itu harus SMART yaitu Spesifik, Measurable, Achievable, Realistic dan Time Bone. Jika gagal, teruslah bangkit. Habiskan jatah gagal hingga yang tersisa hanya keberhasilan, kata mas Aldo. Mas Aldo menutup sharing sore itu dengan kalimat "Mengejar ijasah itu penting tapi menggelar dagangan lebih penting". Kalimat lucu namun bermakna dalam.



Sesungguhnya di era Industri 4.0 saat ini, makin kreatif ide bisnis seseorang, akan makin punya potensi untuk laku. Kuncinya adalah cepat dalam mewujudkannya. Siapa yang paling cepat maka ia berpotensi jadi tren dan yang pertama dilirik orang. Jaman sekarang, profesi influencer, youtuber, vlogger adalah profesi yang lumrah. Dulu mana ada profesi seperti ini. Pemasaran produk juga sekarang selalu menggunakan kedahsyatan dunia digital.

Mbak Selly Hadiyati adalah seorang model endorser. Model endorser tuh seorang model yang memakai baju sebuah brand lalu dipasarkan di media sosial, biasanya sih di instagram. Bisa melalui instagram si model bisa juga melalui instagram pemilik brand. Sebagai timbal balik, brand membayar si model dalam bentuk uang atau produk. Model dicari berdasarkan kiprahnya di medsos. Makin namanya dikenal di medsos, makin laris ia di endorse brand.



Menurut mbak Selly, menjadi seorang endorser itu bukan hanya soal memasarkan baju aja juga tentang bagaimana membuat orang yang melihatnya tertarik untuk membeli produk yang dipasarkan. Makanya langkah pertama menjadi endorser adalah punya pengaruh pada para follower. Nah cara mempengaruhi ini tergantung pada seberapa besar interaksi pemilik akun pada followernya.

Ada konsep AIDA dalam dunia endorsment yaitu Attention, Interest, Desire dan Action. Produk harus menarik orang untuk melihat yang kemudian menimbulkan interest. Lalu orang memutuskan untuk membeli dan produk benar-benar dibeli. Dalam konsep AIDA, caption termasuk hal yang harus diperhatikan. Jangan sampe foto produknya sudah bagus eh bikin captionnya asal, orang bisa nggak jadi beli deh. 



Sharing mbak Selly nyambung sih ke sharingnya mas Adi Hardiana. Mas Adi bilang untuk memasarkan produk di dunia digital itu konsepnya people to people. Jadi bahasa pemasarannya pake bahasa yang dimengerti oleh orang. Bahasa pemasaran ini bisa melalui tulisan atau visual. Saat ini orang lebih tertarik pada visual. Jadi bentuk gambar atau video berpeluang menarik banyak attention.

Sharing 3 tokoh bisnis tadi sungguh bermanfaat buat para anak muda yang hadir. Beberapa yang hadir adalah pemenang kompetisi Saudagar Muda yang digelar BNI. Kompetisi ini adalah kompetisi para anak muda yang ingin berbisnis. Di kompetisi ini mereka diajarkan mengolah ide kreatif yang mereka punya menjadi ide yang siap untuk dijadikan bisnis. Misinya adalah agar anak muda banyak yang jadi berani buat berbisnis. 



Acara ditutup dengan berbuka bersama dan sebelum pulang saya sempatkan jalan-jalan di area Halal Park tempat berlangsungnya acara. Halal Park ini dikelola oleh Kementrian BUMN. Tujuannya membuat sebuah distrik halal di Jakarta. Bentuk bangunan Halal Park masih sementara karena sedang dalam proses pembangunan gedung permanen di area itu. Lokasinya di sebelah gedung Basket Senayan. 



Enak lho ngabuburit di sini, tempatnya sungguh adem dan gerai makanannya sudah banyak yang buka. Fasilitas mushola dan toilet juga ada. Saya tertarik dengan Coworking Space di area ini. Orang yang nggak punya tempat ngantor kayak saya emang butuh tempat mengerjakan pekerjaan seperti Coworking Space.

Ternyata untuk menyewa tempat di Coworking Space ini gratis. Cukup isi buku tamu dan kita bisa bekerja sambil menikmati wifinya yang super cepat. Disediakan juga teh dan kopi gratis di sini, sama seperti coworking space lain. Coworking space selama bulan puasa buka dari jam 14.00 wib - 21.00 wib. Sedangkan di luar bulan Ramadan buka dari jam 08.00 wib - 17.00 wib.





2 komentar