Kurangi Risiko Anak Alergi dengan Cukupi Kebutuhan Seratnya



Punya anak yang mengalami alergi padahal orangtua tidak punya riwayat alergi? Ini bisa terjadi karena imun anak terganggu. Anak alergi memang bisa disebabkan karena riwayat orang tua yang juga memiliki alergi. Namun bisa karena sebab lainnya yaitu karena anak kekurangan nutrisi penting yang menyebabkan perkembangan imunnya terganggu. Salah satu nutrisi penting itu adalah serat. Kekurangan serat bisa menyebabkan saluran cerna anak tidak bisa bekerja optimal dan melemahkan imun yang akhirnya membuat anak menderita alergi. 


Saluran cerna merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh anak yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, daya tahan tubuh, dan kesehatan anak secara keseluruhan, sehingga menjadi sistem perlindungan terdepan sekaligus cermin kesehatananak. Sebab, 70% komponen sistem daya tahan tubuh terdapat pada pencernaan. Asupan tinggi serat merupakan salah satu golden nutrition yang dapat penunjang kesehatan saluran pencernaan, khususnya di masa golden period yang merupakan tahapan tumbuh kembang paling penting pada awal kehidupan anak.


Bukan hanya mempengaruhi kesehatan fisik, alergi yang dimiliki anak juga dapat mempengaruhi kondisi psikologi anak dan orangtuanya. Sebab, dalam aspek perkembangan anak, gangguan alergi akan bisa berdampak pada fisik, sosial, dan kognitifnya. Untuk itu, orang tua juga harus bisa mendukung anak dengan golden stimulation atau memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan tahapan pertumbuhan anak, terlebih bagi anak dengan kondisi alergi.Penting bagi para orang tua dengan anak alergi untuk memperhatikan golden nutrition dengan memastikan konsumsi nutrisi seimbang dan kecukupan serat harian serta golden simulation.



Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal di atas, saya mengikuti webinar Bicara Gizi yang mengangkat tema “Peran Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Alergi Pada Anak” yang berlangsung secara online pada 23 Agustus 2022. Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Konsultan Alergi dan Imunologi Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Endah Citraresmi, Sp.A(K). Juga psikolog anak, Anastasia Satriyo M.Psi., Psi dan Oktavia Sari Wijayanti, seorang ibu yang memiliki anak alergi.


Apa itu Alergi Makanan?


Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak. Dari berbagai faktor pemicu, makanan merupakan salah satu masalah pemicu alergi yang sering dialami oleh anak. Sekitar 10% anak pada satu tahun pertama mengalami reaksi alergi terhadap makanan yang diberikan. Alergi makanan secara signifikan mempengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidup. Selain mempengaruhi kesehatan dan fisik anak, alergi makanan juga dapat mempengaruhi kualitas hidup anak seperti terbatasnya pemilihan makanan di luar rumah dan di sekolah, kecemasan timbulnya reaksi alergi jika tidak sengaja mengkonsumsi makanan tersebut, serta berisiko mengalami bullying di sekolah.


Anak yang mengalami alergi menunjukkan beberapa gejala seperti : 

- Terdapat bentol di kulit tubuh anak hingga bisa muncul bengkak.

- Anak akan muntah dan merasa sakit perut serta rongga mulut terasa gatal.

- Secara mendadak anak akan batuk dan sesak napas. 

- Bahkan pada tipe alergi yang membutuhkan reaksi lama, anak akan mengalami diare dan BAB bercampur darah.


Untuk mengatasi anak yang menderita alergi, orangtua bisa menghindari makanan penyebab atau memilih makanan pengganti. Namun dalam melakukannya, sebaiknya orangtua berkonsultasi dulu dengan ahli gizi. Karena jika tidak dilakukan dengan benar akan ada resiko yang terjadi. Misalnya, menghindari makanan penyebab alergi bisa berakibat anak menjadi sulit memilih makanan. 


Menurut Anastasia Satriyo M.Psi., Psi selain mengganggu kesehatan fisik, alergi juga menyebabkan dampak psikologis bagi anak dan orangtuanya. Hal ini tergambar dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa 41% orang tua yang memiliki anak dengan kondisi alergi melaporkan dampak yang signifikan pada tingkat stres mereka. Oleh karena itu, alergi bukan hanya dapat memengaruhi pada psikologis si kecil, namun orang tua akan turut merasakan efeknya secara langsung.


Anak dengan alergi lebih rentan mengalami kecemasan dan mengembangkan Kecemasan Tinggi (High Anxiety) sampai Generalized Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan). Kondisi psikologis yang berpeluang terjadi oleh anak-anak dengan kondisi alergi seperti gangguan daya ingat, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperaktif dan lemas, sehingga anak akan menjadi cenderung kurang percaya diri saat bersosialisasi dengan teman sebayanya



Sementara untuk orangtua, dampak psikologis dari alergi makanan seringkali membuat orang tua memikirkan dan mengkhawatirkan anak serta menjadi cemas, terkadang lebih serius daripada alergi makanan itu sendiri. Orangtua dari anak yang alergi mengalami kecemasan lebih tinggi dan lebih rentan mengalami burnout. Orangtua  akan merasakan emosi berupa takut, khawatir, dan cemas secara intens yang mewarnai keseharian orangtua.


Manfaat Serat untuk Saluran Cerna


Anak membutuhkan nutrisi yang lengkap dan seimbang agar pertumbuhannya optimal. dr Endah Citraresmi menjelaskan, empat nutrisi penting  itu adalah lemak, protein, karbohidrat dan serat. supan makanan berserat tidak bisa diremehkan. Selain dapat membantu optimalisasi kesehatan saluran cerna yang krusial bagi tumbuh kembang dan kesehatannya, asupan serat harian yang cukup juga dapat memengaruhi terjadinya gangguan kesehatan, salah satunya kejadian alergi pada anak. Sebab, penelitian menyatakan bahwa pola makan rendah asupan serat merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi.


Untuk itu, orang tua perlu memiliki pengetahuan yang cukup serta kejelian dalam memilih dan memberikan asupan nutrisi yang sesuai dengan kondisi anak, memiliki gizi yang seimbang serta juga kaya kandungan serat agar dapat mendukung mengoptimalkan tumbuh kembang anak, khususnya bagi anak yang memiliki kondisi alergi. Penting bagi si Kecil mengkonsumsi serat dalam jumlah cukup sesuai angka kecukupan gizi (AKG) yang telah ditentukan berdasarkan kelompok umur.



Namun, konsumsi makanan berserat pada anak-anak masih harus terus didorong karena masih belum menjadi perhatian banyak orang tua di Indonesia. Kecukupan serat anak Indonesia masih belum memenuhi standar rekomendasi asupan serat harian. Dari data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, 95,5 persen penduduk Indonesia berusia di atas 5 tahun masih kurang konsumsi serat. 


Penelitian lain juga menunjukkan bahwa 9 dari 10 anak kekurangan asupan serat, dimana rata-rata anak Indonesia usia 1-3 tahun hanya memenuhi ¼ (seperempat) atau rata-rata 4,7 gram per hari dari total kebutuhan hariannya. Jumlah ini masih jauh di bawah AKG yang direkomendasikan, yaitu 19 gram serat setiap harinya.  Melihat kondisi tersebut, maka penting bagi para orang tua di Indonesia agar dapat membangun kebiasaan makan serat pada anak sedini mungkin. Dengan mulai memperkenalkan makanan serat secara terus menerus sejak dini, maka diharapkan kebiasaan yang baik ini dapat terus berlanjut hingga dewasa. 


Dengan mengonsumsi serat dalam jumlah cukup, bisa memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan anak, seperti memperbaiki keseimbangan sistem imunitas tubuh, mengurangi inflamasi akibat alergi, dan bermanfaat bagi mikrobiota di dalam saluran cerna yang akan membuat nutrisi makanan terserap dengan optimal. Kondisi disbiosis atau ketidakseimbangan komposisi dan fungsi mikrobiota saluran cerna dapat berhubungan dengan kejadian alergi pada anak. 



Anak dengan alergi memiliki jumlah dan keberagaman mikrobiota saluran cerna yang lebih sedikit, dibandingkan anak yang tidak menderita alergi. Maka, penting untuk mengembalikan keseimbangan komposisi dan fungsi mikrobiota saluran cerna. Salah satunya, dengan mengonsumsi serat yang cukup. Pada anak yang memiliki alergi, orangtua harus dapat memilih jenis makanan yang tepat dan tidak mengandung zat-zat yang menyebabkan alergi, menjaga asupan gizinya tetap seimbang dan juga bisa diberikan makanan atau minuman yang difortifikasi serat. 


Ada dua makanan yang mempengaruhi mikrobiota usus yaitu probiotik dan prebiotik. Probiotik merupakan makanan yang mengandung mikroorganisme hidup yang memberikan manfaat kesehatan jika diberikan dalam jumlah cukup. Beberapa makanan yang mengandung priobotik adalah tempe, kimchi, yoghurt, kefir dan lain-lain.


Sementara prebiotik adalah komponen makan yang akan digunakan oleh mikrobiota usus. Makanan yang mengandung serat memiliki syarat tidak bisa dicerna oleh enzim pencernaan manusia. Ketika makanan berserat tiba di usus besar, makanan akan difermentasi oleh mikroba usus. Jadi prebiotik adalah makanan untuk mikroba usus. Beberapa makanan yang mengandung prebiotik adalah sayur, buah-buahan, biji-bijian seperti kacang polong dan kacang merah.



Lalu bagaimana cara orangtua mengatasi kekurangan serat pada anak? Caranya adalah dengan makan lebih banyak serat. dr Endah Citraresmi memberikan tiga tips yaitu :

1. Makanlah minimal lima porsi buah dan sayur per hari. Jika bisa, makan juga kulitnya karena mengandung lebih banyak serat dibandingkan mengubah buah atau sayur menjadi jus.

2. Pilih berbagai roti, sereal, beras, dan pasta dari biji utuh. Contohnya seperti nasi merah dan roti gandum utuh. Saat membuat roti atau kue, Mama juga bisa mengganti separuh tepung terigu dengan tepung gandum utuh.

3. Jika makan makanan tinggi serat, kemudian juga diharuskan meminum lebih banyak air karena serat menyerap air dari tubuh.


Oktavia Sari Wijayanti, seorang ibu yang memiliki anak alergi menyarankan agar orangtua yang memiliki anak alergi makanan untuk ekstra dalam menangani gejala akibat alergi dengan menghindari faktor pemicunya. Orangtua harus memperhatikan asupan nutrisi yang diberikan kepada anak, serta memastikan asupan serat harian anak tercukupi untuk memastikan si kecil tetap sehat dan gejala yang muncul akibat alerginya berkurang. 


Oktavia juga ingin mengajak para orang tua lain yang memiliki anak dengan kondisi alergi untuk tidak perlu  khawatir dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Anak yang memiliki alergi punya kesempatan untuk bertumbuh kembang secara optimal. 








9 komentar

  1. Aku kalau ketemu sama temen yang alergi makanan tertentu, jadinya sedih. Kayak yang ada alergi seafood, padahal tinggal di Indonesia yang dikenal sebagai salah satu negara surganya seafood.

    Kalau di kampung, kadang ada jargon, "anak jangan terlalu dipantangin, ntar jadi susah makan sesuatu." Ya di pemikiran awam ngerasa ada benernya juga. Kadang ada ortu yang terlalu alias super duper protektif sama asupan anak. Niatnya baik tapi kalau berlebihan juga gak bagus. Yang jelas, bener sesuai yang mbak Yayat tulis, risiko anak terkena alergi dapat diminimalisasi.

    BalasHapus
  2. Anak2 emang suka males mengonsumsi sayur dan buah. Dari orang tuanya kudu dipaksakan. Nanti gak bisa bab baru tau. Ini pengalaman pribadi juga

    BalasHapus
  3. oh ternyata, saluran cerna yg sehat bisa menjadi salah satu solusi mencegah alergi pada anak ya.. terima kasih sharingnya mba, bahus banget nih utk kuteruskan info ini ke kakak yg msh punya balita..

    BalasHapus
  4. Yang agak sulit itu memang 'memaksa' anak makan buah dan sayur secara rutin ya. Perlu strategi khusus buat orangtua membiasakan anak-anaknya makan buah/sayur yang memang banyak serat. Soalnya, pengalaman banget, saya sendiri paling susah makan sayur/buah, bahkan sampai saat ini.

    BalasHapus
  5. Menjaga pola makan dan kebutuhan serat anak menjadi tugas yang cukup berat. Pasalnya jaman sekarang itu ya, saya sering menemui anak yg tidak suka makan sayur. Lebih memilih junk food atau yang instan.

    Semoga tak menjadokannya alergi dan bisa perlahan makana makanan yang baik dan benar. Penuh nutrisi dan serat yang cukup.

    BalasHapus
  6. Iyayam sumber serat selain dari buah dan sayur juga dari kacang-kacangan dan gandum. Alhamdulillah, mendapat pencerahan mengenai cara menanggulangi anak alergi dan caranya bisa langsung dipraktekkan dengan menyiapkan menu penuh nutrisi sehar--hari.

    BalasHapus
  7. Baru tahu kalo serat bisa meminimalisir alergi. Anakku alergi seafood nih, setiap habis makan seafood mukanya langsung bengkak dan gatal, jadilah setiap kami makan seafood dia cuman nonton aja, hiks

    BalasHapus
  8. Aku masih jarang banget mengkonsumsi buah setiap harinya, tapi kalau untuk sayur mayur hampir setiap hari. Cuman kalau soal alergi aku alerginya telur, tapi masih suka juga makan telur dengan mencampurkan makanan lain seperti yang disebutkan diatas. Tipsnya manjur banget, jadi gak takut alergi lagi.

    BalasHapus
  9. Pemilihan makanan utk anak memang sangatlah penting utk pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak.

    Saya dulu pas masih kecil punya alergi parah sama ikan laut, mau makan sedikit atau banyak ikan laut, pasti saja efeknya diare bahkan tidak jarang sampai masuk ke rumah sakit.

    Namun sekarang alhamdulilah sudah tidak alergi lagi

    BalasHapus