Cegah dan Kenali Alergi sejak Dini


Alergi adalah suatu respon sistem imun si kecil yang tidak normal dalam mengenali bahan yang tidak berbahaya buat orang lain. Pada anak-anak, udang mungkin tidak menimbulkan dampak di fisiknya, namun bagi seorang anak yang alergi udang, makan sedikit udang dan produk turunannya bisa membuat kulitnya memerah dan gatal-gatal. Alergi penyakit yang wajar terjadi. Di dunia saja ada 30-40% penduduknya yang mengalami alergi.

Penting menangani alergi sejak anak masih kecil Alergi yg tidak dikenali dan ditangani sejak dini akan menyebabkan timbulnya alergi lain di masa depan. Terlambat mendiagnosa maka akan muncul dampak penyakit alergi yang akhirnya menghambat tumbuh kembang anak. Saya mendapat banyak sekali pengetahuan ketika mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Nutrisi Untuk Bangsa dan Sari Husada pada tanggal 23 Juni 2020.

Webinar yang bertajuk Menekan Potensi Alergi si Kecil dengan Deteksi ALergi dan Asupan Nutrisi yang Tepat sejak Dini ini diselenggarakan dalam rangka Pekan Alergi Dunia yang berlangsung pada 28 Juni - 4 Juli 2020. Narasumber webinar ini adalah Prof. DR. Budi Setiabudiwan, dr., SpA(k), M.Kes, seorang konsultan alergi dan imunologi anak. Putu Andani. M.Psi, Psikolog dari TigaGenerasi. Chacha Taib, sosok ibu dengan anak alergi dan Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia.


Berikan ASI Eksklusif untuk mencegah Alergi pada Anak


Menurut penjelasan Prof DR Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes, seorang konsultan alergi dan imunologi anak, dampak jangka panjang yang akan timbul akibat energi adalah :
1. Kesehatan : meningkatkan risiko penyakit degeneratif  seperti obesitas dan penyakit jantung.
2. Ekonomi : meningkatkan biaya pengobatan medis dan non medis, biaya tak langsung seperti tidak masuk kerja, anak bolos sekolah
3. Gangguan tumbuh kembang
4. Psikologi : menurunkan kualitas hidup si kecil.

Anak bisa mengalami alergi karena beberapa faktor, yaitu :
1. Ada riwayat alergi pada keluarga : 40-60% anak mengalami alergi jika kedua orang tuanya punya riwayat alergi
2. Kelahiran cesar : kelahiran cesar menyebabkan penundaan perkembangan bakteri baik dalam usus dan ini berpengaruh pada sistem daya tahan tubuh si kecill
3. Asap rokok dan polusi udara : hindarkan anak pada paparan asap rokok dan polusi. 

Pencetus alergi disebut alergen. Pencetus alergi dapat berupa makanan dan sesuatu yg terhirup misalnya susu sapi, kacang kedelai, kacang tanah, telur, udang, daging sapi, debu, tungau dan lain-lain. Di Asia persentase alergi terbanyak adalah alergi pada susu sapi dan telur. Kasein dan whey adalah protein dalam susu sapi yg menyebabkan reaksi alergi.



Anak yang alergi pada susu sapi akan akan menunjukkan gejala berikut ketika ia meminum susu sapi :
- Gangguan pencernaan seperti kram atau nyeri perut, muntah, mual, perut kembung dan diare.
- Gatal dan ruam di kulit
- Bengkak-bengkak di bagian tubuh tertentu
- Batuk-batuk
- Hidung meler
- Mata berair
- Rewel atau sering menangis

Anak yang mengalami alergi susu sapi harus menghindari protein susu sapi dan produknya. Ibu harus memberi bayi ASI Eksklusif untuk memenuhi nutrisinya. ASI Eksklusif adalah nutrisi yang tepat dan terbaik untuk anak alergi. ASI Esklusif mengandung alergen makanan dalam jumlah sangat sedikit sehingga dapat merangsang terjadinya toleransi dan alergi cepat hilang.

Namun adakalanya seorang ibu tidak dapat memberikan ASI Eksklusif karena adanya indikasi medis. Ibu dapat memberikan susu formula yang mengandung hidralisat parsial untuk alergi ringan, ekstensif untuk alergi sedang dan susu formula asam amino untuk anak dengan alergi berat.


Alergi itu dapat dicegah sejak dini yaitu dengan cara :
- Masa kehamilan : Ibu harus makan makanan yang bergizi dan bernutrisi. Tidak ada pantangan makanan tertentu.
- Sesudah lahir : memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan. Berikan makanan padat mulai usia 6 bulan, jangan sampai telat.
- Lingkungan : hindari paparan asap rokok aktif dan pasif.
- Berkonsultasi dengan dokter jika orang tua atau kakak/adiknya punya riwayat alergi.

Alergi tidak bisa hilang sepenuhnya atau disembuhkan tapi kadar alerginya akan berkurang seiring pertambahan usia. Alergi akan muncul jika ada pemicunya. Maka seumur hidup pengidap alergi harus menghindari makanan yang bisa memicu munculnya alergi.

Jika ibu ingin tahu apakah anaknya alergi atau tidak, Nutrisi Untuk Bangsa menyediakan tes di website Nutriclub. Hasil tes ini bisa dijadikan referensi untuk berkonsultasi dengan dokter. Isi dengan benar ya biar hasilnya juga benar.

Perilaku Anak yang Alergi, butuh Dukungan Orang tua


Putu Andani M. Psi., seorang psikolog menjelaskan soal perilaku anak yang alergi. Aspek perkembangan anak itu adalah fisik motorik, sosial emosional dan kognitif bahasa. Alergi yang mengganggu sisi fisik motorik misalnya repot memilih dan menyiapkan makanan. Sementara dari aspek sosial, anak akan merasa berbeda dengan yang lain. Anak yang alergi lebih sering murung, sedih dan cemas.



Ibu memegang peranan penting dalam menangani anak alergi. Penanganan dimulai sejak masa kehamilan. Ibu hamil tidak boleh stress berkepanjangan karena stress jangka panjang bisa menyebabkan alergi. Ibu harus merasa nyaman dan merasa dihargai.

Ibu yang mempunyai anak yang alergi, bisa melakukan 4 cara ini dalam menangani anak alergi :
1. Fokus pada perilakunya, ajak bermain karena anak mudah menyalurkan perilaku negatifnya.
2. Berteman dengan anak yang punya masalah serupa sehingga anak tidak merasa sendirian.
3. Beri anak informasi yang jelas mengenai alergi yang ia alami.
4. Interaksi orang tua dan anak.

Wajar jika anak mengalami tantrum, namun pada anak alergi, tantrum kemungkinan lebih sering terjadi dibandingkan anak lainnya. Untuk itu Putu Andini menyarankan orang tua melakukan :
1. Terima perasaan anak
2. Ketahui perasaan anak, sedih, cemas atau marah.
3. Temani anak, tunggu sampai anak emosinya reda.
4. Berikan solusi

Anak yang alergi membutuhkan dukungan penuh dari orang tuanya dan anak yang alergi bisa tumbuh dengan dengan baik jika diberikan nutrisi yang tepat.




1 komentar