Menikmati Sore di Kampung Warna Warni Jodipan Malang

Saya dan 3 teman menelusuri gang demi gang di kampung ini. Namanya Kampung Jodipan, sering juga disebut sebagai Kampung Warna Warni karena atap dan dinding rumah di kampung ini dicat warna warni. Kampung ini berada di kota Malang Jawa Timur. Saya mendatanginya suatu sore di bulan September tahun lalu. 

(dok.tribunnews)

Kampung Warna Warni menjadi ikon baru kota Malang. Belum ke Malang kalau belum ke Jodipan, begitu kata seorang teman saya yang tinggal di Malang. Maka demi dianggap sudah datang ke Malang, saya dan teman-teman mendatangi Jodipan. Eh tapi emang saya ada niat untuk mampir ke Jodipan sih, pengen menikmati suasananya.

Kampung Jodipan kondisinya mirip dengan Jakarta. Rumahnya padat dan terdapat gang sempit yang berkelok-kelok. Kampung ini ramai, bukan hanya karena penduduknya banyak namun juga karena banyak turis lokal yang jalan-jalan menikmati kampung Jodipan. Para warga nampaknya sudah terbiasa dengan kedatangan para turis lokal ini. 


Kawasan Jodipan merupakan kampung kumuh dulunya. Ada sungai membelah Kampung Jodipan. Sungai ini menjadi tempat sampah bagi warga Jodipan. Dengan kondisi rumah yang padat, bisa saya bayangkan betapa kumuhnya kampung ini dulu.

Sekumpulan anak muda yang menamakan dirinya Guyspro punya ide kreatif mengecat rumah warga jadi warna-warni supaya tampilan rumah terlihat lebih rapi. Di tembok rumah juga dilukis beberapa mural. Guyspro juga memberi edukasi pada warga agar tak membuang sampah di sungai atau sembarangan di wilayah pemukiman. 



Ndilalah cat rumah yang warna-warni malah menarik minat orang untuk datang melihat. Geografis Kampung Jodipan memang menarik. Kawasan pemukiman lebih rendah dari jalan raya. Jadi orang bisa melihat Jodipan dari atas. Jalan raya ini pun termasuk jalan utama yang ramai dilalui kendaraan.

Saat ini pemerintah kota Malang sudah menetapkan Jodipan sebagai obyek wisata. Untuk membantu warga merawat Jodipan, kita dikenakan 2000 rupiah untuk masuk ke kawasan Jodipan. Harga yang teramat murah buat menikmati Jodipan yang unik. Motor bisa masuk ke Jodipan dan parkir di sini. Namun untuk mobil parkirnya di area Stasiun Kereta Api Malang yang jaraknya tidak terlalu jauh.



Saya dan teman saya melangkah kian masuk ke dalam Jodipan. Beberapa kali kami bilang permisi pada ibu-ibu yang sedang mengobrol di teras rumahnya. Sempitnya gang membuat teras rumah warga langsung nyambung dengan gang. Agak segan juga sih mengganggu para ibu yang asyik ngobrol ini.. tapi jalannya emang harus lewat situ.

Kami berhenti di rumah warga yang di temboknya dilukis mural. Ada lukisan yang ala 3D gitu jadi keren kalo di foto. Istilah jaman sekarang tuh Instragamable. Ada mural balon udara, kupu-kupu, pesawat dan lain-lain. Gang sempit yang macam labirin sempat membuat kami bingung untuk mencari jalan ke arah sungai. Baru ketemu jalannya setelah beberapa kali bertanya ke warga.



Sungai yang membelah Jodipan tidak besar. Airnya cukup bersih, tak ada sampah yang terbawa air mengalir. Di atas sungai ini terdapat jembatan kaca yang dipakai orang menyeberang ke kawasan Jodipan di sisi satunya. Ada pengeras suara yang selalu mengingatkan pengunjung untuk tidak terlalu lama berhenti di tengah jembatan kaca. Supaya orang lewat tidak terganggu.

Sore sudah menjelang, cahaya matahari mula meredup. Tapi area sungai tempat saya dan teman-teman berdiri masih juga ramai. Para pengunjung yang kebanyakan anak muda asyik berkumpul sambil berfoto ria. Sediakan memory handphone yang banyak kalau ke Jodipan ya.. karena banyak spot foto yang menarik. 



Kami pergi dari Jodipan menjelang Maghrib untuk sholat dan makan malam. Kami berjalan kaki menuju mobil yang terparkir di area stasiun kereta api Malang. Kemarin saya ke Malang menggunakan kereta api dan esok hari saya juga menggunakan kereta api untuk kembali ke Jakarta. Saya memang paling suka menggunakan kereta api kalau pergi ke daerah di Jawa.

Buat saya naik kereta api itu menyenangkan. Memang perjalanan lama dan nggak secepat naik pesawat. Tapi justru lamanya perjalanan membuat kunjungan saya ke Malang menjadi tak terlupakan. By the way.. ini adalah kedatangan saya yang pertama ke Malang setelah sekian lama saya memimpikannya. 



Mudahnya Beli Tiket Kereta Api Di Pegipegi
Harga tiket ke Malang murah harganya, setara dengan harga tiket Jakarta - Jogja padahal lama perjalanannya 2 kali lipat... hampir 14 jam. Saat ke Malang, saya naik kereta Majapahit yang berangkat dari Pasar Senen. Kereta Ekonomi ini tiketnya saya beli seharga IDR 245.000.

Saya beli tiket kereta api di Pegipegi, e-commerce langganan saya. Saya suka beli tiket di Pegipegi karena mudah caranya dan mudah pula bayarnya. Saya cukup membuka website Pegipegi dan memilih kereta api sesuai jadwal dan tujuan saya. Lalu bayar lewat bank secara online juga. Tiket dikirim ke email. Saya tinggal pergi ke stasiun untuk print boarding pass dan berangkat. Sesederhana itu.

Untuk kereta api tujuan Malang, ada 3 jenis kereta api yang berangkat. Jayabaya berangkat siang, Matarmaja berangkat jelang sore dan Majapahit berangkat agak malam. Dari 3 jenis kereta api ini, kereta Matarmaja yang paling murah. Harganya 100 ribuan, tapi berangkatnya nanggung sih.. jam 3 sore. 



Jika pergi menggunakan kereta api, saya selalu memilih duduk dekat jendela dan posisi di tengah gerbong. Maka kursi pilihan saya di baris 10 - 15. Kenapa? Karena duduk di jendela membuat saya bisa menikmati pemandangan sepanjang perjalanan dan tidak terganggu dengan orang yang lalu lalang. Saya pilih di posisi tengah gerbong supaya nggak terganggu dengan orang yang keluar masuk gerbong.

Makanya setelah saya mengisi data penumpang di Pegipegi, saya selalu mengganti nomor kursi dengan posisi yang saya mau. Kalau kita pergi jauh hari dan tidak di musim liburan, kita mungkin banget buat memilih kursi. Tapi kalo lagi musim liburan agak susah karena kereta api pasti penuh.

Ada beberapa keuntungan membeli tiket kereta api di Pegipegi yaitu rutenya lengkap untuk semua jenis kereta api, transaksinya mudah dan bebas antre, ada berbagai macam pilihan pembayaran dan sistem yang terpercaya karena telah terverifikas oleh SSL yang menjamin privasi dan keamanan transaksi online kita. Yuk.. ke Malang naik kereta api.

5 komentar

  1. Keren ya,,,warna warni,,,btw ini lokasi yang dipakai shotting film yowisben itu ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah aku malah belom pernah nonton film yowisben mas

      Hapus
  2. Nyah, kamu sesegar warna warninya Malang ��

    BalasHapus
  3. Bagus ya kampugnnya...makasih mbak Daffana

    BalasHapus