Pelatihan ini Untuk Perempuan, Agar Bisa Mengurus Keuangan

Tetangga saya, seorang ibu dengan 3 anak. Suaminya sudah wafat beberapa tahun lalu. Ia membuka warung kecil-kecilan untuk menghidupi keluarga. Warung kecil-kecilan itu memang kecil dalam arti sebenarnya. Mengambil jatah ruang tamu, warung diisi dengan aneka barang dagangan seperti gula pasir, mie instant, makanan kecil dan lain-lain.
(dok.freepik.com)

Nampaknya sulit memenuhi kebutuhan hidup dengan hanya mengandalkan keuntungan dari warung yang tak seberapa. Apalagi ketiga anaknya sekolah semua. Karena itu si ibu menyambi menjual nasi uduk setiap pagi. Nasi uduk yang dijual ibu ini enak sekali, saya sering membelinya untuk sarapan.

Sekali waktu, ketika ada kesempatan buat ngobrol, saya tanya kepada si ibu, gimana caranya mengatur keuangan hingga cukup buat makan sehari-hari. Saya punya 3 anak dan cukup sulit mengatur keuangan. Selalu besar pasak daripada tiang.

Sang ibu bilang, yang terpenting adalah mengeluarkan uang hanya untuk yang penting. Misalnya untuk masak, untuk keperluan anak sekolah, atau untuk membayar listrik. Ia akan menunda pengeluaran untuk yang nggak penting. Misalnya membeli baju, ini dilakukan hanya setahun sekali, menjelang lebaran. 



Wah saya sungguh salut dengan cara si ibu mengatur pengeluaran. Saya belum bisa sedisiplin si ibu, saya suka tergoda kalau ada barang diskonan. Apalagi pas Hari Belanja Online Nasional tuh. Pasti ada aja yang saya beli dan akhirnya membuat pengeluaran bertambah besar.

Memang mengatur keuangan adalah hal yang cukup sulit buat sebagian orang. Terlebih para wanita. Kita para wanita sering tergoda buat belanja dan belanja. Kita beranggapan diskon itu menghemat pengeluaran, karena beli barang dengan harga murah. Tapi sebenarnya diskon membuat kita mengeluarkan uang buat belanja.

Pada rumah tangga, ibu yang nggak bisa mengatur keuangan akan membahayakan kondisi keluarga. Cash flow keuangan keluarga akan terganggu jika ibu tak bisa mengontrol keuangan. Padahal dalam keuangan keluarga banyak yang harus diurus kan, seperti membayar listrik, membayar uang sekolah anak, biaya masak sehari-hari dan lain-lain. 



Masalah lemahnya wanita dalam mengatur keuangan melirik banyak pihak untuk mengulurkan bantuan memberi pengajaran. Biar para ibu jadi pintar mengatur keuangan. Salah satunya adalah program pelatihan literasi keuangan dari Prudential Indonesia.

Literasi Keuangan Agar Perempuan Indonesia Jadi Mandiri

Tanggal 11 Desember kemarin saya menghadiri konferensi pers Prudential Indonesia tentang pelatihan literasi keuangan yang diadakannya. Pelatihan literasi keuangan ini adalah salah satu program unggulan Community Investment Prudential Indonesia di bidang edukasi.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 oleh OJK menemukan bahwa hanya kurang dari 30% orang Indonesia yang melek keuangan. Artinya tingkat pemahaman masyarakat Indonesia pada soal keuangan masih rendah. Melalui survei juga terungkap bahwa litrasi keuangan perempuan (25,5%) lebih rendah dibanding pria (33,2%).



Jens Reisch, President Director Prudential Indonesia bilang bahwa perempuan Indonesia sebenarnya punya potensi pada kemajuan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Karena itu Prudential Indonesia memberi perhatian besar pada perempuan dan literasi keuangan. Kiprah Prudential Indonesia sejalan dengan strategi pemerintah yang menempatkan perempuan sebagai salah satu prioritas utama dalam berbagai program peningkatan literas keuangan di Indonesia.

Titi Eko Rahayu, Staf Ahli Menteri Bidang Pengentasan Kemiskinan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia pada konferensi pers kemarin mengatakan bahwa program Prudential Indonesia sejalan dengan komitmen Kementerian PPPA untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan secara mandiri melalui program pengembangan industri rumahan.

Bu Titi Eko Rahayu berharap dengan pelatihan literasi keuangan untuk perempuan ini makin banyak perempuan yang dapat lebih mandiri dari sisi ekonomi, mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi keluarga tanpa harus mengganggu peran lainnya sebagai ibu rumah tangga. Keuangan yang mandiri membuat masa depan keluarga jadi cerah.

Pelatihan literasi keuangan dimulai sejak awal Oktober di Manado lalu berlanjut ke Ambon, Sorong, Malang dan ditutup di Jakarta. Tahun ini ada 2500 perempuan dari berbagai kalangan dan latar belakang, khususnya perempuan dari kalangan menengah ke bawah yang mengikuti pelatihan ini. 


(dok.prudential.co.id)

Program pelatihan literasi keuangan sudah dijalankan sejak tahun 2009 dan berhasil menjangkau 27.000 perempuan dari 24 kota di seluruh Indonesia. Pelatihan ini juga melibatkan karyawan Prudential Indonesia serta kemitraan dengan berbagai komunitas antara lain komunitas istri nelayan, komunitas pedagang, UKM, PKK, mahasiswa, guru dan ibu rumah tangga.

Jangan berpikir bahwa pelatihan literasi keuangan ini berat dan membosankan ya. Karena para perempuan yang dilatih oleh karyawan Prudential yang perempuan juga, belajar dengan fun. Pelatihan berlangsung seharian dan materi yang diajarkan disesuaikan dengan latar belakang pesertanya. Jadi nggak bikin pusing dan boring.

Apakah pelatihan literasi keuangan akan dilanjutkan ke depannya? Ya tentu. Seperti yang bu Nini Sumohandoyo, Corporate Communications & Sharia Director Prudential Indonesia bilang bahwa antara 2018 sampai 2022, Prudential Indonesia ingin menjangkau lebih banyak perempuan di lebih banyak kota terutama di Indonesia Bagian Timur.

"Hal ini merupakan bagian dari strategi Community Investment Prudential Indonesia untuk membantu menyelesaikan tantangan sosial di wilayah tersebut. Pada 2022 kami juga menargetkan 50.000 perempuan di Indonesia sudah mengikuti pelatihan yang kami adakan," tutup bu Nini.

1 komentar

  1. Wah si Ibu itu keren, berarti beliau udah bisa menempatkan kebutuhan berdasarkan yang butuh duluan daripada hanya keinginan ya. Pengen juga bisa begitu euy. Ngomong-ngomong, pelatihan yang diadakan Prudential Indonesia juga keren banget karena membantu para perempuan untuk mendapatkan edukasi terkait cara mengelola keuangan. Pengen deh suatu hari bisa ikutan pelatihannya.

    BalasHapus