Ceritanya
siang 30 Maret 2016 sesudah antri minta EFIN di kantor pajak saya mampir ke
Carrefour Kramat Jati buat beli minuman. Siang panas cetar hari itu
bikin tenggorokan nagih minta dialiri air yang segar. Saya ambilah
sebotol minuman orange 500 ml di rak berpendingin. Harga tertera
adalah tujuh ribu rupiah. Karena saya nggak butuh membeli barang lain
maka saya langsung ke kasir dan membayar dengan uang pas. Ndilalah
kasir bilang harganya tujuh ribu seratus lima puluh rupiah. Saya
bengong sambil mikir.. lah di rak nggak segitu. Karena buru-buru kudu
balik ke kantor akhirnya saya bayarlah sesuai harga tertera. Oh ya...
saya tak minta kantong plastik yang berpotensi bikin saya ditagih dua
rarus rupiah lagi.
Sambil
jalan, saya curcol mengenai transaksi tadi di akun twitter saya di
@daffana (udah pada follow belum? *promo dikit*). Ini biasa saya
lakukan.. kalo curcol pasti saya twit ke akun twitter atau posting ke
facebook. Punya akun socmed masa dianggurin. Cuitan mengenai
perbedaan harga di rak dan di kasir mendapat reaksi dari beberapa
follower saya, termasuk mas Inu pemilik akun @beginu, kompasianer
senior penulis buku serial Pak Beye yang merupakan pemred kompas.com.
Rata-rata bilang bahwa perbedaan harga itu bukan sesuatu yang aneh
karena sering sekali terjadi, di minimarket atau di supermarket
daerah manapun.
dok.kompas.com |
Beberapa
follower saya juga pernah mengalami kejadian ini dan saya juga
beberapa follower saya sama yakin bahwa alasan dari minimarket dan
supermarket ini adalah human error... harga di rak belum sempat
diganti padahal harga di kasir sudah berubah. Lalu... sayapun
beraktivitas seperti biasa. Sempet kesel juga sih dengan selisih
seratus lima puluh rupiah tadi tapi sudahlah... saya anggap amal.
Kemudian
malamnya.. saya di mention mas Inu, yang memberikan link berita di
Kompas.com. Jarang-jarang lho mas Inu mention saya, karena beliau
sibuk dan saya juga sibuk... mas Inu sibuk kerja dan saya sibuk
ngetwit hahahaha. Segera saya buka link berita dari beliau dan
taarrraaaaa.... cuitan saya tadi siang dijadiin berita. Cuitan saya
di screeschoot segala. Tentu media sekelas Kompas.com nggak asal
menulis berita. Dalam berita itu ditulis bahwa Kompas.com telah
mengecek kebenaran cuitan saya dan yang saya alami itu benar adanya.
Harga minumannya emang beda antara di rak dan di kasir. Bebas lah
saya dari penyebaran berita hoax hihihihih.
Dari
komentar yang saya baca di berita itu, rata-rata pernah mengalami
kejadian beda harga dan itu terjadi di banyak minimarket dan
supermarket. Ada yang kemudian nggak jadi beli, ada yang beli tapi
komplen ke kasir. Alasan minimarket dan supermarket ini seperti
biasa... human error, harga di rak belum diganti. Alasan ini juga
yang diberikan oleh pihak Carrefour Kramat Jati ke Kompas.com
menanggapi keluhan saya. Sales Manager Beverage dan Perishable pak
Dani Zaenal seperti dimuat di Kompas.com bilang ini murni human
error.
dok.liputan6.com |
Pak
Dani juga menyarankan agar pembeli yang menemukan perbedaan harga di
rak dan di kasir langsung mengadu ke Customer Service dan akan
diselesaikan dengan baik. Menurut pak Dani hal ini pernah terjadi dan
diselesaikan oleh Customer Service hari itu juga. Kebetulan tadi
siang saya ke Carrefour Kramat Jati lagi dan iseng melihat ke rak
berpendingin, ternyata harganya memang sudah diganti sesuai dengan
harga yang saya bayar kemarin.
Dari
kejadian ini saya mikir ya.. yang pertama adalah, kejadian ini sudah
berulang kali terjadi di banyak minimarket dan supermarket. Kenapa
alasannya selalu human error, menyalahkan karyawan. Apakah tidak ada
SOP untuk ini? Kenapa nggak belajar dari pengalaman kasusnya gitu.
Padahal minimarket dan supermarket ini punya nama besar. Yang kedua,
saya tidak bermaksud lebay dikit-dikit ngadu ke socmed. Tapi melalui
socmed, saya berharap ada perhatian lebih dari managemen toko untuk
kejadian ini. Apalagi bisa diliat komentar yang ada.. mereka pernah
mengalami kasus yang sama lho.
Yang
ketiga... pembeli emang kudu cek dan ricek struk yang mereka terima,
cek lagi apakah harganya sesuai dengan yang tertera. Tapi... kalo
belanjaan nya banyak, di belakang mengular antrian orang-orang yang
mau bayar, apa inget kita dengan harga barang per item di rak tempat
kita ambil barang tersebut? Saya sendiri ingat harganya karena cuma
beli satu produk itu, hlaaaaa kalo saya beli 20 macam barang, belum
tentu saya inget harga per satuannya. Artinya... pembeli akan tidak
sadar dengan perbedaan harga yang terjadi.
Kalau
seperti ini... lagi-lagi pembeli ada di posisi pihak yang dirugikan.
Pihak minimarket dan supermarket tinggal bilang … ke CS aja buat
komplen dan kami akan selesaikan masalah beda harga ini. Saya yakin
bukan terakhir ini media menulis berita soal perbedaan harga, akan
ada lagi deh nanti entah di media apa, karena saya kok merasa, human
error masih menjadi alasan number one yang menurut pihak toko akan
menjadi permakluman bagi para pembelinya.
Salam
maklum...
Note : tulisan ini dipublish juga di Kompasiana tanggal 31 Maret 2016
Tidak ada komentar