Penanganan DBD: Pentingnya Edukasi 3M Plus dan Peran Vaksin




Demam berdarah dengue, merupakan salah satu penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia. Meskipun tampak seperti penyakit biasa, demam berdarah dengue dapat menjadi ancaman serius, terutama di daerah tropis dan subtropis di mana nyamuk pembawa virus ini berkembang biak. 


Untuk menekan jumlah pasien terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD), pemerintah, Lembaga kesehatan dan banyak tokoh publik, kerap memberikan edukasi untuk mencegah DBD. Mulai dari cara mencegah DBD hingga apa yang harus dilakukan ketika terjangkit DBD.


Takeda bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan pada Jumat 27 September 2023 mengadakan acara talkshow Dengue Prevention Effort to Achieve Zero Dengue Death by 2030 sekaligus penandatanganan Perjanjian Kerjasama Kemenkes RI dan PT Takeda Innovative Medicines untuk kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD.





Hadir dalam acara tersebut wakil dari Takeda, Gamze Yuceland, President, Growth & Emerging Markets, Takeda Pharmaceuticals International AG, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Komunitas Dengue Indonesia Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, dan Psikolog Tika Bisono yang aktif dalam kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD.


Perangi DBD dengan 3MPlus, sempurnakan dengan Vaksin DBD


Dalam sambutannya yang dibacakan, Dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS,mengatakan, "Kondisi terkini terkait upaya pencegahan dan pengendalian infeksi dengue di Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat masih perlu melihat ini sebagai ancaman serius, terutama ketika fenomena El Nino terjadi.”





“Pemerintah telah menetapkan target pengurangan angka kasus demam berdarah dengue dan menuju 0 kasus kematian pada tahun 2030 melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. Lebih lanjut, melalui Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue, kami telah menciptakan jejaring yang kuat antara para pemangku kepentingan untuk dapat mensukseskan target tersebut, dan pada hari ini melalui kemitraan publik-privat dengan Takeda, kami meluncurkan kampanye #Ayo3mplusVaksinDBD yang merupakan salah satu program penting untuk mendukung tujuan kami besar kami."


Sementara Gamze Yuceland, President, Growth & Emerging Markets, Takeda Pharmaceuticals International AG , menambahkan, "Takeda sangat mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam penanggulangan infeksi dengue, seperti yang tertuang dalam Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. Kami berkomitmen untuk menjadi mitra strategis dalam mewujudkan nol kematian akibat demam berdarah dengue di Indonesia pada tahun 2030.”


“Kami juga bangga menjadi salah satu pendiri dari sektor inovator untuk KOBAR (Koalisi Bersama) Lawan Dengue, yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI dan Kaukus Kesehatan DPR RI pada pada 8 September yang lalu dan mengajak masyarakat untuk mengimplementasikan kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD.





Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menambahkan terkait penanggulangan infeksi dengue di Indonesia dan bagaimana peran serta masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahannya. “Penanggulangan DBD di Indonesia merupakan tantangan yang kompleks. Namun, Pemerintah telah berkomitmen untuk mencapai nol kematian akibat infeksi dengue pada tahun 2030 melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. 


“Kami menghimbau masyarakat untuk bersama-sama, dengan prinsip-prinsip 3M plus dan vaksin mandiri DBD dalam mengatasi tantangan ini dan melindungi masa depan generasi mendatang," ungkapnya.


"Di negara atau wilayah dengan penularan infeksi dengue yang tinggi, anak-anak cenderung paling banyak terkena dampaknya, walaupun papara pada usia dewasa muda saat ini juga meningkat. Namun, menurut data Kementerian Kesehatan tahun2022, pola kematian akibat dengue dominan di kelompok usia muda, yaitu 5-14 tahun (45%).”





“Dengan demikian, upaya sosialisasi pengendalian vektor nyamuk dan vaksinasi dengue pada anak menjadi sangat penting sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui kegiatan edukasi pencegahan infeksi dengue kepada masyarakat. Kami juga mengapresiasi kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD sebagai langkah penting dalam meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap infeksi dengue di Indonesia,” kata Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Komunitas Dengue Indonesia.


Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia memaparkan, “Selain anak-anak, orang dewasa juga terancam terkena demam berdarah dengue. Karena terbukti manfaatnya, Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah merekomendasikan vaksinasi demam berdarah juga diberikan pada orang dewasa sampai umur 45 tahun. Saat ini vaksinasi demam berdarah dengue dapat diberikan pada rentang umur 6-45 tahun sesuai dengan anjuran dari dokter.





Pengalaman Tika Bisono


Tika Bisono selaku Pemerhati Dengue berbagi pengalamannya terkait infeksi dengue, 16 tahun sudah (Juli, 2007) semenjak Tika Bisono dan keluarga kehilangan putri tercintanya, Janika Ramadhanti Putri Argeswara, karena infeksi dengue. 


Pengalaman duka mendalam inilah yang mengantarkan Tika Bisono, sejak tahun 2007, menjadi seorang DUTA perang untuk melawan penyakit tersebut dengan melakukan penyebaran kampanye tentang bahaya infeksi dengue. “Pengalaman tersebut sungguh telah membuat saya dan keluarga belajar untuk bisa lebih paham, siap dan waspada terhadap pencegahan dan penanganan infeksi dengue.”


Penantian 16 tahun (2007-2023) akan adanya vaksin DBD membuat kami amat bersyukur dengan telah hadirnya pencegahanan inovatif dengan vaksinasi yang telah direkomendasikan oleh asosiasi medis dan pemerintah sebagai pilihan mandiri.”





Hadirnya vaksinasi ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka keparahan dan kematian akibat infeksi dengue. Karenanya kami ingin senantiasa mengajak masyarakat untuk dapat memanfaatkan akses vaksinasi ini agar mendapatkan perlindungan yang komprehensif, yang tentunya dilakukan melalui konsultasi langsung ke dokter atau ahli medis.”


“Kami bersama pemerintah RI dan Takeda sangat berharap agar masyarakat Indonesia dapat memaksimalkan kesempatan vaksinasi ini dan kami sangat mendukung Indonesia agar dapat mencapai tujuan kematian nol demam berdarah dengue atau Zero Dengue Death 2030 dengan kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD,” tutup Tika penuh semangat.





Mengatasi DBD: Kolaborasi Masyarakat, Kebersihan, dan Vaksin


Dari acara talkshow yang penuh informasi ini, saya membuat kesimpulan sebagai berikut : 


1. Tantangan utama penanggulangan DBD dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Jentik bisa ada di mana-mana bahkan di air bersih. Gejala penyakit juga berkembang. DBD sekarang sering tidak ada gejala. Penderita langsung drop dan di RS langsung terdeteksi bahwa ia terjangkit DBD. Virus DBD 50% menjangkiti anak di bawah 15 tahun.


2. Tantangan program adalah soal kebersihan lingkungan dan memberantas jentik. Jumantik baru aktif kalau ada kasus DBD. Pengetahuan masyarakat pada DBD masih kurang. Masyarakat hanya tahu pemberantasan DBD adalah dengan foging. 


3. Semua tantangan bisa diatasi jika ada kolaborasi bersama terutama 3M plus Vaksin DBD. Suhu, cuaca, kelembaban, curah hujan, kebersihan, kecepatan nyamuk dan jumlah nyamuk akan mempercepat proses penyebaran DBD.


4. Siklus 6-7 hari dari jentik sudah jadi nyamuk dewasa di suhu tinggi. Jika suhu rendah menjadi 13 hari.Dalam suhu normal nyamuk Aedes aegypti menggigit setiap lima setengah hari sekali. Namun, jika suhu cuaca mencapai 30° Celcius nyamuk Aedes Aegypti dapat menggigit setiap dua hari sekali.


5. Ada 2 hal yang harus diperangi dalam DBD. Untuk manusia dibantu vaksin. Penyakit endemis jadi masalah kalau jumlahnya terlalu besar dan menyebabkan kematian. Vaksinasi DBD diperlukan untuk membantu pencegahan dengue terintegrasi. Dengue sudah 50tahun di Indonesia dan kematian belum bisa jadi nol. 


6. Kunci perangi DBD adalah 3M plus dilengkapi vaksin. Vaksin adalah inovasi dari cara-cara yang sudah dikerjakan. Vaksin DBD sudah melalui berbagai kajian.


7. Ibu hamil jika terkena DBD tidak langsung menularkan ke bayi karena virus harus ditularkan lewat plasenta. Kalau bayi yang sudah lahir kena nyamuk DBD maka ia terinfeksi akan virus DBD. Virus ditulaskan lewat liur nyamuk. Ketika nyamuk menggigit maka virus dalam liur nyamuk ikut masuk ke tubuh manusia. 


8. Vaksin DBD yang ada di Indonesia mencakup usia 6-45 tahun. Konsultasikan ke dokter sebelum melakukan vaksin adalah langkah yang tepat


Saya setuju dengan saran mbak Tika Bisono yang mengatakan bahwa satu rumah bertanggung jawab pada 4 rumah lainnya untuk mengingatkan tentang 3M plus. Mulai dari rumah kita, perhatikan gaya hidup, pelihara kebersihan, buang air menggenang dalam memerangi DBD. Jangan lupa untuk vaksin DBD dalam melengkapi perlindungan #Ayo3MPlusVaksinDBD.



C-ANPROM/ID/QDE/0240 | Oct 2023

15 komentar

  1. Alhamdulillaah, warga di lingkungan rumahku rutin mengadakan fogging dan gerakan 3M plus untuk menghalau nyamuk-nyamuk nakal penyebab DBD. Jentik nyamuk itulah yang sering muncul di genangan air pot2 cantik. Menyebalkan sekali, memang. Jangan sampai ada sisa air deh. Soal vaksin DBD tentu harus dong agar kita dapat mencegah terjadinya DBD. Mari selamatkan keluarga kita bersama dengan konsisten!

    BalasHapus
  2. Edukasi demam berdarah sekarang ini masih perlu dan wajib kalau kataku. Selain memang melakukan kegiatan 3M sekarang ternyata sudah ada vaksin dbd juga ya mbak. Dengan melakukan vaksin ini jadi salah satu pencegahan terjadinya DBD.

    BalasHapus
  3. di rumah molly, banyak nyamuk. kayaknya perlu banget ikut vaksin dbd, untuk mencegah kena dbd sekeluarga. btw biayanya berapa ya?

    BalasHapus
  4. DBD masih menjadi tantangan di Indonesia yang merupakan negara tropis yaa.
    Alhamdulillah sekarang selain pencegahan dengan 3M juga sudah ada vaksin untuk perlindungan dari dalam ya. Semoga nanti vaksin ini tuh bisa jadi vaksin wajib yang bisa diperoleh gratis juga buat anak2 sekolah, kyk vaksin buat kanker serviks yang skrng udah bisa didapatkan dengan mudah.

    BalasHapus
  5. Di rumah suamiku yang pernah kena DBD, rawat inap beberapa hari dan dah bikin aku jantungan aja kondisinya. Setuju jika kunci perangi DBD adalah 3M plus dilengkapi vaksin. Yuk bisa kita edukasi semua tentang pentingnya 3M Plus ini

    BalasHapus
  6. Jadi inget dulu suamiku kena DBD kondisi nya naik turun bikin khawatir banget, setelah kejadian itu aku jadi parno banget kalau di rumah sudah banyak nyamuk, salah satu yang bisa di upayakan ya dengan edukasi 3m ini kepada seluruh keluarga untuk menghindari penyakit DBD ini, jangan lupa vaksin ya semuanyaaa.

    BalasHapus
  7. DBD kini pencegahannya bisa dengan 3M dan vaksin ya mba. Semenjak sepupu aku meninggal dan anak pertamaku jg pernah kena DBD rasanya was2 banget sama yg namanya nyamuk. Pengin ajak anak2 jg vaksin DBD ini, mau cek di RS biasa.. makasih infonya ya mba

    BalasHapus
  8. Sebelum datang covid, DBD sejak dulu sudah menjadi ancaman bagi masyarakat apalagi belum ada vaksinnya. Syukurlah sejaramg sudah ada vakain DBD ditambah makin besarnya perhatian pemerintah dan unsur lainnya dalam menangani penyebaran penyakit mematikan ini.

    BalasHapus
  9. Aku pikir juga DBD tuh cuma mudah terjangkit di anak-anak. Tapi orang dewasa juga bisa. Suamiku pernah 2x kena DBD. Hiiks~
    Rasanya sedih banget.
    Jadi memang kudu dicegah yang lebih baik dengan 3M ditambah vaksin.

    BalasHapus
  10. Setuju, mencegah DBD bisa mulai dari rumah kita, dengn cara memperhatikan gaya hidup, memelihara kebersihan, buang air menggenang dan melakukan vaksin DBD dalam melengkapi perlindungan

    BalasHapus
  11. 3M Plus sangat penting ya dilakukan saat ini. Jadi enggak hanya 3M tapi juga vaksin DBD. Karena memang penyakit ini sangat berbahaya. Banyak yang enggak tertolong akibat diserang penyakit DBD ini.

    BalasHapus
  12. Oiya, sekarang DBD sudah ada vaksinnya ya mba. Seluruh warga negara Indonesia bisa terlindungi. Apalagi sebentar lagi udah musim hujan. Fighting!

    BalasHapus
  13. Mampir di sini jadi tahu ternyata sekarang sudah ada vaksin dengue ya.

    Aku pun langsung browsing lagi tentang vaksis dengue ini.

    Ternyata hanya untuk usia 18-45 tahun karena vaksin dibuat dengan standard keamanan yang tinggi, semuanya harus berdasar pada uji klinis berbasis data.

    BalasHapus
  14. Duh iya, harus banget jaga kebersihan rumah ini, baru aja tetangga sebelah rumah kena DBD, harus lebih berhati-hati. Berharap bisa ikutan Vaksin DBD juga nih

    BalasHapus
  15. Bacaan ini penting banget disebarkan di grup-grup WA. Keluarga maupun lingkungan tempat tinggal. Biar pada kompak, bekerja sama mencegah penyebaran virus DBD. Sama-sama mulai peduli akan kebersihan diri, lingkungan, memastikan pula ekstra perlindungan dengan vaksin DBD.

    BalasHapus