Waspada Bahaya Demam Berdarah Dengue, Cegah dengan 3M Plus dan Vaksinasi



“Mbak, jangan lupa nanti sore ada fogging ya”, demikian seorang tetangga mengingatkan saya di suatu hari. Fogging biasa dilakukan oleh bapak RT di lingkungan saya untuk mencegah demam berdarah. Nah hari itu memang ada anak yang kena demam berdarah di lingkungan saya makanya pak RT gerak cepat untuk melakukan fogging. 


Musim hujan menjadi musim yang disukai nyamuk untuk berkembang biak, terutama nyamuk pembawa virus DBD, Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Nyamuk pembawa virus DBD ini berbahaya karena menyerang anak-anak dan dewasa. Menurut data Kementrian Kesehatan tahun 2023 ada 293 kematian sampai dengan minggu ke 24, sementara di tahun 2022 ada 1.237 kematian terjadi akibat Demam Derdarah Dengue. 


Nyamuk ini menyebar di 34 provinsi. Jadi nggak ada tuh provinsi yang aman dari serangan nyamuk DBD. Data dari Kemenkes tahun 2022, ada 73.518 kasus DBD terjadi di Indonesia. Jika tak segera dilakukan pencegahan maka akan terjadi peningkatan kasus DBD yang bisa membawa lebih banyak kematian.





Apakah Demam Berdarah Dengue itu?


Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang hidup di dalam atau di sekitar rumah. Nyamuk ini suka sekali dengan air. Ia akan berkembang biak di genangan air yang ada di tempat yang kotor misalnya di kaleng bekas, gelas bekas, lubang pohon dan lain-lain.


Nyamuk betina bisa terinfeksi virus dengue ketika dia menghisap darah darah dari pasien DBD yang sedang mengalami demam dan dalam darahnya banyak mengandung virus, yaitu 2 hari sebelum sampai 5 hari sesudah demam timbul. Nyamuk dapat menginfeksi dalam 8-12 hari sesudah menghisap darah. 


Pada saat nyamuk menggigit orang lain yang sehat, maka akan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan sehingga orang tersebut akan tertular virus dengue. Masa inkubasi penyakit ini berkisar pada 3-14 hari dan sesudah itu akan mulai timbul gejala-gejala penyakit.





Ciri-ciri awal dari pasien yang terkena DBD adalah panas tinggi tiba-tiba hingga anak susah makan dan minum. Mual dan muntah. Kulit akan terasa sakit jika disentuh. Lalu timbul rasa sakit di belakang kepala dan di belakang mata. Pada hari ketiga, demam mungkin akan turun, tapi hati-hati bun, karena ini justru jadi masa kritis pasien DBD. Ciri selanjutnya akan timbul bintik-bintik merah di kulit.


Gerakan 3M Plus Kunci Mencegah DBD


Pasien yang terindikasi kena DBD harus diobati dengan cepat ya bun. Bawa ke dokter jika demam tidak turun selama 2-3 hari. Tapi pertolongan pertama boleh kok dilakukan yaitu :


  • Istirahat penuh dan sebaiknya tidak beraktivitas berat
  • Perbanyak asupan cairan/minum sekurangnya 2 liter per hari
  • Kompres hangat
  • Berikan obat pereda demam, jika mengalami demam tinggi


Jika dalam 2-3 hari gejala semakin memburuk seperti tampak lemas, muntah-muntah, mimisan, pendarahan gusi, dan sebagainya segera bawa ke rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.


Mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Maka lakukan pencegahan DBD dengan 3M plus yaitu menguras tempat penampungan air secara berkala, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas agar tak menjadi tempat nyamuk bersarang. 





Lalu ada tambahannya lagi nih bun yaitu memperbaiki talang air yang mampet agar tak ada air yang menggenang, menanam tanaman pengusir nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi atau jendela atau memelihara ikan yang akan memakan jentik-jentik nyamuk. Jangan lupa untuk menjaga daya tahan tubuh. Kemudian lakukan fogging atau pengasapan. 


Fogging dilakukan lebih dari satu kali ya bun. Pengasapan pertama adalah untuk membunuh nyamuk dewasa. Pengasapan kedua untuk membunuh nyamuk-nyamuk yang tidak mati di pengasapan yang pertama. 


Cara pencegahan selanjutnya adalah dengan cara memberikan vaksin DBD. Vaksin DBD tidak menghindarkan risiko terkena DBD secara mutlak, namun membantu mengurangi risiko terkena gejala berat. Tentunya lakukan konsultasi dengan dokter dulu ya bun sebelum melakukan vaksinasi DBD.





Pengalaman Keluarga Ringgo dan Tika Bisono Menghadapi DBD


Untuk tahu lebih jauh mengenai DBD, saya mengikuti acara Bincang Santai Tentang Demam Berdarah Dengue yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang DKI Jakarta, pada hari Minggu, 14 Mei 2023 di Hotel The St. Regis, Jakarta. 


Hadir pada acara tersebut Ibu Tika Bisono, penyanyi sekaligus seorang Psikolog, dr. Fita Moeslichan, Sp.A yang merupakan seorang Dokter Anak, dan artis Ringgo Agus Rahman, beserta istrinya Sabai Morscheck dan putra mereka Bjorka Dieter Morscheck. Untuk acaranya sendiri dimoderatori oleh dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A(K).


Menurut dr. Fita, kita perlu mengetahui siklus nyamuk tersebut. Nyamuk akan menggigit di antara jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Setelah pasien digigit, nggak serta merta pasien tersebut langsung terjangkit DBD ya bun. Hal ini disebabkan oleh kekebalan tubuh masing-masing orang.


Jika imunnya kuat, makai ia akan kebal terhadap virus DBD. Namun jika imunnya lemah maka ia mudah terjangkit virus DBD walaupun sebelumnya ia sudah terkena demam berdarah. Makanya, selalu menjaga daya tahan tubuh itu penting. 





Bahayanya DBD sudah dialami oleh mbak Tika Bisono. Beliau punya pengalaman pahit karena putri kesayangannya terkena DBD. Di acara kemarin, mbak Tika mengisahkan perjuangan keluarganya dalam menghadapi DBD. Begitu berbahayanya DBD sehingga putrinya kalah melawan penyakit ini dan harus berpisah dengan mbak Tika selama-lamanya. Sedih banget mendengar kisah mbak Tika.


Nggak mau orang tua lain mengalami hal yang sama, mbak Tika menjadi duta DBD yang gencar melakukan edukasi soal DBD kepada masyarakat. Bu Tika menyampaikan bahwa ada 7 pendekar yang diharapkannya dapat berfungsi menyampaikan informasi terkait DBD ini di setiap ke-RT-an dan PKK di daerahnya masing-masing, diantaranya pengurus RT, RW, PKK, anggota majelis taklim, anggota karang taruna, pengurus mushola, dan tokoh masyarakat.  


Pengalaman menghadapi DBD juga dialami oleh keluarga Ringgo Agus Rahman dan Sabai. Mas Ringgo mengaku sudah dua kali terkena DBD, yaitu saat dia berusia 15 tahun, dan yang kedua pada tahun 2022. Mbak Sabai pun pernah sekali terkena DBD. Bahkan anak kedua mereka Curtis Ziggy Mars atau yang akrab disapa Mars juga pernah diserang DBD pada November 2021 lalu. Padahal waktu itu usia Mars baru 13 bulan dan belum begitu fasih berbicara.




Mbak Sabai mengisahkan bagaimana ia setiap hari merasa depresi menunggu hasil darah anaknya yang terkena DBD. Ia pun merasa sedih melihat kondisi anaknya yang lemas tak berdaya. Untunglah Mars kembali sembuh seperti sediakala.


Trauma menghadapi DBD membuat Ringgo dan keluarga aktif melakukan Gerakan 3M plus. Ringgo juga senang mendengar ada vaksinasi DBD dan tak menunggu lama, ia dan keluargnya melakukan vaksinasi DBD. “Saya senang karena sekarang merasa terlindungi dari DBD”, kata Ringgo.


Lebih lanjut dr. Fita menjelaskan bahwa vaksin DBD dianjurkan pemberiannya 2 kali dalam jarak 3 bulan. Efikasi vaksin DBD ini secara keseluruhan mencapai 80 persen dan dapat mencegah hospitalisasi akibat virus Dengue mencapai 95,4 persen. Jadi untuk pencegahan maksimal terhadap DBD adalah Gerakan 3M Plus dan melakukan vaksinasi DBD, serta jangan lupa tetap menjaga pola hidup sehat dalam keseharian. Yuk.. jaga pola hidup sehat dan jaga kebersihan agar terhindar dari DBD.

Tidak ada komentar