Memaksimalkan Kemampuan Disabilitas Menyambut Lapangan Kerja yang Makin Luas



Suatu hari saya memesan makanan melalui layanan pesan antar. Seperti biasa, pak kurir memastikan apakah pesanan saya sesuai dengan yang tertera di aplikasi. Saya bilang pesanan saya sudah sesuai. Kemudian pak kurir menginfokan melalui chat, saya tuli ya, katanya. Maksudnya agar saya nanti tak kaget jika berbicara dengan dia tanggapannya tidak sesuai dengan yang saya inginkan. Saya balas bahwa keadaannya tidak menjadi masalah.


Makanan diantar sesuai dengan yang saya pesan. Melalui bahasa isyarat, pak kurir mengucapkan terima kasih karena telah memesan makanan. Saya balas dengan bahasa isyarat dan senyuman. Pak kurir sudah bekerja dengan baik sekali dan saya cukup puas. Saya salut layanan pesan antar telah mempekerjakan karyawan disabilitas. Ini membuktikan bahwa perusahaan sudah membuka lapangan kerja untuk para penyandang disabilitas, seperti yang disarankan oleh pemerintah melalui Kementerian Sosial. 


Ingatan mengenai pak kurir kembali mengemuka saat saya mengikuti bincang bersama Ruang Publik KBR yang berlangsung secara online. Tema Ruang Publik KBR pada 30 juni lalu adalah Rehabilitasi Sosial yang Terintegrasi untuk OYPMK & Disabilitas Siap Bekerja. Ada ibu Sumiatun S.Sos, M.Si., Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dari Kemensos RI dan ibu Tety Sianipar, Direktur Program Kerjabilitas.



Lapangan Kerja untuk Disabilitas Makin Luas


Ibu Sumiyatun menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan rehabilitasi sosial adalah memulihkan dan mengembangkan kemampuan disabilitas untuk memaksimalkan potensinya. Disabilitas punya potensi yg bisa diberdayakan dan dikembangkan. Potensi itu berguna untuk kemandirian dirinya. Sekaligus bisa menghapus stigma negatif masyarakat yang menganggap disabilitas tidak bisa berdaya dan mandiri. Untuk menggali potensi para disabilitas, Kemensos RI mengadakan pelatihan yang diberika secara cuma-cuma.


Balai Latihan Ketrampilan (BLK) sudah didirikan di beberapa daerah. Para disabilitas berlatih di BLK ini dan mengasah ketrampilan untuk bisa bekerja secara mandiri. Disabilitas membutuhkan hard skill dan soft skill makanya Kemensos RI membuat aneka program pelatihan. Program-program itu diantaranya layanan asistensi rehabitas sosial, layanan langsung buat disabilitas untuk dukungan hidup layak, terapi sosial, pembinaan kewirausahaan, memberi terapi, pemberian ketrampilan fisik, serta membangun mental dan spiritual.


Sementara ibu Tety Sianipar menjelaskan bahwa disabilitas di Kerjabilitas diajari untuk menggunakan teknologi. Pemanfaatan teknologi ini perlu agar menjangkau lebih banyak pekerjaan dan menekan cost. Disabilitas bisa menggunakan platform online untuk bekerja. Fokus di sektor formal, disabilitas lekat dengan sektor nonformal. 



Disabilitas banyak bekerja di sektor non formal karena hanya itu yang tersedia. Tapi lapangan kerja saat ini lebih banyak terbuka setelah banyak universitas mulai inklusi disabilitas. Stigma negatif masyarakat menganggap disabilitas tidak bisa bekerja di luar rumah. 


Untuk mengurangi stigma ini, edukasi kepada masyarakat diperlukan. Caranya dengan memberi pemahaman kepada perusahaan tentang apa itu disabilitas. Setelah paham, perusahaan akan memberi treatment yg berkeadilan. Seperti pak kurir yang mengantar pesanan makanan saya. Banyak yang menyebutkan kalau disabilitas masuk ke perusahaan maka perusahaan jadi lebih produktif dan performa di lingkungan kerja meningkat . 


Kerjabilitas dari awal diperuntukan untuk disabilitas buat bekerja. Kerjabilitas memberi pelatihan para pencari kerja di job prepare training. Pelatihan ini menggali kemampuan dan minat disabilitas. Misalnya kemampuannya apa dan ingin bekerja di bidang apa. Diberikan juga informasi mengenai pekerjaan yang sedang trend. Disabilitas juga diajari membuat rencana karir. 


Kerjabilitas berinklusi dengan balai latihan kerja dan membantu disabilitas memperoleh sertifikasi jadi akan lebih mudah terjun ke dunia kerja. Belum ada reward dan punishment untuk perusahaan yang menolak disabilitas. Malah sebaliknya, makin banyak perusahaan yang paham membuka pekerjaan buat disabilitas. Potensi kerja disabilitas makin luas. Sektor retail, back office dan front office terbuka lebar. Tinggal bagaimana disabilitas memiliki kemampuan untuk bekerja di bidang-bidang ini. Silakan cek website kemensos ya untuk mencari informasi tentang Balai Latihan Kerja. 

Tidak ada komentar