Fakta Formula E dan Serunya Balapan Virtual di Sirkuit Jakarta E-Prix 2022

dok.FIA formula E


Terbiasa nonton balapan yang bikin kuping mendenging, saya agak kaget juga ketika menonton balapan Formula E di Sirkuit Ancol Sabtu 4 Juni lalu. Suara mobilnya adem di kuping. Padahal mobil listrik Formula E digeber sampai 300 km per jam. Beda memang mobil bertenaga listrik dengan mobil balap berbahan bakar bensin. 


Indonesia terbilang sukses menyelenggarakan balapan mobil listrik Formula E kali pertama. Sirkuit yang dibangun kilat, fasilitas sirkuit yang lengkap dan penyelenggaraan yang berjalan rapi membuat penonton balapan Formula E punya pengalaman nonton yang berkesan. 


Formula E terbilang baru di Indonesia, saya baru mengikuti Formula E setelah balapan ini digelar di Jakarta. Padahal balapan Formula E tahun ini sudah memasuki musim kedelapan. Sejatinya balapan Formula E ini menarik karena bisa jadi balapan mobil masa depan. Siapa tahu di masa depan semua bahan bakar sudah diganti dengan daya listrik jadi semua balapan mobil diganti dengan mobil listrik.



Gelaran pertama ini disambut dengan antusias oleh masyarakat. Setidaknya itu yang terlihat di sirkuit. Zona bendera tim yang dibagikan gratis sukses diserbu penonton. Suara petugas yang mengingatkan agar penonton mengambil satu bendera saja seakan diabaikan. Penonton tetap mengambil lebih dari satu bendera. Petugas akhirnya pasrah.


Fan Store yang menjual merchandise Jakarta E Prix juga diserbu pengunjung. Ketiika saya tiba, belum ada antrian di depan toko namun di dalam toko sudah penuh pengunjung. Tiga puluh menit kemudian ketika saya ingin mengambil bendera Mercedes-EQ, antrian pembeli sudah mengular panjang di depan toko. Antrian makin panjang ketika orang-orang beranjak pulang. 




Fakta Formula E 


Mencari tahu di google tentang balapan Formula E saya menemukan sumber lengkap yang bisa menambah pengetahuan kita tentang balap mobil Formula E. Balap mobil Formula E diadakan dengan tujuan membuat balap mobil yang memberikan dampak positif pada lingkungan sekaligus cerminan mobil masa depan. Dari ajang balapan ini harapannya akan ada mobil listrik yang bisa diproduksi secara massal. 


DI musim 2021-2022 mobil Formula E menggunakan Gen2EVO. Sementara mulai musim depan mobil yang digunakan adalah tipe Gen3. Teknologi memang berkembang pesat di dunia balap mobil listrik ini. Perubahan kerap dilakukan seiring kemajuan teknologi demi terjaganya gagasan mobil ramah lingkungan.

 

Mobil Formula E digerakan oleh mesin terbarukan dan hampir bebas emisi. Bannya menggunakan Michelin yang bisa dikendarai di segala jenis cuaca dan bisa didaur ulang. Mobil listrik ini menggunakan daya dari batere yang tenaga mobilnya bisa mencapaii 350 kW. Menggunakan teknologi fast charging, membuat mobil tak butuh waktu lama untuk discharge.



Ada 11 tim dengan masing-masing 2 driver yang berlaga di Formula E yaitu tim Avalanche Andretti Formula E, Dragon/Penske Autosport, DS Techeetah, Envision Racing, Jaguar TCS Racing, Mahindra Racing, Mercedes-EQ Formula E Team, Nio 333 Formula E Team, Nissan E.Dams, Rokit Venturi Racing dan Tag Heuer Porsche Formula E Team.

 

Balap Formula E diadakan di sirkuit jalan raya yang tak perlu pakai aspal khusus seperti MotoGP atau Formula One. Selain soal trek, hal lain yang membedakan Formula E dengan balap lainnya adalah tidak ada parkir khusus kendaraan di area sirkuit Formula E. Tujuannya adalah agar penonton datang ke sirkuit menggunakan kendaraan umum. 


Makanya, ketika saya nonton Formula E kemarin, saya menggunakan shuttle bis gratis dari JIEXPO Kemayoran. Semua pengguna kendaraan pribadi yang ingin menonton Formula E, harus memarkir kendaraan di JIEXPO Kemayoran dan selanjutnya berangkat ke sirkuit menggunakan shuttle bis. 



Panjang trek Sirkuit Ancol sekitar 2,4 kilometer. Saya menonton di tribun Circuit Festival. Tribun terletak paling ujung. Hingga ketika berjalan menjelajahi area Circuit Festival, saya tak sadar telah mengelilingi sirkuit. Lumayan, olahraga di saat matahari bersinar terik, bikin kalori terbakar cepat.

 

Suara mobil Formula E yang adem di kuping, tak membuat polusi suara dan aman bagi telinga anak-anak. Banyak orang tua membawa anak-anaknya menonton juga dan terlihat anak-anak ini begitu menikmati balapan mobil cepat. Bagus sik anak-anak ini mengenal olahraga balapan sejak dini, siapa tahu mereka nantinya kepingin jadi pembalap.


Formula E menggunakan durasi waktu untuk system balapan. Balapan berlangsung selama 45 menit ditambah 1 lap. Adu strategi di balapan Formula E tak kalah seru dibanding balapan lain. Selain strategi kapan harus overtake, pembalap juga harus berstrategi dengan pengereman, penggunaan ban dan batere. Jangan sampai batere habis padahal balapan masih berlangsung. Tidak ada penggantian mobil karena batere habis selama balapan.


 

Ikutan Balap Virtual di Sirkuit


Di sirkuit Ancol kemarin, penyelenggara menyediakan area balap virtual agar penonton makin merasakan euphoria balapan. Di area DHL, penonton bisa merasakan sensasi balapan dengan menggunakan VR dan kursi yang bergerak mengikuti mobil yang dikendarai. Permainan ini diikuti mulai dari remaja hingga orang tua.


Ada lagi area game di mana penonton bisa ikutan balapan virtual juga. Namun kursinya statis dan tidak bergerak. Meski begitu, game balapan virtual tak kalah seru. Semua kursi untuk game penuh dan penonton yang mau ikutan harus antri panjang. Anak-anak, remaja, laki-laki dan perempuan, hingga orang tua rela antri panjang demi merasakan sensasi balapan virtual.


Penyelenggaraan Jakarta E Prix kali pertama ini bisa dikatakan sukses. Ada beberapa kendala dan kekurangan yang sebaiknya diperbaiki bila Jakarta akan menggelar balapan Formula E lagi. Misalnya komunikasi petugas lapangan dengan penonton, keterangan letak panggung dan informasi lokasi shuttle bis sesuai jenis tiket. Demi pengalaman menonton yang makin berkesan.


Tidak ada komentar