Apa sih Penyebab Ibu Hamil harus Melakukan Persalinan Caesar?


Banyak ibu yang ingin melahirkan secara normal, namun karena beberapa kondisi, seorang ibu terpaksa harus melahirkan secara caesar. Menurut riset dari organisasi kesehatan dunia (WHO), jumlah persalinan caesar terus meningkat secara global dengan jumlah lebih dari 1 di antara 5 (21%) dari semua kelahiran. Sementara, dalam skala nasional hampir 18% (RISKESDAS 2018).

Dengan makin meningkatnya kelahiran secara caesar, perlu edukasi pada para ibu agar kelahiran secara caesar bisa berlangsung aman dan lancar karena sesungguhnya melakukan persalinan secara caesar cukup beresiko, terutama pada kesehatan anak yang dilahirkan. Persalinan caesar bisa menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan mikrobiota pada anak dan ini akan mempengaruhi daya tahan tubuhnya. 



Untuk membantu orang tua dalam memudahkan deteksi dini potensi caesar, Danone Specialized Nutrition Indonesia meluncurkan tools digital Tes Potensi Caesar new version dan juga memperkuat edukasi orang tua untuk dapat memahami pentingnya mempersiapkan kelahiran secara matang melalui rencanakan persalinan secara matang dengan tes potensi Caesar. Peluncuran tools ini dilangsungkan secara virtual dalam bentuk webinar Bicara Gizi dengan tema “Tes Potensi Caesar dan Intervensi Tepat agar Anak Miliki Daya Tahan Tubuh Kuat” pada tanggal 27 Oktober 2021.


Hadir sebagai narasumber yaitu Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K) dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dr. Molly D. Oktarina, SpA(K) serta Digital Manager Danone Indonesia Ceasyalya Tahara. Bapak Arif Mujahidi nCorporate Communications Director Danone Indonesia ketika membuka acara mengatakan bahwa webinar ini bertujuan memberi edukasi agar para ibu bisa mempelajari dan menyiapkan banyak hal agar persalinannya lancar dan bayi tumbuh sehat. 




Penyebab Ibu Hamil Harus Melakukan Persalinan Caesar


Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K) menjelaskan bahwa 1 dari 5 wanita di seluruh dunia melahirkan secara caesar. Sementara di Indonesia, menurut Riskesdas 2018, dari tiga ibu hamil satu di antaranya melahirkan secara caesar. Ada beberapa kasus yang membuat para ibu harus melahirkan secara caesar yaitu :

1. Kondisi fisik ibu (tinggi badan kurang dari 145cm, panggul sempit, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun).
2. Ibu mempunyai masalah kesehatan (Hipertensi, obesitas, diabetes, jantung atau riwayat keguguran).
3. Ibu menderita Infeksi akut genital seperti herpes atau HIV.
4. Ibu sudah melakukan caesar di persalinan sebelumnya
5. Persalinan macet, kepala janin tidak bisa keluar dari jalan lahir.
6. Kelahiran multipel atau janin lahir kembar.
7. Gagal induksi persalinan.
8. Ruptur Uteri atau ada robekan di rahim ibu, bisa disebabkan oleh operasi di tindakan sebelumnya.
9. Riwayat persalinan normal dengan komplikasi yang mengakibatkan trauma.
10. Anggapan kelahiran caesar lebih aman.
11. Cemas menghadapi persalinan pervaginam untuk pertama kalinya.
12. Jadwal kelahiran bisa diketahui pada kelahiran caesar (faktor keluarga misalnya suami tugas di luar kota).
13. Janin terlalu besar atau mengalami gawat janin.
14. Terdapat kelainan tali pusat atau tali plasenta.

Persalinan normal maupun persalinan caesar punya beberapa resiko. Resiko untuk persalinan caesar adalah :
1. Resiko kematian 13 per 100.000
2. Infeksi luka operasi
3. Perdarahan.
4. Perukaan organ sekitar.
5. Perlekatan setelah opeasi.
6. Hernia Insisional
7. Depresi post natal.
8. Komplikasi akibat anestesi.
9. Bekuan darah yang menyumbat paru.
10. Kesulitan bernafas sementara pada neonatus.



Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dr. Molly D. Oktarina, SpA(K) menjelaskan pengaruh persalinan caesar pada imun anak, yaitu mengganggu kolonisasi mikrobiota usus. Peran mikrobiota selain untuk sistem imun yang bisa minimalisir infeksi dan gangguan saluran cerna, mikrobiota usus juga punya hubungan dengan sistem saraf pusat. Anak yang lahir secara normal akan mendapatkan mikrobiota vagina, yakni lactobacillus yang akan berperan untuk memproduksi sitokin yang baik untuk perkembangan sistem imun.

Sedangkan pada anak yang lahir secara caesar, akan mendapatkan mikrobiota kulit, yakni staphilococcus yang berhubungan dengan tertundanya laktasi, atau kekurangan ASI. Selain itu tidak ada respon stress sebelum lahir yang menyebabkan kegagalan/maladaptif aktivasi imun. Jumlah probiotik bifidobacterium jauh lebih rendah pada usus bayi yang lahir secara caesar dibandingkan dengan usus bayi yang lahir normal. 



Supaya bayi yang lahir dengan persalinan caesar sistem imunnya berkembang optimal, maka ini yang harus dilakukan oleh para orang tua :

1. Saat kehamilan : tidak merokok/terpapar asap rokok, mendapat nutrisi yang berkualitas dan meminimalisasi obat-obatan pada ibu hamil.
2. Saat melahirkan : memilih melahirkan secara pervaginam bila tidak ada kontraindikasi medis.
3. Saat lahir : inisiasi menyusu dini (IMD) bila kondisi ibu dan bayi baik.
4. Setelah melahirkan : berikan bayi ASI Eksklusif karena ASI mengandung sinbiotik (prebiotik dan probiotik yang meningkatkan sistem imun tubuh), nutrisi yang baik dan seimbang, imunisasi dan minimalisasi penggunaan antibiotik dan menghindari asap rokok.

Deteksi Potensi Persalinan Caesar dengan Tes Potensi Caesar 2.0


Persiapan matang untuk merencanakan dan menentukan persalinan penting dilakukan. Untuk membantu para ibu hamil mempersiapkan persalinan dan mendeteksi potensi persalinan secara caesar, Danone Specialized Nutrition Indonesia melalui Nutriclub meluncurkan Tes Potensi Caesar 2.0. Tools digital ini merupakan pengembangan dari Tes Potensi Caesar yang diluncurkan pada tahun 2020.

Tes Potensi Caesar 2.0 by Nutriclub dikembangkan berdasarkan studi literatur dan validasi hasil oleh ahlinya yaitu Dr. dr. Rima Irwinda, SpOG(K). Dengan flow test yang lebih simpel, tes dapat dilakukan dengan praktis dan cepat karena hanya membutuhkan waktu dua menit. Dari hasil tes yang dilakukan, maka akan memberikan informasi yang lebih akurat dan komprehensif berupa angka persentase tingkat potensi caesar dengan skala low/med/high risk. 



Tes Potensi Caesar 2.0 ini hanya memiliki 7 pertanyaan utama yang memang sudah disederhanakan dari 16 pertanyaan sebelumnya. Ketujuh pertanyaan itu merupakan faktor utama dalam mempertimbangkan metode persalinan dan  7 faktor tersebut jadi landasan tools Tes Potensi Caesar 2.0. Hasilnya lebih precise dan lebih teruji ilmiah karena dibuat berdasarkan studi.

Hasil tes yang dilakukan juga sudah dipersonalisasi sesuai dengan kondisi yang sedang dialami ibu hamil sehingga dapat digunakan sebagai data penunjang saat berkonsultasi dengan dokter sebagai bahan pertimbangan. Deteksi dini secara berkala pada ibu hamil adalah untuk mengetahui faktor risiko ibu yang dapat menyebabkan kehamilan berisiko tinggi. Yuk bun, persiapkan kelahiran anak dengan melakukan deteksi persalinan. Kunjungi websitenya di https://mynutri.club/LaunchTPC ya.










Tidak ada komentar