Dampak Kelahiran Prematur pada Kesehatan Anak, Dari Diabetes hingga Lumpuh Otak


 

Kelahiran prematur masih menjadi masalah di dunia medis karena jadi salah satu penyebab kematian ibu dan anak. Menurut riset Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1 dari 10 anak terlahir prematur. Data WHO tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia masuk ke dalam 10 negara yang berkontribusi terhadap terjadinya kelahiran prematur di dunia. Sementara menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 84 persen kematian pada anak yang baru lahir disebabkan oleh kelahiran prematur.

Anak yang lahir secara prematur memiliki risiko lebih tinggi lahir dengan masalah kesehatan serius dan jangka panjang. Selain si kecil, Ibu juga perlu mendapatkan perhatian untuk memulihkan diri. Ibu yang melahirkan prematur memiliki kekhawatiran berlebih, stres, dan juga kelelahan karena si kecil harus diperhatikan lebih ekstra. Hal ini perlu diimbangi dengan pengetahuan mengenai tantangan dan penanganan kesehatan kelahiran prematur bagi Ibu dan si Kecil sebagai langkah intervensi tepat bagi keduanya untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil agar optimal.

Bertepatan dengan Hari Prematur Sedunia yang jatuh pada 17 November dengan tema ‘Zero Separation, ACT NOW!’, Danone Specialized Nutrition Indonesia (Danone SN Indonesia) mengundang rekan bloggers melalui acara ini dapat memperkuat edukasi bagi para orang tua melalui kegiatan Webinar - Tantangan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur. Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal, Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG(K) dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi, Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K).


Dampak Kelahiran Prematur Pada Kesehatan Anak

Kelahiran prematur atau preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Anak yang lahir prematur rentan mengalami masalah kesehatan karena organ tubuhnya belum terbentuk sempurna. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal, Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG(K) menjelaskan, untuk jangka pendek anak lahir prematur akan mengalami gangguan pernapasan seperti distress pernapasan dan cedera pada paru-paru akibat terapi oksigen konsentrasi tinggi dan pemakaian ventilator.

Anak juga akan mengalami gangguan minum yang berakibat perut kembung, pendarahan di kepala dan aliran darah abnormal. Pada efek jangka panjang anak lahir prematur bisa menderita cerebral palsy atau lumpuh otak, gangguan tumbuh kembang, masalah penglihatan dan masalah pendengaran. Anak yang dilahirkan kurang dari 28 minggu ketika beranjak remaja punya resiko 17 kali lebih besar mengalami gagal jantung. Sementara yang lahir 28-31 minggu mengalami resiko gagal jantung 3,5 kali lebih besar.

Selain itu remaja yang lahir prematur beresiko mengalami kanker dan penyakit paru-paru. Ada resiko penyakit diabetes melitus juga untuk remaja yang dilakhirkan kurang dari 34 minggu. Resiko alergi lebih besar juga akan dialami anak lahir prematur karena adanya zat peradangan atau inflamasi saat kehamilan. Resiko akan dialami juga oleh ibu yang melahirkan prematur. Ibu akan mudah cemas dan mengalami depresi pasca persalinan. 



Depresi ibu akan meningkat jika si kecil yang lahir prematur harus masuk NICU. Anak lahir prematur yang dirawat di NICU ada yang survive namun ada juga yang tak selamat. Ini akan menyebabkan gangguan psikologis pada ibu yang melahirkan prematur. Ada rasa bersalah ketika melihat si kecil dirawat di NICU dengan beragam alat bantu.

Banyak penyebab seorang ibu melahirkan secara prematur yaitu :
1. Kehamilan multiple atau ibu melahirkan anak kembar.
2. Ibu pernah melahirkan secara prematur.
3. Kondisi rahim, beberapa ibu mengalami bentuk uterus terbagi dua.
4. Memiliki riwayat penyakit penyerta seperti diabetes atau infeksi.
5. Jarak kehamilan pendek, kurang dari 18 bulan.
6. Ibu mengalami masalah kesehatan misalnya obesitas, infeksi genital dan lain-lain.
7. Anemia, menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, anemia terjadi pada 37,1 persen ibu hamil. Angka ini naik menjadi 48,9 persen menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018.
8. Ibu kekurangan nutrisi.
9. Ibu mengalami stress.
10. Usia ibu yang di bawah 18 tahun atau lebih dari 40 tahun lebih besar mengalami resiko melahirkan prematur.


ASI adalah Nutrisi Terbaik


Merawat anak yang lahir prematur butuh perhatian khusus. Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi, Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) menjelaskan orang tua yang memiliki anak lahir prematur harus rutin mengontrol tumbuh kembang anaknya. Orangtua harus berupaya meminimalkan dampak negatif selama perawatan dengan menjaga agar berat badan lahir rendah (BBLR) berada dalam kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan menerapkan developmental care.

Prinsip developmental care meliputi keterlibatan keluarga, meminimalkan stres, dan mengoptimalkan pemberian ASI, sebagai nutrisi yang terbaik. Selain itu perhatikan juga faktor kenyamanan. Anak lahir prematur yang mendapatkan kenyamanan yang kondusif, tumbuh kembangnya lebih cepat dan bisa mencapai kondisi kesehatan yang optimal. Orangtua bisa melakukan bonding time agar anak merasa nyaman.

Jangan lupakan stimulasi dini pada si kecil. Stimulasi sejak dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak baru lahir. Pemberian stimulasi ini harus diimbangi dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang oleh tenaga medis dan orang tua agar bila terjadi penyimpangan tumbuh kembang anak, bisa segera diambil tindakan. Dengan memastikan pertumbuhan biologis anak dalam keadaan baik dan memastikan status gizi baik dengan pemberian ASI, maka anak yang lahir prematur bisa tumbuh optimal.


Tidak ada komentar