Ketahui Perbedaan Gangguan Saluran Cerna dan Alergi pada Anak


Pentingnya peran orangtua dalam memperhatikan tumbuh kembang anak di usia awal kehidupan menjadi kunci untuk mendapatkan penanganan tepat bagi si Kecil. Edukasi dan peran orangtua dalam memahami dan mengenali gejala yang terjadi pada anak yang menderita alergi dibutuhkan untuk dapat mengambil langkah tepat demi proses penyembuhan anak.

Usia 2 tahun adalah usia yang menjadi penentu tumbuh kembang anak. Di usia tersebut organ tubuhnya masih berkembang dan terus menyesuaikan diri dengan kondisi anak. Karena itu orang tua harus menaruh perhatian lebih pada pertumbuhan anak usia 2 tahun. Masalah yang harus dicermati oleh para orang tua adalah masalah saluran cerna anak karena saluran cerna memegang peranan penting pada penyerapan nutrisi anak.

Saluran cerna rentan mengalami infeksi dan anak sampai usia 2 tahun belum mampu mengkomunikasikan keluhan yang ia derita. Ia hanya bisa menangis dan rewel berulang. Bayi kerap menangis, rewel berulang menandakan ada yang tak beres pada tubuhnya. Bisa jadi ia merasa perutnya sakit dan perut sakit adalah sebuah tanda dari adanya gangguan saluran cerna. 



Masalah lain adalah alergi yang sering dialami oleh bayi. Pengecekan secara dini penting dilakukan salah satunya dengan cara mengenali riwayat alergi pada keluarga. Orangtua umumnya sudah memahami gejala umum alergi yang terjadi pada kulit dan saluran nafas, namun masih minim dalam menyadari gejala alergi pada saluran cerna sebab gejala yang dtimbulkan hampir mirip dengan gejala gangguan saluran pencernaan fungsional.

Banyak orangtua tidak menyadari tentang pentingnya mendeteksi gangguan saluran cerna dan membedakan gejalanya dengan alergi. Untuk memberi edukasi pada para orang tua tentang saluran cerna dan alergi, Danone Specialized Nutrition Indonesia mengadakan webinar bertema Gejala Alergi Saluran Cerna vs Gangguan Cerna Fungsional : Cara Membedakannya, yang berlangsung secara virtual pada tanggal 13 Oktober 2021.

Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut, dr. Frieda Handayani SpA(K) dokter spesialis anak dan konsultan gastrohepatology, ibu Binar Tika mom influencer yang anaknya pernah mengalami gangguan saluran cerna dan ibu Shiera Maulidya Gut and Allergy Care Danone Indonesia. Serta ada bapak Arif Mujahidin Corporate Communications Director Danone Indonesia yang memberi kata sambutan. 



Ketahui Perbedaan Gangguan Saluran Cerna dan Alergi


Dua tahun pertama kehidupan disebut periode yang rentan karena bayi rentan mengalami gangguan cerna karena saluran cerna bayi masih berkembang dan belum berfungsi optimal sehingga sangat mudah diserang zat asing. Akibatnya anak mudah mengalami gangguan fungsional dan gampang sakit. Ada dua jenis gangguan yang umum terjadi pada saluran cerna bayi yaitu alergi susu sapi dan gangguan cerna fungsional.

dr Frieda Handayani menjelaskan, ada beberapa jenis gangguan saluran cerna fungsional atau Functional Gastrointestinal Disorder (FGID) yaitu :

1. Kolik infantil, adalah sakit perut yang intens dan berat datangnya tiba tiba. Bayi menangis, tidak tenang dan rewel berulang dalam waktu lama. Pertumbuhan bayi yang menderita kolik masih bagus. Kolik akan hilang saat bayi berusia 3 - 4 bulan.

2. Gumoh, adalah dikeluarkannya isi refluks dari kerongkongan ke dalam rongga mulut dan kemudian dikeluarkan dari rongga mulut. Gumoh terjadi karena saluran cerna bayi belum sempurna dan gumoh berkurang di usia 4 - 6 bulan.

3. Konstipasi / sembelit, adalah kesulitan atau jarang BAB yang terjadi selama setidaknya 2 minggu. Konstipasi fungsional sebagian besar dialami anak (belum tentu bahaya). Konstipasi akibat kelainan organ atau konstipasi yang disebabkan oleh gangguan organ itu berbahaya.



Prevalensi FGID ini adalah kolik 20%, gumoh 30%, konstipasi 15% dan diaren fungsional dan diskesia 10%. Gangguan saluran cerna fungsional disebabkan oleh faktor psikologis, psikososial dan faktor lingkungan maupun budaya.

Selanjutnya dr. frieda Handayani menjelaskan soal alergi yang umum diderita bayi. Alergi adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunitas tertentu. Penyebab alergi (alergen) bisa berbagai hal. Alergi di masa kanak kanak dini yang paling banyak ditemukan adalah alergi telur, sementara terbanyak kedua adalah alergi susu sapi.

Gejala alergi susu sapi bisa muncul di mana saja, bisa di kulit, saluran nafas, sistemik (gejala parah) dan saluran cerna. Gejala alergi susu sapi ringan - sedang sering muncul di saluran cerna dengan tanda berupa kolik, gumoh, konstipasi, muntah, mual dan diare. Gejala bisa muncul dengan cepat (2 jam setelah minum susu sapi) atau lambat (muncul lebih dari 2 jam setelah minum susu sapi).



Ada hubungan erat antara alergi susu sapi dan gangguan cerna. Anak dengan alergi susu sapi sering mengalami lebih dari satu gejala. Kulit kemerahan, pembengkakan di mata dan bibir, batuk, bersin, hidung berair serta gejala gangguan saluran cerna (kolik, gumoh, konstipasi) sering dialami bayi yang alergi susu sapi sekaligus mengalami gangguan cerna.

Gangguan saluran cerna dan alergi punya gejala yang mirip karena itu banyak orang tua yang kesulitan untuk membedakannya. Orangtua kerap gagal mendeteksi gejalanya untuk mengetahui apakah hal tersebut disebabkan gangguan fungsional atau merupakan manifestasi alergi. Padahal gangguan saluran cerna dan alergi membutuhkan penanganan yang berbeda. 



Untuk memastikannya, dr. Frieda Handayani menyarankan orangtua lebih jeli memerhatikan gejala pada anak. Bisa pula segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisi anak. Karena jika FGID dan alergi tidak ditangani maka akan ada dampaknya pada perkembangan anak juga pada orang tua yaitu :

1. Dapat memberikan dampak kurang baik kepada kesehatan anak di masa yang akan datang bila tidak ditangani dengan tepat.
2. Bisa mengganggu kualitas hidup seorang anak dan mengganggu tumbuh kembangnya.
3. Promotif dan preventif menjadi hal yang sangat penting apalagi bila dilaksanakan sejak dini.
4. Orang tua akan khawatir jika anaknya tidak sehat.
5. Orang tua bisa mengalami rasa bersalah, frustasi, stress, cemas bahkan bisa depresi.

Cek Solusi Alergi Melalui Allergy-Tummy Checker


Danone Specialized Nutrition mengerti kesulitan orang tua membedakan gejala FGID dengan alergi, karena itu Danone yang berkomitmen menyehatkan generasi bangsa, menghadirkan inovasi berupa alat deteksi digital bernama Allergy-Tummy Checker untuk membedakannya. Allergy-Tummy Checker akan mempermudah orangtua dalam membedakan gejala gangguan saluran cerna yang disebabkan oleh alergi atau hanya gangguan saluran cerna biasa. 



Edukasi dan pemahaman orang tua mengenai gejala alergi dan kesehatan pencernaan anak dengan memanfaatkan penggunaan Allergy-Tummy checker dapat menjadi salah satu alat yang dapat membantu orang tua untuk mendiferensiasi alergi dan gangguan saluran pencernaan fungsional. Nantinya, orangtua bakal mendapatkan panduan untuk menangani anaknya yang mengalami gangguan saluran cerna, termasuk cara menghindari kondisi pemicu alergi.

Orangtua pun mendapat pengetahuan tentang memilih opsi nutrisi lain, pengganti susu sapi seperti susu soya yang difortifikasi sebagai sumber nutrisi alternatif dan pengetahuan tentang nutrisi seimbang. Kenapa orang tua harus cek gejala alergi anak di Allergy - Tummy Checker? Karena :
1. Ada fitur diagnosa gejala alergi dan kondisi pencernaan beserta rekomendasi solusinya.
2. Kendalikan gejala alergi anak.
3. Bisa mencegah gejala berkepanjangan yang mengganggu pertumbuhan.

Allergy-Tummy Checker akan dapat diakses mulai tanggal 1 November 2021 di situs di www.bebeclub.co.id. Dengan mengetahui gejala alergi, gejala gangguan cerna sejak dini dan mendapat solusi, niscaya tumbuh kembang anak tidak akan terganggu dan anak bisa tumbuh kembang optimal.














Tidak ada komentar