Kenapa Orang Tak mau Membeli Asuransi?

 


Di masa kini, orang masih enggan untuk memiliki asuransi. Alasannya macam-macam, mulai dari merasa belum perlu punya asuransi sampai berpikir bahwa klaim asuransi itu sulit. Makanya ada ungkapan “jika ada agen asuransi datang, saya akan tutup pintu duluan”.

Jika dipikir sebenarnya lucu, namun itulah yang terjadi dan dibenarkan oleh teman-teman yang mengikuti acara virtual FWD Bloggers Squad yang semuanya perempuan, pada tanggal 12 April lalu, di mana saya menjadi salah satu pesertanya. Acara yang diselenggarakan oleh FWD Insurance ini berlangsung seru, tak terasa hingga 3 jam lamanya.

Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mencari inspirasi cara memberi edukasi pada masyarakat tentang literasi keuangan dan pentingnya asuransi. Bahwa jika kita punya literasi keuangan yang baik maka itu jadi salah satu cara kita bisa menikmati hidup.


Kenapa Orang Enggan Berasuransi?


Ada beberapa hal yang menjadi penyebab orang tak mau memiliki asuransi yaitu :

1. Belum Mengerti

Asuransi belum populer di masyarakat, ditambah dengan penjelasan dari agen asuransi yang kadang tidak dijelaskan dalam bahasa yang sederhana. Maka kebanyakan orang berpikir bahwa asuransi itu tak mudah dimengerti.

2. Takut ditipu

Asuransi merupakan produk keuangan yang tak terlihat namun keuntungannya bisa dinikmati. Angsuran dibayar dimuka. Orang yang tidak mengerti akan berpikir bahwa produk ini rentan penipuan.

3. Terlalu Mahal

Asuransi punya jangka waktu yang lama dan preminya disesuaikan dengan beberapa faktor, misalnya usia. Kemudian juga ada tergantung benefit yang didapat. Nah karena tidak mengerti hitungannya, maka orang langsung menduga bahwa premi angsurannya mahal. Padahal di FWD Insurance ada kok asuransi Bebas Handal yang preminya 75 ribu rupiah per bulan. Download FWD Max untuk detailnya ya.


4. Masih ada kebutuhan lain

Orang mendahulukan urusan lain yang dirasa lebih penting, misalnya urusan primer. Hal ini sebenarnya berkaitan erat dengan literasi keuangan. Bahwa sekecil apapun nilai asuransinya, akan sangat bermanfaat ketika dibutuhkan.

5. Klaim pasti sulit

Karena tidak mengerti prosedur klaim maka orang berpikir bahwa untuk melakukan klaim itu sulit. Padahal banyak asuransi yang klaimnya mudah dan prosesnya cepat.

Saya tidak menampik jika banyak orang masih menolak asuransi dengan alasan di atas karena dulu saya juga berfikir seperti itu. Saya, dulu termasuk orang yang “menutup pintu jika ada teman membicarakan soal asuransi”. Malu juga jika mengingat masa lalu.

Berangkat dari masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang asuransi, FWD Insurance mengajak kami, para blogger, untuk membantu mengedukasi masyarakat melalui tulisan. Saya sungguh senang diberi kesempatan ini, selain bisa memberi edukasi, saya sendiri juga bisa lebih memperdalam pengetahuan tentang literasi keuangan.

Literasi Keuangan itu Apa sih?


Sejatinya asuransi adalah salah satu bagian dari literasi keuangan. Untuk menyadarkan orang tentang pentingnya asuransi, maka orang harus mengerti dulu tentang literasi keuangan. Apa sih literasi keuangan itu?

Organisation for Economic Co-operation and Development atau OECD (2016) mendefinisikan literasi keuangan sebagai pengetahuan dan pemahaman atas konsep dan risiko keuangan, berikut keterampilan, motivasi, serta keyakinan untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman yang dimilikinya tersebut dalam rangka membuat keputusan keuangan yang efektif, meningkatkan kesejahteraan keuangan (financial well being) individu dan masyarakat, dan berpartisipasi dalam bidang ekonomi.

Banyak sekali manfaat jika orang mengerti literasi keuangan. Literasi keuangan merupakan bentuk investasi jangka panjang. Dengan mengerti tentang literasi keuangan maka kita bisa berstrategi dan mencari keputusan keuangan yang tepat. Membeli barang atas dasar kebutuhan dan bukan karena keinginan adalah bentuk literasi keuangan.



Mengerti tentang literasi keuangan juga membuat keuangan kita menjadi terencana. Semua pengeluaran jelas posnya. Kita pun dapat memutuskan dengan tepat mau berinvestasi di mana. Literasi keuangan adalah kunci masa depan yang cerah.

Namun teori tentu berbeda dengan praktek. PR besar bagi para penggiat literasi keuangan adalah memberi edukasi dengan cara yang mudah dimengerti oleh orang kebanyakan, terutama para ibu rumah tangga yang mengatur keuangan keluarga.

Ini juga yang menjadi bahasan di acara virtual FWD Bloggers Squad kemarin. Kira-kira apa yang harus dilakukan agar orang sadar literasi keuangan? Karena blogger akrab dengan dunia tulis menulis maka salah satu caranya adalah dengan menulis soal edukasi ini di dunia digital.

FWD Insurance mengajak memberi edukasi dengan cara yang fun. Karena literasi keuangan itu menyenangkan. Buat saya ini jadi tantangan tersendiri karena untuk topic yang serius, saya menulisnya dengan cara yang serius. Padahal topic serius juga bisa ditulis dengan cara yang santai namun mengena kepada pembacanya.

Acara virtual kemarin baru acara pertama, sungguh saya menunggu acara lain di mana saya bisa lebih banyak belajar tentang literasi keuangan dan asuransi agar saya bisa membagikannya kepada pembaca di blog saya.


Tidak ada komentar