Bulan April identik dengan Hari Kartini. Apa yang terlintas di benak kita jika mengingat ibu Kartini? Saya selalu teringat tentang tekad kuatnya, kemandiriannya dan pemikirannya yang jauh ke depan. Tak dapat dipungkiri, ibu Kartini banyak menginspirasi para perempuan hingga kini.
Perempuan memang harus mandiri. Dulu, almarhumah ibu saya kerap berpesan, agar saya berusaha berdiri di atas kaki sendiri. Jangan tergantung sama orang, berusahalah sendiri, kecuali memang sudah berusaha namun butuh bantuan, baru minta bantuan pada orang lain, begitu ibu saya berpesan.
Buat saya, ibu saya adalah Kartini sejati. Mengurus 3 anak sambil membuka warung sederhana untuk membantu pemasukan keluarga, dilakukannya tanpa banyak mengeluh. Belum lagi mengurus pekerjaan rumah tangga. Ketika saya bilang, biarkan bapak saja yang bekerja, ibu menjawab, uang bapak untuk hidup sehari-hari dan uang ibu ditabung buat biaya pendidikan saya dan adik-adik saya. Juga untuk biaya tak terduga, misalnya biaya berobat karena anak-anaknya sakit.
Itu ibu lakukan karena ibu tahu, biaya pendidikan itu besar jumlahnya, apalagi untuk 3 anak. Kemudian, dana berobat memang harus disiapkan terutama karena kami masih kecil, masih besar kemungkinan untuk sakit. Kebiasaan ibu terbawa oleh saya hingga saya menikah dan punya anak. Saya tetap bekerja meski sudah menikah, tujuannya ya supaya pemasukan tidak hanya mengandalkan kepala rumah tangga.
Jika perempuan memutuskan untuk bekerja setelah menikah, banyak yang harus dipersiapkan. Salah satu yang utama adalah kesepakatan dengan pak suami yang menjadi kepala rumah tangga. Komunikasi mengenai pembagian tugas rumah tangga dan penggunaan uang harus dilakukan di awal. Jangan sampai hal ini menjadi keributan di tengah jalan.
Setelah keputusan diambil, penting untuk berkomitmen dengan hasil keputusan tersebut. Pak suami komit untuk melakukan tugasnya, ibu juga komit untuk menjalankan tugas rumah tangga sembari bekerja dan bertanggung jawab mengatur pemasukan dan pengeluaran keluarga seperti kesepakatan dengan pak suami.
Perempuan Mandiri Pahami Enam Poin Ini
Ada beberapa poin yang wajib dipahami untuk perempuan menikah yang ingin mandiri secara finansial, yaitu :
1. Memiliki Penghasilan
Harus jelas dulu apa tujuan perempuan untuk tetap bekerja. Penghasilannya nanti buat apa? Umumnya wanita bekerja karena penghasilannya digunakan untuk dana darurat. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan mendadak, tabungan pendidikan anak dan lain-lain. Sifatnya adalah membantu penghasilan suami yang dirasa kurang.
2. Memiliki Tabungan
Ibu bekerja harus memiliki tabungan tempat ia menyimpan penghasilan dan dilakukan dengan disiplin. Jika penghasilan ibu banyak digunakan untuk belanja yang tak perlu, akibatnya tujuan memiliki dana darurat tidak akan tercapai. Akhirnya dana darurat mengganggu alur kas penghasilan utama.
3. Memiliki Proteksi Diri atau Asuransi
Jaman sekarang, memiliki asuransi jadi sebuah keharusan. Memproteksi diri dengan asuransi banyak manfaatnya. Dengan memiliki asuransi, pos-pos keuangan yang sudah dikelola tetap berada di posnya masing-masing dan nggak terganggu. Bayangkan jika kita mendapat musibah tiba-tiba yang butuh dana teramat besar. Asuransi bisa menjadi solusi.
Salah satu asuransi dasar yang bisa kita miliki adalah asuransi kesehatan. FWD Insurance punya Asuransi Bebas Handal yang bisa dibeli secara online di www.ifwd.co.id . Asuransi Bebas Handal menawarkan manfaat rawat inap termasuk biaya kamar, biaya dokter, obat-obatan, perawatan setelah rawat inap dan biaya tindakan bedah, dengan pilihan kontribusi mulai dari Rp75 ribu dan pilihan manfaat tahunan hingga Rp100 juta.
Produk asuransi syariah ini juga memiliki Manfaat Khusus Covid-19 tanpa tambahan biaya untuk seluruh nasabah aktif maupun yang baru bergabung selama periode 1 – 30 April 2021 agar mendapatkan Manfaat Khusus Isolasi Mandiri (Isoman) serta perlindungan termasuk pengobatan selama masa isolasi mandiri. Download FWD Max untuk detailnya ya.
Kita perlu melengkapi perlindungan untuk menghindari risiko penyakit kritis agar terhindar dari rasa khawatir akan tingginya biaya perawatan yang dapat merusak perencanaan keuangan kamu. Salah satu produk asuransi yang bisa dipilih adalah FWD Critical Armor yang dapat dibeli melalui jalur keagenan.
Asuransi ini menanggung hingga tiga kali penyakit kritis major dan satu kali penyakit kritis minor dengan total manfaat 420% dari uang pertanggungan. Selain mendapatkan manfaat meninggal dunia, nasabah juga akan dibebaskan dari kewajiban membayar premi sejak pertama kali didiagnosa penyakit kritis major dan 100% premi yang telah dibayarkan akan dikembalikan jika tidak ada klaim hingga akhir masa perlindungan.
4. Menyiapkan Dana Pendidikan Anak
Penting untuk anak mendapat pendidikan terbaik karena pendidikan itu untuk masa depannya. Pendidikan yang baik di masa ini mahal biayanya. Mempersiapkan dana pendidikan sejak awal akan membuat keuangan utama keluarga tidak terganggu.
Ibu bisa memulai dengan mencari tahu berapa biaya pendidikan anak saat ini sebagai dasar menghitung persentase uang pemasukan yang harus ditabung untuk biaya pendidikan. Pos dana pendidikan jangan digunakan untuk keperluan lain ya bun.
5. Memahami Pentingnya Investasi
Perempuan sebaiknya memahami juga tentang investasi. Investasi bisa menjadi tabungan untuk masa depan yang lebih cerah. Pelajari soal investasi sebelum kita memutuskan untuk membelinya. Investasi yang tepat bisa menjadikan keuangan lebih terukur dan terarah.
6. Menyiapkan Dana Pensiun
Tentu kita nggak ingin bekerja selamanya. Ingin juga beristirahat menikmati hari tua. Kedua orang tua saya menikmati hari tuanya di kampung, ketika anak-anaknya sudah menikah dan hidup mandiri. Saya pun punya target hingga usia berapa saya tetap bekerja. Untuk bisa menikmati hari tua, sisihkan penghasilan untuk dana pensiun.
Dengan pengelolaan dana penghasilan yang baik, maka semua rencana di masa depan bisa berjalan dengan semestinya. Kuncinya adalah disiplin menggunakan dana penghasilan demi mandiri secara finansial. Yuk… bisa bun.
Tidak ada komentar