Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada di 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Ini bukan prestasi menggembirakan buat negara di mana buku-buku bacaan teramat mudah didapat.
Rendahnya minat baca di Indonesia disebabkan oleh berbagai hal, yaitu lingkungan sekitar. Jika kita ada di lingkungan yang tidak suka membaca buku maka kita akan tertular dengan kebiasaan itu. Kemudian sebab lainnya adalah generasi Z di Indonesia adalah generasi yang serba instant. Orang malas membaca buku dan menjalani proses membaca hingga selesai. Orang lebih menyukai bacaan yang singkat-singkat saja.
Namun penyebab utama rendahnya minat baca adalah makin merebaknya gadget dan game online serta sosial media. Orang sangat tergantung dengan gadget yang multifungsi, bisa untuk nonton tv hingga main game online. Memotret sebuah objek dan mengunggahnya di sosial media merupakan kecanduan gaya baru. Sementara anak-anak jaman sekarang banyak yang lebih suka main game online ketimbang membaca buku.
Berangkat dari keprihatinan soal rendahnya minat baca di Indonesia dan bertepatan dengan perayaan Hari Buku Sedunia serta mendukung Generasi Literasi Nasional, Danone Indonesia bekerjasama dengan Tentang Anak (sebuah wadah dan informasi tentang kesehatan dan tumbuh kembang) meluncurkan program BACA yaitu sebuah program ajakan untuk mencintai kegiatan membaca dan belajar soal kebaikan kepada anak-anak melalui sumbangan buku bacaan.
Acaranya berlangsung dalam bentuk talkshow yang bertajuk "Dukung Anak Sehat Berliterasi Dengan Asupan Gizi Seimbang dan Pola Asuh Orang Tua" pada hari Jumat, 23 April 2021 dengan nara sumber yaitu Arif Mujahidin (Corporate Communication Director Danone Indonesia), dr. Mesty Ariotedjo, S.pA (Dokter Spesialis Anak dan CEO Tentang Anak), Fathya Artha, M.Sc., M.Psi (Psikolog, Co-Founder Tigagenerasi).
Danone Indonesia punya misi One Planet One Health. Salah satunya membuat sehat manusia melalui makanan. Edukasi yang dilakukan Danone Indonesia adalah menerbitkan buku Isi Piringku yang bekerjasama dengan para guru PAUD. Ada juga ajakan Ayo Minum Air karena 4 dari 5 anak di Indonesia kekurangan asupan air. Sementara untuk edukasi tentang lingkungan, Danone Indonesia mengajak anak-anak Indonesia untuk peduli dengan lingkungan melalui ajakan Sampahku Tanggungjawabku.
Bulan Ramadhan yang penuh kebaikan dijadikan momentum oleh Danone Indonesia dan Tentang Anak untuk memperluas manfaat melalui penggalangan donasi 5.000 buku serial "Sikap Baik" untuk anak-anak Indonesia. Buku-buku yang diproduksi ini akan disebarkan ke PAUD dan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Harapannya buku ini bisa mengajarkan anak tentang berbagai kebaikan dan membuat anak jadi gemar membaca. Masyarakat bisa ikutan berdonasi lewat @wecare.id.
Bapak Arif Mujahidin (Corporate Communication Director Danone Indonesia) mengatakan bahwa anak-anak merupakan kekuatan besar untuk menjadikan bangsa berkualitas. Untuk jadi bangsa berkualitas, badan anak harus sehat dan gizinya baik serta punya minat tinggi untuk belajar. Salah satu input tumbuh kembang adalah diajarkan membaca. Anak yang dididik gemar membaca sejak kecil akan jadi generasi unggul yang bisa mewujudkan Generasi Emas 2045.
Anak yang Berpuasa Jangan Sampai Kekurangan Cairan
Acara dibuka dengan dr. Mesty Ariotedjo, S.pA (Dokter Spesialis Anak dan CEO Tentang Anak) yang memberi penjelasan tentang nutrisi untuk anak yang sedang berpuasa. Nutrisi lengkap dan seimbang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak agar mereka tetap sehat dan kuat menjalani puasa. Berikan anak makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak.
Jangan lupakan juga untuk memenuhi kebutuhan air saat anak berpuasa. Air penting agar anak terhindar dari dehidrasi. Selain itu cairan diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh seperti metabolisme, fungsi pecernaan, pengaturan suhu, fungsi sel, pelarutan berbagai reaksi biokimia, pengaturan komposisi elektrolit dan lain-lain. Berbagai fungsi ini akan terhambat jika anak kurang cairan.
Diperkirakan kebutuhan cairan pada anak adalah :
- umur 4-8 tahun memerlukan 1700 ml/hari
- umur 9 -- 13 tahun memerlukan 2400 ml/hari untuk anak laki-laki, dan 2100 ml/hari anak perempuan
- umur 14 -- 18 tahun memerlukan 3300 ml/hari untuk anak laki-laki, dan 2300 ml hari untuk anak perempuan.
dr. Mesty mengingatkan pada orang tua bahwa anak lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding orang dewasa. Anak memiliki sensibilitas rasa haus yang lebih rendah serta tidak dapat mengekspresikan rasa haus dengan baik. Jadi selalu penuhi kebutuhan anak dengan cairan yang bisa didapat dari minuman ataupun makanan.
Membaca itu Menyenangkan dan Mengajarkan Kebaikan
Masa pandemi, membuat anak lebih tergantung dengan gadget seiring dilakukannya sekolah secara daring. Fathya Artha, M.Sc., M.Psi (Psikolog, Co-Founder Tigagenerasi) mengatakan ini menjadi momentum untuk orang tua meningkatkan minat membaca pada anak. Tak bisa dipungkiri, masa pandemi membuat orang tua diliputi berbagai kekhawatiran pada anak seperti :
- kemampuan bersosialisasi yang tidak terasah
- penggunaan gadget yang berlebihan
- ketertinggalan dalam edukasi
- kesehatan fisik dan emosional anak
Generasi Alfa (tahun 2010) sudah lahir dengan gadget jadi ketimbang melarang anak menggunakan gadget lebih baik membantu anak menggunakannya dengan bijak. Berikan edukasi pada anak tentang literasi digital. Pahami penggunaan gadget jadi anak bisa menggunakannya dengan bijak.
Membaca mengasah kemampuan emosional misalnya empati. Kemampuan anak dalam berbahasa pun meningkat. Tahapan kemampuan anak dalam literasi adalah :
- anak usia 1-2 tahun : kemampuan memegang buku, mengucapkan kata sederhana dan interaksi 2 arah
- anak usia 2-3 tahun : familiar dengan banyak objek, memahami dan mengucapkan kalimat yang lebih panjang
- anak usia 3-4 tahun : mulai mengenal huruf, suka membacakan buku pada boneka, suka mengulang kalimat pada buku
- anak usia 4-6 tahun : mulai bisa menceritakan bacaan, dapat duduk untuk mendengarkan cerita yang lebih panjang
Menurut ibu Fathya Artha, membaca media yang pas untuk mengajarkan kebaikan karena :
- memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku baik
- belajar memahami melalui multisensory
- menumbuhkan rasa aman yang terbangun selama proses membaca dengan orang tua
- mengembangkan empati
- mengenal konteks dari sebuah perilaku baik
- meniru apa yang dilakukan tokoh
Namun seringkali anak sulit diajak untuk membaca. Hal ini bisa dihindari dengan cara menunjukkan pada anak bahwa membaca itu menyenangkan. Caranya adalah :
- siapkan pojok baca atau spot seru untuk membaca
- ajak anak untuk memilih buku
- bercerita dengan intonasi suara juga properti yang seru
- sambungkan cerita yang dibaca dengan aktivitas sehari-hari
- libatkan anak dalam cerita yang dibaca
- orang tua juga perlu merasa bahwa aktivitas itu seru
- jangan dipaksakan, jadikan pergerakan anak sebagai ajang untuk melibatkannya dalam cerita
Lalu, bagaimana jika orang tua tidak suka membaca tapi ingin mengajarkan suka membaca pada anak? Ini adalah tantangan buat orang tua juga. Anak akan mencontoh yang dilakukan orang tuanya maka sebaiknya orang tua punya rutinitas untuk membaca buku. Latihan dari diri sendiri bisa dimulai dengan membangkitkan ketertarikan pada buku. Salah satunya adalah dengan membaca buku bersama anak.
Membaca buku secara fisik lebih disarankan ketimbang melalui buku digital menurut ibu Fathya. Karena proses membalik kertas dan meraba kertas pada buku melatih sensor motorik anak. Dengan melihat buku fisik, anak bisa melakukan kegiatan selingan dari melihat gadget. Aktivitas membaca buku dan duduk bersama orang tua membaca buku bisa memberikan pengalaman yang berbeda pada anak.
Buku-buku anak sekarang juga banyak yang menarik. Contohnya buku dari Program BACA. Buku-buku ini penuh dengan gambar-gambar berwarna dan tulisannya juga besar-besar. Anak bisa mengembangkan imajinasinya ketika membaca buku ini. Ayo.. ajak anak gemar membaca.
Tidak ada komentar