Green Jobs untuk Iklim yang Lebih Baik dan Peluang Menghasilkan Uang


Setiap terjadi bencana alam seperti banjir, kebakaran hutan, tanah longsor dan lain-lain, kita kerap menyalahkan alam. Padahal faktor terbesar penyebab bencana alam adalah ulah manusia. Alam marah karena manusia berulah. Apakah kita menyadari, bahwa bencana alam dan perubahan iklim banyak terjadi karena manusia tak peduli pada lingkungan?

Sesungguhnya kepedulian pada lingkungan itu luas sekali pengertiannya. Nggak hanya soal membuang sampah pada tempatnya atau memakai produk daur ulang. Pernah mendengar istilah Green Jobs? Menurut International Labour Organization (ILO), Green Jobs adalah pekerjaan ramah lingkungan yang layak dan memberi kontribusi dalam pelestarian dan pemulihan lingkungan.

Green Jobs atau pekerjaan ramah lingkungan menjadi lambang dari perekonomian dan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan mampu melestarikan lingkungan, baik untuk generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang. Green Jobs meliputi pekerjaan di sektor tradisional seperti manufaktur dan konstruksi atau di sektor hijau seperti energi terbarukan dan efisiensi energi.

Indonesia mempunyai keuntungan dalam hal geografis. Indonesia berada di jalur pelayaran dan perdagangan yang menyilang di antara beberapa benua. Letak geografis Indonesia yang strategis sedikit banyak memberikan keuntungan bagi wilayah Indonesia. Salah satunya adalah kesuburan tanah dan keanekaragaman flora dan fauna yang dapat ditemukan di wilayah Indonesia. 



Namun keuntungan geografis ini sering disalahgunakan oleh banyak orang yang ingin menjadikannya keuntungan pribadi. Hutan dibabat tanpa memikirkan efek buruknya untuk alam di Indonesia. Ketika musim hujan, pembabatan hutan memberi bencana yang menimpa masyarakat sekitar. Apa itu? Banjir dan tanah longsor.

Selain bonus geografis, Indonesia juga diuntungkan oleh bonus demografis. Statistik Pemuda Indonesia 2019 menyatakan bahwa Indonesia diharapkan dapat meraup keuntungan dari bonus demografi, di mana penduduk yang produktif lebih banyak daripada penduduk yang tidak produktif terhitung mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2035. Indonesia punya anak muda yang lebih banyak.

Indonesia dapat memperoleh keuntungan jika mampu meningkatkan daya saing di tingkat nasional dan International jika mampu menyediakan akses ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan peluang kerja yang berkualitas tinggi salah satunya dari sektor energi terbarukan. Anak muda punya minat dan kemauan yang tinggi pada sesuatu yang baru. Makanya akses untuk informasi tentang berbagai peluang harus dibuka luas.

Sumber : coaction.id


Green Jobs untuk Iklim yang Lebih Baik


Green Jobs adalah salah satu solusi perbaikan lingkungan yang menyatukan bonus demografis dan geografis Indonesia. Koaksi Indonesia mengangkat isu peluang kerja ramah lingkungan atau Green Jobs sebagai hal yang krusial dan langkah awal agar pekerjaan ini menjadi pilihan utama anak muda Indonesia. Dengan terjun ke green jobs, anak muda akan memiliki keunggulan kompetitif merespon pandemi global dan gelombang perubahan iklim yang lebih besar sekaligus mengurangi tekanan buruk pada alam Indonesia.

Keuntungan Green Jobs adalah :

 
1. Melindungi dan memperbaiki ekosistem.
2. Meningkatkan efisiensi energi dan efisiensi bahan baku.
3. Mengurangi limbah dan polusi.
4. Membatasi emisi gas rumah kaca.
5. Mendukung adaptasi terhadap efek perubahan iklim.

Apa aja sih contoh-contoh Green Jobs? Kalau teman-teman bekerja dalam pengelolan limbah dan daur ulang maka pekerjaan teman-teman termasuk dalam Green Jobs. Pekerjaan yang berhubungan dengan efisiensi energi, transportasi rendah karbon, energi terbarukan dan pekerjaan di sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan juga termasuk dalam Green Jobs. 



Lalu, kontribusi apa yang diharapkan dari Green Jobs untuk pembangunan yang berkelanjutan? Menurut ILO, berikut beberapa di antaranya :

1. Membangun ketahanan iklim bagi masyarakat miskin dan rentan untuk mengurangi dampak sosial ekonomi perubahan iklim.
2. Memberikan keahlian dan praktik bisnis baru atau yang ditingkatkan dalam metode kerja ramah lingkungan untuk membangun masyarakat yang lebih tahan iklim.
3. Menyediakan akses ke energi yang bersih dan terjangkau serta mengurangi ketergantungan pada sumber energi intensif karbon.
4. Ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan dapat menghasilkan peluang kerja yang lebih banyak dan lebih baik sebesar 0,5–2% atau 15–60 juta pekerjaan tambahan secara global.
5. Meningkatkan pengarusutamaan kepedulian lingkungan ke dalam dunia kerja guna mengubah pola konsumsi dan produksi.



Dari Hobi jadi Money


Pak Epri adalah seorang pemuda yang berdomisili di Pekanbaru. Awalnya suka menanam sayuran karena hobi semata. Suatu hari ia menjadi salah satu korban PHK karena perusahannya berusaha bertahan dengan cara mengurangi pegawai. Dunia seperti berhenti untuknya. Ia bingung bagaimana harus menafkahi istri dan seorang anaknya.

The Power of Kepepet, pak Epri memulai usaha dari bidang yang ia kuasai karena hobi, menanam sayuran. Karena modalnya sangat terbatas, targetnya tak muluk-muluk, yang penting kebutuhan sehari-hari terpenuhi dan anak serta istrinya bisa makan. Kalaupun sayuran tak laku, maka sayuran tersebut bisa dimakan sendiri.

Ia mulai menanam benih seledri, kangkung dan bayam di dalam pot-pot karena ia tak punya lahan. Sayuran tumbuh subur meski pak Epri menanam dengan ilmu yang didapat dari hasil otodidak. Tantangan selanjutnya adalah memasarkan sayuran tersebut. Ilmu marketing yang dipelajari juga secara otodidak tak terlalu membuahkan hasil. 



Namun hidup manusia penuh dengan proses pembelajaran. Gagal dalam pemasaran membuat pak Epri giat belajar dari mereka yang lebih ahli. Pak Epri juga meningkatkan kualitas sayurannya. Jatuh bangun ia membangun bisnis sayuran, hingga bertahun setelahnya, bisnisnya membuahkan hasil. Sayuran pak Epri sekarang punya banyak langganan dan ia sudah merambah ke sayuran yang ditanam dengan cara hidroponik.

Selain itu, pak Epri juga merambah bisnis menjual ikan. Ia awali dengan menebar benih ikan, merawatnya hingga ikan layak buat dijual lalu memasarkan ikan-ikan tersebut ke masyarakat. Buatnya, menjual sesuatu yang ia ikuti prosesnya lebih membahagiakan. Selain karena ia bisa menjaga kualitas ikan dan sayurannya, ia juga bisa belajar.

Saya mengenal pak Epri melalui twitter setelah cuitannya kerap di retweet oleh para following saya. Cuitan pak Epri di akun @petanirumah membuat saya banyak belajar tentang tanam menanam. Pak Epri tak pelit membagikan ilmu yang ia dapat. Makanya follower pak Epri banyak sekali. 



Kemudian karena antusiasnya para follower, pak Epri memberanikan diri membuka kelas menanam sayuran dengan cara hidroponik dan kelas budidaya ikan lele dalam ember yang dilakukan via whats app group. Dua topik ini memang sedang dicari banyak orang. Hidroponik dan budidayaa lele dalam ember sungguh bermanfaat untuk mereka yang lahannya terbatas.

Selain itu, tujuan pak Epri membuka kelas seperti ini adalah untuk memasyarakatkan penggunaan lahan terbatas. Bahwa tak ada lahanpun kita bisa kok bercocok tanam atau membudidayakan ikan. Makin banyak orang bercocok tanam, makin banyak orang yang bisa menghasilkan sayuran sendiri dan lahan terbatas tak terbuang sia-sia. Ilmu juga tidak boleh disimpan sendiri.

Biaya untuk mengikuti kelas pak Epri sangat murah, hanya 35 ribu rupiah untuk masing-masing kelas. Peserta diajari secara detail sejak awal, mulai dari pemilihan benih berkualitas sampai saat panen. Benar-benar detail penjelasannya. Ia menjawab semua pertanyaan peserta dan memberi solusi tentang berbagai permasalahan yang terjadi ketika proses menanam. 

made by canva


Saya adalah salah satu peserta kelas pak Epri tentang menanam bunga. Pembelajarannya sambil praktek jadi peserta bisa langsung mempraktekkan ilmu dari pak Epri dan pak Epri juga bisa melihat hasil yang dia ajarkan. Banyak yang gagal tapi tak sedikit yang tanamannya berhasil berbunga. Dari 3 jenis bunga yang saya tanam, hanya satu yang berbunga. Tak apa-apa, kata pak Epri itu proses. Coba lagi dan jangan berhenti.

Buat saya, pak Epri adalah contoh nyata dari Green Jobs. Puluhan kelas yang sudah ia buka menghasilkan para petani rumahan yang sudah memetik hasil dari ilmu yang ia berikan. Para peserta banyak yang sudah mendapat penghasilan dari hasil menanam sayuran atau dari memelihara ikan. Dari hobi menghasilkan money.

Pak Epri mungkin tak tahu apa itu Green Jobs, tapi nyata bahwa ia telah membuka lapangan kerja baru, melestarikan lingkungan, menumbuhkan perekonomian dan menjaga keberlanjutan  kehidupan. Di luar sana pasti masih banyak orang muda seperti pak Epri, saya acungkan jempol untuknya.



sumber foto : freepik.com














Tidak ada komentar