Tiga Pilar GESID untuk Remaja Sehat Menuju Generasi Emas 2045


Punya anak remaja, kerap membuat saya was-was. Remaja jaman sekarang sering sulit dikontrol, rasa tanggung jawabnya kurang dan sering abai dengan masalah kesehatan. Jika tak pandai mengatur kata, orang tua akan sering berselisih paham dengan anak remajanya. Saya pun begitu, dan yang paling sering terjadi kesalahpahaman adalah jika saya bicara tentang kesehatan.

Masalah kesehatan pada remaja sungguh penting karena akan mempengaruhi kehidupannya di masa depan. Anak jaman sekarang cenderung suka dengan makanan atau minuman kekinian walau kandungannya tidak sehat. Contohnya es kepal yang beberapa waktu pernah hits. Padahal jika dilihat dari bahannya, nyata bahwa es tersebut mengandung gula yang sangat berlebih.

Danone Indonesia melihat fenomena abainya remaja masa kini dengan masalah kesehatan, maka dibuatlah program GESID (Generasi Sehat Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang peluncurannya dilakukan secara virtual pada 14 Desember lalu. Launching berbentuk webinar dihadiri oleh para media serta blogger. 



Ada Drg. Kartini Rustandi, M.Kes (Sesditjen Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI), Prof. Dr. Ir. Sri Anna Maryati, Msi (Ketua Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB), Vera Galuh Sugijanto (VP general Secretary Danone Indonesia), Karyanto Wibowo (Sustainable Development Director Danone Indonesia) dan Sharla Martiza (Pemenang The Voice Kid 2017 yang hadir sebagai narasumber.

Webinar dibuka oleh Drg. Kartini Rustandi, M.Kes  (Sesditjen Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI) yang mengingatkan perbaikan perilaku sadar gizi, aktifitas fisik dan kesehatan para remaja, juga kemudahan akses sesuai ilmu dan teknologi, dan yang terpenting sistem kewaspadaan pangan dan gizi apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini. Ibu Kartini sungguh mengapresiasi diluncurkannya GESID.

Ibu Vera Galuh Sugijanto (VP general Secretary Danone Indonesia) mewakili Danone Indonesia menjelaskan bagaimana para remaja saat ini akan diharapkan dapat melahirkan generasi-generasi mendatang yang sehat,dan cerdas. Ia berharap GESID bisa menginspirasi remaja, orang tua, guru dan masyarakat hingga nantinya Generasi Emas 2045 bisa tercapai. 



Hal yang sama diungkapkan oleh pak Karyanto Wibowo. Masalah stunting di Indonesia harus segera ditangani. Stunting bisa berdampak pada kesehatan tubuh lainnya. Penderita stunting rentan diserang penyakit. Dengan GESID diharapkan para remaja mempunyai pemahaman mengenai gizi seimbang yang akan diaplikasikan pada kehidupannya ketika ia berumah tangga dan menjadi seorang ibu.

GESID dibuat untuk memudahkan edukasi untuk para remaja dan nantinya para remaja ini akan mengedukasi remaja lainnya. Kaum remaja diajak untuk lebih peduli dengan kesehatan. Tools edukasi itu terdapat dalam buku panduan GESID. Tools ini penting mengingat Data (Riskesdas, 2013) mencatat remaja di Indonesia masih rentan mengalami masalah anemia (22,7%) dan defisiensi energi berat (52,5%). Masalah terakhir itu terkait dengan rendahnya konsumsi energi (kurang dari 70 %) dalam makanan yang dikonsumsi tiap hari.



Ada 3 pilar dalam GESID yang menjadi dasar untuk edukasi yaitu :


1. Aku Sehat

Remaja diajak untuk menyadari pentingnya gizi seimbang, melakukan perilaku hidup bersih, rutin melakukan aktivitas fisik serta memantau berat badan normal. Indonesia masih mempunyai masalah stunting. Dengan memberi pemahaman soal gizi seimbang, ke depannya diharapkan para remaja bisa terhindar dari masalah stunting ketika ia menjadi seorang ibu nantinya. Panduan makan Isi Piringku menjadi salah satu acuan.

2. Aku Peduli

Sering miris melihat remaja yang tak peduli dengan orang lain. Banyak kasus remaja yang stres berat karena tak bisa bicara dengan orang lain. Dengan pilar Aku Peduli, diharapkan para remaja menjadi lebih peduli dengan dirinya dan orang lain.

3. Aku Bertanggungjawab

Informasi deras sekali mengalir di jaman digital sekarang ini. Saking derasnya sampai tak jelas bedanya berita yang benar atau yang hoax. Pilar ketiga ini bertujuan membuat rmaja mempunyai pemahaman untuk memilah mana berita yang benar dan mana berita yang salah. Remaja bertanggung jawab atas informasi yang ia sebarkan. Remaja yang bertanggungjawab akan tumbuh menjadi generasi yang berkarakter yang menyebarkan kualitas yang positif ke lingkungan sekitarnya.

Sharla Martiza berbagi pengalaman tentang apa yang ia alami. Remaja ini kerap merasa insecure dengan kondisi tubuhnya dan ketika mencari informasi tetang kesehatan ia ragu apakah berita yang ia dapatkan melalui internet adalah berita yang benar. Ia senang ada GESID yang bisa menjadi acuan untuk hidup sehat serta bertanggung jawab.

Pilar Aku Peduli juga membuat Sharla menyadari bahwa peduli pada diri sendiri adalah dasar untuk peduli pada orang lain. Sharla Martiza dan jutaan remaja lainnya siap menyongsong Generasi Emas 2045 karena GESID.








Tidak ada komentar