Delapan Tips Perempuan Mandiri dan Percaya Diri


Bicara soal perempuan dari sisi tantangan dan halangan di karirnya selalu menarik. Makanya ketika ada sebuah sesi di IDEAFEST soal tantangan yang dihadapi perempuan dalam hal kepemimpinan saya tertarik buat ikut menontonnya. Karena Pandemi, IDEAFEST tahun ini diselenggarakan secara virtual tanggal 13 - 15 November 2020 , tapi tidak mengurangi sisi menarik dan serunya IDEAFEST.

Ada ibu Vera Galuh Sugijanto sebagai VP General Secretary Sarihusada, ibu Dewi Muliaty sebagai President Director Prodia dan mbak Hannah Al Rashid seorang aktris dan aktivis yang hadir dalam sesi IDEAFEST dengan topik More Than Woman : How These Female Leaders Make a Chance di hari pertama. Karena terselenggara secara virtual, jadi memungkinkan buat mbak Hannah Al Rashid yang sedang berada di London buat ikut serta.

Ketika saya bekerja di kantor dulu, saya pernah mengalami rasa tak percaya diri ketika menjabat sebagai manager operasional di kantor. Saya membawahi beberapa karyawan yang sebagian besar laki-laki. Rasa tak percaya diri timbul karena saya merasa tak bisa tegas, tak bisa memimpin, karena saya perempuan. Padahal saya dipilih justru karena performa kerja saya terbaik dibanding karyawan lainnya. 



Masalah soal kepercayaan diri, menjadi salah satu masalah dari berbagai permasalahan yang menimpa perempuan Indonesia. Masalah lainnya adalah masih adanya kesenjangan upah berdasarkan gender dan kekerasan dalam rumah tangga. Sebagian permasalahan ini dibahas dalam bincang IDEAFEST kemarin.


Perempuan Punya Pilihan dan Kemampuan


Peranan wanita tak ada batasnya, kata ibu Vera Galuh Sugijanto. Di rumah, wanita punya peran penting mengurus keluarga. Bukan hanya mengurus anak, tapi mengurus keuangan keluarga juga. Tugas seorang ibu bertambah jika ia juga ibu yang bekerja di kantor. Ibu harus bisa membagi waktu antara tugas dan keluarga. Saya pernah mengalami hal ini dan sungguh tak mudah.

Tugas ibu akan berjalan lancar jika ia mendapat dukungan di kantor dan di rumah. Ini dialami oleh ibu Vera. PT Sarihusada tempatnya bekerja sungguh mendukung kesetaraan. Sebanyak 48% manager di Sarihusada diduduki oleh perempuan. Bentuk dukungan juga terlihat dengan diberikannya cuti 6 bulan untuk ibu yang melahirkan.



Sebenarnya banyak industri yang mendukung soal kesetaraan. Sama seperti yang dialami oleh ibu Dewi Muliaty. Prodia bergerak di bidang medis yang punya 4000 karyawan dan 152 cabang. Mengatur perusahaan besar begini akan sulit jika ia tak mempunyai kemampuan memimpin. Sungguh salut saya dengan ibu Dewi Muliaty.

Prodia tidak membedakan gender. Performa kerja didasarkan pada kemampuan. Jika seorang perempuan mampu memimpin, ya ia berhak duduk di kursi pimpinan. Ini angin segar buat perempuan. Bahwa karir di dunia kerja bisa tak terbatas, asalkan perempuan punya kapabilitas.

Mbak Hannah yang seorang aktris, juga membagikan pengalamannya. Katanya, di industri perfilman makin banyak perempuan yang bekerja menjadi sutradara atau crew. Perempuan bisa dibayar lebih tinggi karena kemampuannya. Nyatalah bahwa di dunia perfilman, tak ada beda antara perempuan dan laki-laki. Yang membedakan adalah kemampuannya dalam bekerja.

Untuk meningkatkan kemampuan, perempuan harus selalu meningkatkan ilmunya dengan beragam cara. Bisa dengan pelatihan atau belajar dari yang ahli. Sarihusada punya cara untuk mendukung perempuan menjadi lebih mandiri dan bisa menjadi penggerak perekonomian. Pemberdayaan perempuan di Sarihusada ada dalam program Warung Sehat, di mana perempuan diajarkan untuk mengolah produk dan menjualnya. 



Lalu ada juga program Isi Piringku di mana ibu diikutsertakan dalam pembuatan modul makanan sehat untuk anak usia 0-3 tahun. Ini penting karena ibu berperan penting dalam 1000 hari pertama kehidupan. Ibu yang sadar gizi dan nutrisi akan melahirkan anak yang sehat. Dengan demikian permasalahan stunting di negara kita bisa berkurang.

Tak dapat dipungkiri, masih ada masalah soal kepercayaan diri. Banyak perempuan kurang percaya diri tidak hanya ketika bersaing dengan laki-laki namun ketika bersaing dengan sesama perempuan. Tiga wanita hebat yang menjadi narasumber kemarin, punya tips agar perempuan lebih percaya diri dan bisa meraih impiannya, yaitu :

1. Buatlah pilihan lalu komitmen dengan pilihan tersebut. Jika pilihan kita adalah menjadi ibu rumah tangga dan ibu pekerja maka jalani pilihan itu dan buat komitmen agar tugas keduanya bisa selaras. Jalani pilihan kita dengan rasa percaya diri.

2. Buatlah tantangan dan hadapi tantangan itu karena tantangan bisa membuat perempuan punya pribadi yang kuat.

3. Perlihatkan kepada dunia, apa yang bisa perempuan lakukan. Jika punya kemampuan mengerjakan sebuah hal, jangan ragu untuk melakukannya.

4. Multitasking adalah kekuatan perempuan karena perempuan memiliki hormon heterogen, gunakan kemampuan ini.

5. Perempuan jangan merasa lemah dan butuh ditolong, delegasikan tugas kepada team work atau support system. Jangan mengerjakan semuanya sendirian.

6. Perempuan harus punya pendidikan yang cukup, jangan pernah berhenti buat belajar.

7. Perempuan harus kuat pendirian dan jangan mau dilecehkan.

8. Rayakan tiap keberhasilan dengan "me time". Me time akan membuat pikiran lebih segar dan mengembalikan semangat yang hilang.

Dengan delapan tips ini, saya percaya perempuan bisa menjadi agen perubahan.




Tidak ada komentar