Makanan Sehat dan Interaksi adalah Kunci Keluarga di Masa Pandemi


Masa pandemi membuat banyak orang tua yang tadinya bekerja di kantor menjadi bekerja dari rumah. Sisi positifnya, orang tua terutama ibu bekerja, bisa lebih memperhatikan kondisi anak selama Work From Home, tapi sisi negatifnya, WFH juga memberi tekanan tersendiri. Orang tua yang stres karena WFH dan karena masa pandemi, bisa membuat anak menjadi stres juga. Akibatnya anak menjadi tak nafsu makan sehingga nutrisinya berkurang.

Nutrisi penting buat tumbuh kembang anak. Anak yang kekurangan nutrisi kesehatannya bisa terganggu. Kalau anak sakit, akan membuat orang tua stres lagi. Stresnya jadi berlipat. Pentingnya gizi seimbang pada anak selama periode masa pandemi menjadi tema Bicara Gizi yang diselenggarakan secara virtual oleh Danone Indonesia melalui Nutrisi Bangsa pada tanggal 30 September 2020 lalu.

"Selama masa berkegiatan di rumah, orang tua memiliki peran penuh dalam mengawasi tumbuh kembang anak yang optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia memperkuat edukasi untuk orang tua mengenai cara membiasakan anak untuk menerapkan gizi seimbang selama di rumah saja, mulai dari memberikan makanan bervariasi dan pengalaman menyenangkan saat makan, serta menjaga kondisi psikis anak dan juga orang tua agar tumbuh kembang anak tetap terjaga,” ujar Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia ketika membuka acara.


Jangan Lupakan Pedoman Isi Piringku


Pembicara pertama adalah dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinis yang menjelaskan soal panduan makan gizi seimbang Isi Piringku dengan variasi protein nabati. dr Juwalita Surapsari mengingatkan gizi seimbang dapat dicapai apabila makanan yang dikonsumsi dalam jumlah cukup, berkualitas baik, dan beragam jenisnya untuk memenuhi berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Agar anak mendapatkan gizi seimbang, kebutuhan akan nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan mikro (vitamin dan mineral) harus dipenuhi.

Gizi seimbang adalah susunan pangan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Prinsip yang harus diingat dalam menentukan gizi seimbang adalah keanekaragaman pangan, aktivitas fisik anak, perilaku hidup bersih dan target mencapai BB normal untuk mencegah masalah gizi. Ada 4 pilar yang menjadi pedoman gizi seimbang yaitu mengonsumsi makanan beragam, perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik dan pertambahan tinggi badan dan berat badan sesuai usia.

Pedoman gizi seimbang ini harus diterapkan pada anak setiap hari dalam porsi makan yang sesuai. Ingat yaaa pedoman Isi Piringku yaitu tersedianya makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah dalam porsi cukup. Untuk anak 1-3 tahun, setiap hari, anak harus mengonsumsi 3 porsi makanan pokok, 2 porsi lauk pauk, 3 porsi buah-buahan dan 1,5 porsi sayuran ditambah dengan minum air putih. 



 

Momen di rumah saja merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan anak mengenai gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang sesuai dengan panduan “Isi Piringku”. Untuk mendukung pertumbuhan anak yang optimal, pastikan sebanyak 12 hingga 15 persen dari porsi makanan hariannya merupakan sumber protein. Dalam lauk pauk, ibu harus memasukkan unsur protein hewani dan nabati.

Protein hewani mengandung asam amino yang lebih lengkap dan protein, vitamin serta mineral yang mudah diserap tubuh. Sementara protein nabati melengkapi protein tubuh, membantu kebutuhan serat dan mengandung mikronutrien seperti folat, niasin, tiamin, kalium, magnesium, besi dan zinc. Asupan serat yang tinggi didapat dari sayur, buah, kacang-kacangan, polong-polongan dan biji-bijian.

Ibu harus menerapkan pola makan teratur untuk anak agar asupan gizinya seimbang. Ada 3 kali makan untuk anak setiap hari yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam. Lalu makanan selingan adalah buah, kacang-kacangan, agar-agar dan susu. Jangan lupa anak harus minum air putih yang cukup ya setidaknya 8 gelas sehari agar terhindar dari dehidrasi.


Interaksi adalah Kunci


Pembicara selanjutnya adalah Putu Andani, M.Psi, Psikolog Anak dari Tiga Generasi yang menjelaskan tetang pengaruh makanan sehat pada kesehatan mental anak. Penelitian menyebutkan bahwa 95% hormon serotonin diproduksi di usus . Hal ini menandakan bahwa apa yang kita makan dan kesehatan saluran cerna dapat memengaruhi kesehatan psikis. Situasi hati anak bisa memengaruhi keinginannya untuk makan bergizi seimbang, anak yang tidak menerima asupan gizi seimbang juga berpotensi mengalami kecemasan.

Tantangan terberat dalam masa pandemi adalah stres berkepanjangan yang bisa diakibatkan oleh kebosanan karena pilihan yang terbatas, tidak bisa bertemu dengan teman dan kerabat, kegiatan yang monoton dan proses adaptasi pada rutinitas before dan after pandemi. Stress berkepanjangan yang tidak diolah dengan baik berdampak buruk pada kesehatan mental. Anak-anak sebagai individu yang kemampuan mengelola perasaannya masih berkembang, membutuhkan bantuan dalam mengelola stress.

Orang tua perlu memantau mood anak dengan baik di samping mengelola stressnya sendiri. Salah satu cara mengatasi rasa bosan anak adalah dengan mencoba keterampilan atau pengalaman baru dengan interaksi yang menyenangkan bersama anggota keluarga. Melibatkan anak dalam menyiapkan menu gizi seimbang sesuai dengan usia dan kemampuan anak bisa menjadi alternatif kegiatan menyenangkan yang juga edukatif.



Mbak Putu Andani mengingatkan pentingnya momen makan sebagai momen kebersamaan dan kesempatan anak buat belajar. Ketika makan, anak belajar soal tekstur dan rasa makanan. Anak juga mengetahui sinyal kapan merasa lapar dan kenyang serta mengetahui kapan harus berhenti makan. Momen makan juga mengajarkan anak tata krama dalam meenggunakan alat makan. Yang terpenting, momen makan menjadi momen kedekatan ibu dan anak.

Banyak hal baru di masa pandemi dan anak harus dikenalkan dengan berbagai hal baru tersebut. Mencoba kegiatan baru juga bisa mengatasi kebosanan anak pada masa pandemi. Libatkan anak pada kegiatan yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan proses terpenting dari kegiatan baru ini adalah interaksi. Interaksi yang menyenangkan dengan keluarga membuat anak juga senang melakukan kegiatan baru.

Mbak Putu mencontohkan untuk anak usia yang lebih kecil, bisa diajarkan mencuci buah dan sayur, memilah jenis makanan, menghitung jumlah makanan atau alat makan serta mengeksplorasi nama, warna dan aroma dari berbagai jenis makanan. Sedangkan untuk anak yang lebih besar, bisa dilibatkan untuk memotong, mencampur adonan, mengenalkan dan mencampur bahan, menentukan porsi makan dan menata peratan makan di meja.



Apabila dilakukan bersama-sama dan tanpa distraksi dapat mengasah perkembangan kemampuan kognitif, fisik, sosial dan emosional anak serta meningkatkan bonding antara ibu dan si Kecil. “Sepanjang tahap kehidupannya, anak memiliki berbagai kebutuhan psikologis yang perlu dipenuhi, antara lain: merasa bisa mandiri, berinisiatif, dan menghasilkan suatu karya. Melibatkan anak pada proses dan memberikan keleluasaan untuk menentukan pilihan akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut sehingga kesehatan psikis anak tetap terjaga,” kata mbak Putu.

Kondisi Pandemi bisa membuat orang tua stress. Kenali sinyal dari diri ketika orang tua sudah sangat lelah. Ini saatnya minta bantuan dari support system seperti keluarga dekat atau asisten rumah tangga yang bisa dipercaya. Jangan lupa prioritaskan self care untuk ayah dan ibu untuk me-recharge kembali sehingga kesehatan mental tetap terjaga. Ibu dan ayah yang berbahagia akan menularkan kebahagiaan tersebut pada anak-anaknya.



Sebagai penutup ada mbak Soraya Larasati yang berbagi pengalaman mengenai membiasakan gizi seimbang selama beraktivitas di rumah. Soraya Larasati yang juga seorang ibu menuturkan bahwa situasi saat ini membuatnya khawatir si Kecil akan bosan dengan menu makanan sehat di rumah. Mbak Soraya Larasati belajar untuk kreatif dalam menyajikan makanan maupun menyiapkan berbagai kegiatan agar anak tidak bosan di rumah saja.

Selain itu ia juga mengajak ajak anak terlibat dalam menyiapkan makanan dan mengenalkan anak dengan sumber nutrisi yang belum pernah anak coba. Mbak Soraya Larasati sering membuatkan menu makanan nabati. "Ragam makanan nabati yang sangat bervariasi dari jenis kacang-kacangan dan sayuran baik untuk dikenalkan pada anak-anak. Biasanya, saya lengkapi dengan nutrisi untuk anak berbasis soya yang difortifikasi dengan serat, vitamin, dan mineral lainnya karena nutrisinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak. Saya percaya bahwa pangan nabati sama pentingnya dengan pangan hewani,” cerita mbak Soraya Larasati.

Nutrisi yang tepat dan kondisi psikis yang sehat menjadi faktor penting dalam tumbuh kembang anak. Ingat selalu pedoman Isi Piringku dan ketahui sinyal ketika anak stress atau orang tua stress. Interaksi adalah solusi mengatasi beban berat masa pandemi. Stay happy dan stay healthy yaaaaa...









Tidak ada komentar