Namun ada masalah lain yang sama beratnya dengan stunting dan obesitas yaitu masalah malnutrisi atau kekurangan gizi. Berdasarkan Riskesdas 2018 17,7% bayi usia di bawah 5 tahun masih mengalami masalah gizi. Malnutrisi pada dasarnya disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak dapat memenuhi maupun sudah melampaui kebutuhan dasar anak yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya.
Perhatian pada masalah malnutrisi harus lebih diberikan untuk anak-anak yang menderita Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti kanker. Anak-anak yang menderita PTM rentan mengalami malnutrisi karena kondisi tubuh yang sedang menderita penyakit. Untuk tahu lebih jauh tentang cara mencegah malnutrisi pada anak penderita kanker, saya datang pada acara Bicara Gizi yang diadakan oleh Nutrisi Untuk Bangsa , Sarihusada dan Yayasan Pita Kuning tanggal 13 Juli 2019 lalu.
Ibunda dari Ibam dan ayah dari Bima tentu tak pernah menyangka anak mereka akan menderita kanker ALL (Leukimia Limfoblastic Akut). Ibam didiagnosis menderita ALL saat berusia 6 bulan, saat ini usianya 11 bulan. Sementara Bima saat ini berusia 6,5 tahun dan didiagnosis menderita ALL saat batita. Ketegaran dua orang tua ini sungguh menggetarkan hati saya.
Bima dan Ibam saat ini masih menjalani kemotherapi secara rutin. Proses pengobatan yang panjang membuat Bima berat badannya naik turun dan Ibam mengalami keterlambatan pertumbuhan. Tak ada yang perlu disesali saat anak menderita sakit, dampingi dia dan berikhtiar pada Yang Maha Kuasa. Jangan patah semangat karena ada hikmah di balik ini semua. Begitu kata kedua orang tua tangguh ini.
Kanker Bisa Menyerang Anak
Ibu Desyta Rahma Dwi Utami, External Communication Manager for Early Life Nutrition and Medical Nutrition Danone Indonesia dalam pembukaan acara mengatakan saat ini terdapat hingga 60% pasien anak dengan kanker yang terdiagnosis malnutrisi, bergantung pada tipe kanker, jenis terapi dan metode pengukuran. Danone berkomitmen untuk terus memberi edukasi pentingnya nutrisi bagi anak penderita PTM.
Yayasan Pita Kuning adalah organisasi non profit yang peduli akan isu kanker anak di Indonesia. Steny Agustaf, Ketua Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia mengatakan bahwa orang tua merupakan ujung tombak hidup anaknya maka dari itu para ayah dan ibu di Pita Kuning harus dibekali ilmu pengetahuan yang bermanfaat, salah satunya mengenai nutrisi terbaik untuk anaknya. Nutrisi yang baik akan membuat proses perawatan berjalan dengan lebih optimal.
Dr. Mururul Aisyi, Sp.A(K) adalah dokter yang ikut berperan dalam proses penyembuhan Bima, Ibam dan anak-anak penderita kanker lainnya. Ia menjelaskan bahwa 9 dari 100.000 anak usia 0-17 tahun di Indonesia menderita kanker dengan jenis yang beragam. Kasus yang paling sering adalah Leukimia, Retinoblastoma, Osteosarcoma, Neuroblastoma, Limfoma, Maligna, Karsinoma dan Nasofaring.
Penyebab kanker pada anak adalah :
1. 5 - 15% karena faktor genetik dan familial atau faktor keturunan.
2. 1 - < 5% karena faktor lingkungan.
3. 75 - 90% karena multi faktor yang tidak diketahui.
Kanker sering terlambat didiagnosis. Penderita datang ke rumah sakit setelah menderita kanker stadium IV. Padahal makin cepat kanker diketahui, makin besar kemungkinan penderita untuk sembuh. Sembuh di sini artinya tidak ada gejala yang muncul kembali dan sel kanker berkurang dalam kurun waktu 5 tahun. Namun penyintas kanker tetap harus dicek secara berkala.
Orang tua harus tahu ciri-ciri anak yang menderita kanker. Beberapa ciri umum yang timbul pada penderita kanker yaitu :
- Leukimia : terjadi saat anak berusia di atas 5 tahun, cirinya adalah badan anak panas, muka pucat dan terjadi pendarahan.
- Kanker otak : anak mengalami sakit kepala yang luar biasa disertai kejang, muntah dan gangguan keseimbangan.
- Kanker mata : terjadi saat anak berusia di bawah 5 tahun, ditandai dengan gejala mata kucing.
- Kanker getah bening : dialami usia 7-8 tahun, terdapat benjolan di satu sisi leher dengan diameter lebih dari 2 cm dan tidak terasa nyeri.
- Kanker tulang : ada benjolan di tungkai atau lengan, jika dalam 3 bulan tidak ditangani serius maka akan menyebabkan kematian.
- Kanker Protasoma : terdapat benjolan di perut, bisa pendarahan jika dipijit.
Nutrisi Penting Untuk Penderita Kanker Anak
Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A menjelaskan soal nutrisi pada anak yang menderita kanker. Anak yang menderita kanker umumnya mengalami peningkatan kebutuhan energi dan protein akibat adanya berbagai komplikasi. Apabila masalah nutrisinya idak ditangani dengan baik, anak dengan kanker dapat memiliki konsekuensi seperti stunting, peningkatan resiko komplikasi, menurunnya respon dan toleransi terhadap pengobatan, mudah relaps (kambuh) dan menurunnya tingkat kelangsungan hidup.
Ada dua jenis algoritma tata laksana nutrisi pada anak dengan kanker yaitu :
1. Risiko tinggi :
Status gizi tidak berubah >> berikan makanan berdensitas kalori tinggi
Status gizi menurun >> berikan nutrisi enteral via tube feeding, nutrisi parenteral bila perlu
2. Risiko rendah :
Risiko obesitas karena penggunaan obat steroid >> nasehat diet seimbang
Mual, muntah, diare dll >> pantau bila perbaikan setelah tata laksana, nutrisi enteral/parenteral
Pemberian makanan dan minuman pada penderita kanker anak harus memperhatikan faktor berikut :
- Buah dan sayur boleh dikonsumsi asalkan dicuci bersih.
- Membersihkan tutup makanan kaleng sebelum membuka.
- Memasak hingga matang.
- Menyimpan makanan di kulkas sesuai dengan suhu aman.
- Boleh memberikan makanan yang mengandung antioksidan seperti kacang-kacangan, ikan air tawar, tahu, bayam dan lain-lain.
- Boleh mengonsumsi gula namun dalam batas yang wajar. Konsumsi gula yang tinggi bisa menyebabkan diabetes.
Dr. Cut menambahkan pemberian asupan nutrisi yang sesuai kebutuhan anak dengan kanker harus diikuti dengan pemantauan secara rutin fasilitas kesehatan, terutama bagi pasien anak dengan kanker yang mash dalam masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Apabila tidak ditangani dengan baik, anak akan terancam stunting yaitu gangguan permanen pada fisik dan kognitif yang disebabkan oleh malnutrisi kronis.
Selalu pantau dan konsultasikan keadaan anak pada dokter terkait dan seperti yang dikatakan oleh ibu Ibam dan bapak Bima, teruslah konsisten menjalani pengobatan, jangan patah semangat dan mudah menyerah, karena anak adalah anugerah dan semangat orang tua adalah semangat untuk anak.
Tidak ada komentar