Karena berbahayanya PTM, saya hadir di acara Blogger Gathering Kementrian Kesehatan RI yang mengulas tentang PTM di bilangan Jakarta Pusat pada 18 dan 19 Juni lalu. Hari pertama adalah pemaparan materi tentang Penyakit Tidak Menular dan hari kedua adalah kunjungan ke beberapa rumah sakit. Saya kebagian berkunjung ke RSCM .
Penyakit Tidak Menular di Indonesia
Di hari pertama, ada dr Theresia Sandra Diah Ratih MHA memberikan materi. Indonesia termasuk 17 negara dengan 3 masalah gizi menurut Global Nutrition Report tahun 2014. Di Indonesia, 37,2% (8,92 juta) balita pendek, 12,1 % balita kurus, 11,9% kegemukan pada balita. Masalah gizi juga diderita olrh orang dewasa di mana 28,9% kegemukan dialami oleh usia 18 tahun ke atas.
Efek dari balita pendek, balita kurus dan kegemukan pada balita adalah terhambatnya kemampuan kognitif (inteligensia) dan motorik pada anak. Serta meningkatnya PTM pada masa dewasa. Sementara kegemukan pada orang dewasa meningkatkan faktor risiko PTM. Biasanya kita senang lihat bayi gemuk ya, namun gemuk yang melebihi standar berat badan ternyata bisa menimbulkan penyakit di kemudian hari.
Berdasarkan faktor risiko, penyakit yang disebabkan tekanan darah tinggi menjadi pemicu utama kematian. Penyakit akibat tekanan darah tinggi yang banyak diderita adalah penyakit jantung. Entah berapa banyak orang yang saya kenal yang meninggal tiba-tiba karena serangan jantung. Pagi masih sehat tak ada tanda-tanda sakit, tapi siangnya sudah kembali ke pangkuan Illahi karena serangan jantung.
Tingginya PTM yang diderita masyarakat, membuat biaya pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional tinggi juga. Untuk jenis PTM seperti Hepatitis, gagal ginjal, Haemophilia, jantung, kanker, leukaemia, stroke dan thalasemia, pada tahun 2016 (salam jutaan) adalah sebesar 16,217,291. Tahun 2017 menjadi (dalam jutaan) 18,421,372 dan di tahun 2018 meningkat lagi menjadi 20,429,405.
Apa sih penyebab PTM? Ternyata 80% PTM disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Kondisi masyarakat Indonesia saat ini adalah :
- 26,1% penduduk kurang aktifitas fisik
- 93,5% penduduk usia di atas 10 tahun kurang mengonsumsi buah dan sayur
- 36,3% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok (perempuan usia >10 tahun adalah 1,9%)
- 4,6% penduduk di atas usia 10 tahun mengonsumsi alkohol
- 5 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi gula lebih dari 50 gram per hari (konsumsi gula tertinggi di Yogyakarta)
- 53 dari 100 orang di Indonesia mengonsumsi garam lebih dari 2000 mg perhari (konsumsi garam tertinggi di DKI Jakarta)
- 27 dari 100 orang di Indonesia mengonsumsi lemak lebih dari 67 gram per hari (konsumsi lemak tertinggi di DKI Jakarta)
- 15 dari 10 orang Indonesia mengalami obesitas (obesitas tertinggi di Sulawesi Utara)
Pemerintah punya target menurunkan angka penderita PTM melalui beberapa program unggulan. Program-program itu adalah :
- Posbindu PTM
- Pandu PTM
- Kawasan Tanpa Rokok
- Konseling UBM
- Kampanye CERDIK
- Pembatasan konsumsi GGL
- IVA dan SADANIS
- Tajam penglihatan dan pendengaran, disabilitas
Sementara untuk mengurangi konsumsi rokok, pemerintah mengadakan strategi pengendalian konsumsi tembakau yaitu dengan cara MPOWER :
- Monitor konsumsi tembakau dan pencegahannya antara lain dengan menerapkan kawasan tanpa rokok
- Perlindungan dari paparan asap orang lain
- Optimalkan dukungan layanan berhenti merokok antara lain dengan memberikan layanan berhenti merokok di 08001776565 (tanpa bayar)
- Waspadakan masyarakat akan bahaya konsumsi tembakau antara lain dengan memberikan edukasi mengenai bahaya rokok
- Eliminasi iklan, promosi dan sponsor produk tembakau
- Raih kenaikan harga rokok melalui peningkatan cukai dan pajak rokok
Menderita Gagal Ginjal Karena Sering Mencicipi Makanan Berkadar Garam Tinggi
Hari kedua saya dan teman-teman berkunjung ke RSCM untuk mengetahui lebih jauh mengenai penanganan Penyakit Tidak Menular terutama diabetes dan gagal ginjal. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo adalah rumah sakit milik pemerintah yang sudah lama sekali berdiri. Usia RSCM tahun ini memasuki usia yang ke 100 tahun.
Kami bertemu Imam Subekti, Dr., dr., SpPD-KEMD, seorang dokter spesialis penyakit dalam. Dr. Imam mengatakan bahwa kendali Diabetes Melitus (DM) saat ini belum memuaskan. Hanya 30% yang berhasil sembuh, sementara 70% nya beresiko untuk terjadi komplikasi. DM saat ini menyerang usia produktif.
Komplikasi yang disebabkan oleh DM ada dua yaitu makro vascular (jantung, stroke) dan mikro vascular (ginjal, mata dan saraf). DM akan mengikuti penderitanya seumur hidup. Jika penderita yang sudah sembuh abai dengan gaya hidupnya aka DM nya akan menghinggapi lagi. Makanya pengendalian DM yang utama adalah modifikasi gaya hidup yaitu mencakup pola makan, aktivitas fisik dan aktivitas pikiran.
Seseorang beresiko tinggi mengidap DM jika keluarga punya riwayat DM, tekanan darah dan kolesterolnya tinggi serta usia di atas 40 tahun. Kita harus mengetahui ciri umum DM yaitu :
- awalnya gemuk lalu jadi kurus padahal pola makan tidak berubah
- kalau malam sering buang air kecil
- mudah haus di segala kondisi
- makannya banyak
Jika ciri umum itu kita alami maka cepat-cepat deh cek kesehatan. RSCM punya pelayanan untuk penderita DM dari semua kalangan. Ada 3 model pelayanan yang bisa kita pilih yaitu Poli Madya yang menjangkau kalangan menengah, RSCM Kencana yang berstandar internasional dan poli biasa untuk kalangan umum.
Setelah berbincang mengenai DM, kami melanjutkan kunjungan untuk bertemu dengan Suhardjono Prof., Dr., dr., SpPD, K-GH, K-Ger dan seorang penderita gagal ginjal. Ibu Kembar menderita hipertensi. Selama 6 bulan tekanan darahnya tinggi sekali yaitu 220. Padahal tekanan darah normaladalah 120-140. Ia berobat ke RSCM setelah kondisinya kian parah karena mengalami muntah dan perutnya perih tidak mau menerima makanan dan minuman.
Di RSCM ia didiagnosis menderita gagal ginjal karena ukuran ginjalnya hanya 7,5 cm sementara ginjal normal berukuran 11 cm. Ia harus menjalani hemodialisis dan ini sudah ia lakukan selama 3 tahun. Hipertensi sebenarnya bisa diobati asal penderita kontrol darah sejak dini. Ada obat yang harus rutin diminum dan dosisnya disesuaikan dengan kondisi tekanan darah penderita.
Penderita gagal ginjal di RSCM sebanyak 30% nya disebabkan karena hipertensi dan saat ini 50% penderita gagal ginjal disebabkan oleh diabetes. Penyebab hipertensi yang utama adalah konsumsi garam berlebih. Standar garam yang boleh dikonsumsi adalah 5-6 gram perhari sementara rata-rata orang Indonesia mengonsumsi 17 gram garam sehari. Iya sih kalo makanan nggak asin rasanya kurang enak ya.
Untuk kasus ibu Kembar, ia punya warung makanan di rumahnya dan sering diminta memasak oleh para tetangga. Seminggu bisa 2 sampai 3 kali ia memasak dalam jumlah banyak dan selama memasak itu ia mencicipi semua masakan yang ia masak yang tentu saja berkadar garam tinggi. Dari sinilah ia menderita hipertensi.
Penderita gagal ginjal harus menjalani hemodialisis yang jangka waktunya bisa lama. Hemodialisis adalah pembersihan darah dengan cara mengalirkan darah ke dalam filter yang kemudian dilakukan proses pemisahan/pembersihan. Setelah bersih darah kembali ke tubuh. Darah ini tidak masuk ke mesin hemodialisis, mesin hanya berfungsi memompa darah, pembersihan darah terjadi di luar mesin.
Harga mesin hemodialisis ini sangat mahal. Satu mesinnya bisa seharga 300 jutaan. Selama pengobatan, penderita gagal ginjal tidak ditarik bayaran sama sekali. Semua biaya ditanggung oleh JKN. RSCM juga melayani transplantasi ginjal untuk penderita gagal ginjal. Paket transplantasi ginjal ini seharga 350 jutaan. Dalam seminggu RSCM melayani 2-3 kali transplantasi ginjal. Kebayang kan berapa biaya yang dikeluarkan pemerintah melalui JKN untuk operasi transplantasi ini.
Komplikasi hipertensi bisa mengakibatkan stroke, jantung dan gagal ginjal. Tentu kita tak mau menderita aneka penyakit ini bukan? Meski biaya pengobatan ditanggung JKN, namun kerugian materi dan moril akan tetap dialami, bukan hanya untuk si penderita namun juga keluarganya. Makanya, hindari PTM dengan berperilaku CERDIK :
- Cek kondisi kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktifitas fisik
- Diet dengan gizi seimbang
- Istirahat yang cukup
- Kelola stress
untuk ukuran usia 35+. mustinya ku udah mulai rutin check up ya. hmm, semoga bisa :)
BalasHapusJakarta masuk kategori konsumsi garam dan lemak tertinggi ya. Makanan apa aja mudah ditemui di jakarta. Gaya hidup yang harus dirubah. Serem juga ya kalau udah kena gagal ginjal. Sampai harus ikut hemodialisa.
BalasHapusMenjaga gaya hidup itu penting sekali ya kak apalagi di masa serba praktis dan ringkas. Apalagi pemyakit tidak menular ini sekarang banyak yang terjangkit dan mahal pula biayanya
BalasHapusKonsumsi garam berlebih bisa punya dampak buruk buat kesehatan, walau sih memang ibarat sayur tanpa garam kurang sedap, tapi bisa dengan penggunaan garam yang cukup ya kak
BalasHapusPenyakitnya mematikan semua y mba..jujur kadang aku takut suamiku sakit karna dia ngerokok sma suka banget makanan manis..sedari dini kita harus menjaga makanan y mba
BalasHapusSaya menggarisbawahi persentase perokok. Kaget juga karena angkanya lumayan besar juga karena sampai sepertiga. Udah gitu, dimulai dari usia 15 tahun.
BalasHapusHuhuuuu...suka sedih kalau pas dulu jaman di RS ngeliat orang masuk siangan hemodialisis. Suka salut sama si pasien dan keluarga. Mereka orang orang kuat pokoknya
BalasHapusTernyata dari hipertensi bisa menimbulkan komplikasi juga ya Mbak seperti gagal ginjal, jantung, dsb. Saya kira cuma PTM seperti diabetes saja yang bisa menimbulkan komplikasi demikian karena pengalaman Om saya juga meninggalnya karena penyakit itu. Yang awalnya diabetes trus lari ke ginjal juga Jantung.
BalasHapusPenyakit tidak menular ternyata malah justru lebih berbahaya ya mbak apalagi yang tergolong dalam penyakit berat, bener-bener harus jaga pola hidup dan gaya hidup
BalasHapusDuh, serem juga ya ternyata PTM ini. Aku lebih banyak aware dengan penyakit menular aja selama ini. Karena dianggap bisa tetular kapan aja. Padahal PTM juga mengintai. Malah kayak silent killer ya. Gaya hidup yang gak terkontrol, dan berasa baik-baik aja, padahal diintai. Fyuh... kudu mulai ngubah kebiasaan jelek nih.
BalasHapusTidak menular bukan berarti tidak berbahaya ya. Dengan CErDIK ini semoga kita bisa terhindar, meski memang susah banget mengelola stress itu heheheh
BalasHapusHindari asap rokok juga susah ya Meksi kita tdk merokok
Dulu waktu kuliah pernah belajar metabolisme tubuh di pelajaran biokimia disitu dijelaskan gimana cara kerja insulin di tubuh membantu kerja ginjal, makannya diabetes sama ginjal sangat bersahabat yaaa, yuk ubah gaya hidup jadi lebih sehat
BalasHapusKalau baca kok kyknya hipertensi ini awal mula segala PTM ya mbak. Merembet ke mana2. Serem. Aku sendiri suka garam skrng, kalau gula udah gk terlalu suka jd ngurang2in. Yaaa kyknya emang hafus evaluasi soal makanan juga lifestyle lainnya biar jauh dark PTM
BalasHapusKak Yayat, hipertensi ini bisa karena keturunan gak sih? Aku jadi serem nih ternyata malah bisa bikin gagal ginjal. Ternyata garam berlebih juga pemicu hipertensi ya
BalasHapusHipertensi??? Serem banget deh menurut aku mba. Apalagi pemicunya karena kelalaian kita dalam mengatur pola makan dan pola hidup.
BalasHapusHipertensi kayaknya termasuk penyakit yang paling banyak diderita orang dewass ya. Mungkin memang dasarnya orang Indonesia ini suka yang asin-asin jadilah banyak yang kena hipertensi ini
BalasHapusWah, pastinya mengena sekali ini materinya. Selain memperoleh penjelasan tentang bahaya dan resiko PTM,, diajak berkunjung dan wawancra dengan penderitanya di Rumah Sakit. Semoga semakin banyak yang sadar bahaya PTM dan memulai hidup sehat dari sekarang.
BalasHapusMasih jadi Pe Er buat aku nih mba udh lama banget gak olahraga terus masih suka makan malem sebelum tidur . Harus lebih hati hati menjaga pola hidup takut juga kena diabetes aku jangan sampe deh
BalasHapus