6 Hal Menarik di Indonesia International Book Fair 2018 (IIBF 2018)

Katanya Indonesia adalah negara kedua terbawah di list negara-negara yang doyan membaca. Masyarakat Indonesia tak gemar membaca buku. Kang Maman Suherman dalam sebuah acara pernah mengatakan bahwa, masyarakat lebih senang membaca timeline sosial media ketimbang membaca buku. 


Namun syukurnya masih banyak pihak yang berusaha agar hobi membaca di kalangan masyarakat meningkat. Salah satu upaya itu adalah dengan membuat gelaran bazzar buku dari tingkat kecil sampai tingkat besar. Gelaran ini berhasil membuat masyarakat antusias untuk datang dan membeli buku-bukunya.

Tanggal 12 September 2018 kemarin adalah pembukaan Indonesia International Book Fair 2018 (IIBF 2018). Saya hadir pada saat pembukaannya. Selain menjual buku-buku dengan harga murah, IIBF 2018 yang berlangsung di Jakarta Convention Center ini menggelar aneka seminar dan talkshow interaktif dengan para tokoh publik yang ahli di bidangnya.

Sebagai ajang promosi, interaksi para penikmat buku, ajang komunikasi para budayawan dan pustakawan dan penggiat industri kreatif, IIBF hadir setiap tahun dan merupakan gelaran rutin dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). IIBF 2018, sesuai namanya, mengajak serta negara asing untuk ikut berpromosi di event ini. Ada 17 negara asing seperti Saudi Arabia, Malaysia, Jerman dan lain-lain ikut berperan aktif dalam IIBF 2018.



Menurut ibu Amalia B Safitri, Ketua Panitia IIBF 2018, IIBF menghadirkan 70 penerbit dalam negeri, 34 penerbit dari 17 negara, IKAPI daerah, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Kementrian dan lain-lain. Ada 100 lebih acara yang bisa diikuti secara gratis. Mulai dari diskusi interaktif sampai workshop soal film.

Pada pembukaan IIBF 2018 yang secara resmi dibuka oleh Kepala Badan Kreatif (BEKRAF) bapak Triawan Munaf diserahkan juga penghargaan IKAPI Award 2018 untuk mereka yang punya prestasi dalam literasi dan terbagi dalam 3 kategori. Tiap tahun memang IKAPI rutin memberi anugerah IKAPI Award untuk para penggiat literasi. Penulis Andrea Hirata pernah mendapat gelar Writer of The Year dari IKAPI. 



Pemenang kategori Literasi Promotor IKAPI Award 2018 diraih oleh Pustaka Bergerak Indonesia. Kategori Book of The Year diraih oleh buku Aroma Karsa yang ditulis oleh Dewi Lestari. lalu Writer of The Year 2018 adalah Profesor Rhenald Kasali. Ketiganya hadir di acara pembukaan kemarin.

Selesai acara pembukaan, saya langsung mengitari area Plenary Hall sebelum ke Cendrawasih Hall. Plenary Hall menjadi ajang pameran buku peserta dari luar negeri. Stan Uni Emirat Arab paling menyita perhatian karena stan nya paling luas. Masuk ke stan Uni Emirat Arab kita disuguhi suasana yang Arab banget. Banyak buku-buku berbahasa Arab dipajang. Penjaganya pun berkostum ala Timur Tengah. 



Stand Uni Emirat Arab didukung penuh oleh Kedutaan Saudi Arabia. Saya dan teman-teman blogger mampir berbincang dengan penjaga stan yang duduk di alas permadani dengan perlengkapan minum teh di depannya. Ketika disapa, salah satunya berbicara bahasa Indonesia. Loh bisa bahasa Indonesia? Tentu.. karena ia adalah mahasiswa sebuah universitas di Jakarta yang diperbantukan di stan ini.



6 Hal yang menarik di IIBF 2018

Setelah puas mengitari semua stan yang ada di IIBF 2018, ini hal-hal menarik yang ada di event besar ini :

1. Zona Kalap yang bikin kalap

Bukan tanpa alasan area ini disebut Zona Kalap karena ada 1 juta buku yang dijual dengan diskon 50%-80% yang bener-bener akan bikin siapapun jadi kalap. Area ini memang langsung mencuri perhatian ketika memasuki Hall Cendrawasih. Areanya luas yang dikelilingi oleh kaca. Jadi dari luar keliatan banget kondisi di dalam area Zona Kalap. 



Memasuki area saya langsung tertegun. Gilak bukunya buanyaaakkkkk banget. Area buku udah dibagi-bagi sesuai jenisnya, misalnya buku fiksi, buku non fiksi, buku anak-anak, buku impor dan lain-lain. Sebenernya gampang kalao kita mau beli buku yang kita cari. Masalahnya buku-buku di tiap jenisnya bertumpuk bahkan tingginya lebih tinggi dari tubuh saya.

Melihat sekeliling, banyak orang asyik mencari buku kesukaannya. Beberapa sudah memilih bertumpuk buku. Entah untuk dibaca sendiri atau untuk jasa titipan. Area ini sudah ramai dengan orang-orang, padahal IIBF 2018 baru saja dibuka. Akhirnya saya membeli beberapa buku pelajaran Bahasa Jepang untuk anak saya. Pesenan dia nih. 



2. Bertemu dan berdiskusi interaktif dengan penulis ternama

Seperti yang sudah saya bilang di awal bahwa IIBF 2018 bukan hanya memamerkan buku-buku tapi juga merupakan ajang bertemunya pembaca dan penulis favoritnya. Eka Kurniawan, soerang penulis top, menjadi narasumber pada talkshow interaktif dengan tema Ngobrolin Cinta Tak ada Mati : Dari Buku ke Film.

Selain itu ada juga sederet nama beken seperti Wregas Bhanutedja, Faza Meonk kreator komik si Juki, Komikus Jasmine H Surkatty yang ngobrol soal konten kreatif dan masih banyak penulis top lain. Yang namanya talkshow interaktif, kita bebas tanya-tanya kepada para penulis ini.  




Sementara saya datang saat Kang Maman Suherman yang ngetop di acara Indonesia Lawak Club membicarakan buku Bapakku Indonesia. Saya antusias hadir karena ada mbak Chicha Koeswoyo yang menemani kang Maman di acara diskusi itu. Mbak Chicha Koeswoyo yang ngetop sebagai penyanyi cilik di era 80 an masih terlihat segar di acara itu.

3. Temu Penulis Mancanegara

Karena IIBF 2018 diikuti oleh 17 negara asing maka kita patut berbahagia bisa bertemu penulis dari negara luar ini. Salah satunya adalah Rilla Melati, penulis dari Singapura yang akan mengupas konten kreatif melalui talkshow Rediscovering Fun in Creating Creative Content for Singapore Malay Kids. 



Nggak ketinggalan ada talkshow bersama Moslem Council of Elders Uni Emirat Arab, peluncuran buku anak Cyce II karya Alfredo Santos dari Filipina. Trus ada peluncuran buku Indonesia - Malaysia yang judulnya Anak Mat Lela Gila serta Harimau! Harimau!

4. Workshop Buku dan Film

IIBF 2018 menghadirkan workshop untuk para pembuat konten dan penulis buku. Ada workshop penulisan Buku Anak bersama Alfredo Santos, penulis dari Filipina sekaligus Manager Penerbitan Buku Pendidikan untuk Asia Tenggara Room to Read. Trus ada juga workshop seminar lisensi buku anak.



Buat yang doyan sama dunia film, di summit room ada pelatihan Memfilmkan Buku dan Membukukan Film yang materinya langsung diberikan oleh pakar di dunia film seperti Ody Mulya Hidayat (produser), Putut Widjanarko (VP Operation PT Mizan Publika, Meiske Taurisia (Produser film Posesif, Arjuna), Fajar Bustomi (Sutradara film Dilan 1990) dan Sekar Ayu Asmara (Penulis, Produser, Sutradara).

5. IRF dan Business Matchmaking

IRF atau International Rights Fair rutin diadakan di IIBF 2018. IRF adalah pameran hak cipta atau ajang transaksi hak cipta antar penerbit lintas negara. Di sini para penulis dan penerbit bisa memamerkan dan mempromosikan buku-buku unggulan mereka untuk ditawarkan hak cipta terjemahannya ke penerbit negara lain. 



Ada 17 penerbit yang terdiri dari 10 penerbit dari Indonesia dan 7 penerbit dari negara asing yang ikut dalam IRF. Melalui IRF, penulis-penulis lokal bisa go International dengan cara bukunya diterjemahkan ke bahasa asing. Eka Kurniawan adalah salah satu penulis lokal yang bukunya sukses diterjemahkan ke bahasa Inggris

Sementara Business Matchmaking yang diadakan setelah IRF adalah forum yang dirancang agar para penerbit baik dari Indonesia atau mancanegara saling bertemu dan membangun jaringan kerja bersama terutama dalam proses jual beli hak cipta terjemahan. 

6. Bursa naskah dan Abnon Buku

Ini adalah acara yang paling ditunggu oleh penulis dan penerbit. Di sini para penulis dan calon penulis buku bisa menawarkan naskahnya pada para penerbit. Editor dari 16 penerbit dalam negeri akan duduk menanti naskah-naskah buku dari masyarakat.



Para pengunjung bursa naskah membawa naskah yang siap cetak. Jika para editor dari berbagai penerbit ini tertarik, naskah bisa dicetak jadi buku. Selain mengajukan naskah, penulis dan calon penulis buku bisa berkonsultasi tentang naskahnya juga.

Pada Jumat sore, Dinas Perpustakaan Pemprov DKI Jakarta menggelar Final Pemilihan Abang None Buku Provinsi DKI Jakarta. Para finalis yang terpilh di tingkat wilayah akan unjuk kebolehan di hadapan dewan juri untuk meraih gelar Abang None Buku Jakarta.

Nah gimana... menarik banget kan? Kalau belum sempet dateng ke IIBF 2018, tenang aja.. tahun depan IIBF akan digelar lagi dengan acara-acara yang pastinya selalu menarik dan diskon buku yang jor-joran.

1 komentar