Ibu Wani Sabu dulu sempat sedih ketika dipindahkan ke bagian contact center BCA yang sempat dianggap tempat buangan. Contact Center saat itu belum menjadi bagian yang familiar di BCA. Dulu Contact Center adalah tempat orang mengirimkan komplennya pada BCA maka orang-orang yang ada di bagian ini harus punya mental yang kuat.
Ibu Wani Sabu tentu tak menyangka bahwa akhirnya contact center BCA menjadi andalan dari BCA saat ini. Sejak contact center BCA berubah menjadi HaloBCA di tahun 2007, performa BCA sebagai bank terbaik makin melesat. HaloBCA menjadi bagian yang tak terpisahkan dari BCA.
Saya nasabah BCA sejak lama, seingat saya membuka rekening di BCA sejak tahun 95 an. Namun sebagai nasabah setia, saya nggak tahu persis perjalanan contact center BCA yang kini menjadi HaloBCA. Makanya saya antusias untuk datang di acara grand launching buku Journey to Find Happiness in HaloBCA yang acaranya dilakukan di toko Buku Gramedia Matraman pada Jumat 13 Juli 2018 lalu.
Buku Journey to Find Happiness in HaloBCA ditulis oleh ibu Wani Sabu yang saat ini menjabat sebagai Executive Vice President of BCA Tbk, orang yang paling tau dalemannya HaloBCA. Ketika masuk ke BCA ia ada di bagian audit kemudian oleh bapak Armand Wahyudi Hartono, wakil presiden direktur BCA, ibu Wani dipindahkan ke contact center BCA.
Contact Center BCA dulu menempati ruang yang gelap, fasilitasnya terbatas dan ada bocor di sana sini. Melihat kondisi ini, bu Wani sempat merasa pesimis duluan bahwa ia nggak bisa mengubah kondisi Contact Center BCA. Namun pak Armand menyemangati bu Wani Sabu bahwa ia bisa membuat contact center BCA jad lebih baik.
Siapa sih bu Wani Sabu? Ibu Grace Henny Drektur 168 Solution, Bapak Andi Anugerah Ketua Asosiasi Contact Center Indonesia, Ibu Wardani Suyono Presiden Direktur PT VADS Indonesia dan Bapak Erick Sunarta perwakilan dari HaloBCA bergantian memberi testimoni tentang sosok ibu Wani Sabu di mata mereka dan pengalaman merekan mengenal HaloBCA.
Ibu Wani Sabu ada sosok pekerja keras yang ceria namun tegas. Ia menanamkan kegigihan dan kekuatan mental pada anak buahnya. Ia membalikkan tuduhan orang bahwa contact center adalah tempat buangan. Ia membuat semua staff yang bergabung di HaloBCA bangga dengan HaloBCA.
Bos biasa punya ruangan tersendiri, namun tidak dengan bu Wani. Saat awal bergabungnya ia di contact center BCA, bu Wani kerap duduk berlama-lama di tengah para stafnya. Saat para staff rapat, makan menerima pengaduan, bu Wani ada di tengah-tengah mereka. Ruang kantor bu Wani adalah bangku kosong yang ada di manapun itu (Journey to Find Happiness in HaloBCA hal 51).
Ibu Wani Sabu selalu ingin berkompetisi karena melalui kompetisi, HaloBCA menerapkan standar yang makin tinggi. Contact Center itu ada kompetisinya dan kompetisinya juga tingkat dunia. Bu Wani Sabu bertekad HaloBCA selalu memenangi kompetisi ini dan memang HaloBCA selalu keluar sebagai juara.
Bapak Andy Anugerah malah bilang bahwa setiap selesai tampil, ibu Wani Sabu selalu menanyakan apakah HaloBCA juara. Ya.. gelar juara itu penting untuk bu Wani Sabu dan para staff karena dengan begitu HaloBCA diakui oleh dunia sebagai contact center terbaik. Ini meningkatkan performa BCA secara keseluruhan juga.
Kiprah bu Wani Sabu tidak bisa dilepaskan dari pak Armand Wahyudi Hartono wakil presiden direktur BCA Tbk. Pak Armand lah orang yang selalu menyemangati bu Wani Sabu dan selalu yakin dengan langkah bu Wani Sabu. Pada sesi bincang-bincang bu Wani Sabu dan pak Armand nyata terlihat betapa bu Wani Sabu menganggap pak Armand adalah orang yang berjasa di balik kiprahnya di HaloBCA.
Pak Armand juga yang selalu mengingatkan bu Wani Sabu untuk selalu ingat dengan keluarga dan tak cuma bekerja saja. Menurut pak Armand, mengubah dunia menjadi lebih baik caranya adalah bekerja dengan benar lalu pulang ke rumah untuk mengurus keluarga. Keluarga yang bahagia akan membuat pekerjaan jadi lancar tanpa hambatan.
Ketika ditanya, apakah HaloBCA nggak takut bank atau perusahaan lain akan meniru karena semua sepak terjang HaloBCA ditulis di buku ini, pak Armand menjawab, bahwa meniru tidak akan pernah menyamai dan justru dengan ditulisnya segala hal tentang HaloBCA itu membuat HaloBCA mencari cara lagi untuk terus berprestasi.
Lalu kenapa bu Wani Sabu menulis buku ini? Karena ia ingin ada rekam jejak dari HaloBCA yang membuat banyak orang belajar dari HaloBCA. Ini juga sebagai persembahannya untuk HaloBCA yang sudah mengubah hidupnya. Ia juga ingin buku ini menjadi pelajaran untuk orang-orang yang masih memandang sebelah mata untuk kerja di bagian contact center.
Elang Jawa menjadi maskot dari HaloBCA karena Elang Jawa hanya hidup 40 tahun namun manjadi simbol ketegaran dan punya kemauan bertahan hidup tertinggi dan tidak menyerah pada keadaan. Ketimbang pasrah menunggu saat ajal, seekor Elang Jawa memilih bertransformasi ke kehidupan baru dengan cara menghadapi kesakitan demi mendapat energi dan kemampuan yang telah diperbaharui (Journey to Find Happiness in HaloBCA hal xxi).
Journey to Find Happiness in HaloBCA
Lalu apa sih isi buku Journey to Find Happiness in HaloBCA? Buku ini adalah buku serius yang ditulis dengan gaya yang santai. Membacanya seakan kita ikut mengalami semua yang ditulis di buku tersebut. Buku dicetak full colour dan sudah dijual untuk umum di Toko Buku Gramedia.
HaloBCA sukses salah satunya karena nomor cantik yang mudah diingat. Nomor HaloBCA adalah 1500888.. gampang diinget kan. Perkara nomor cantik ini dijelaskan oleh pak Armand di acara kemarin. Pak Armand gemar berburu nomor cantik. Buat pak Armand, nomor cantik adalah investasi.
Kata pak Armand, kalau mau maju, BCA yang harus diingat customer pertama kali sebelum mereka mengingat nama kompetitor dan nomor cantik mudah diingat. Ingat BCA ingat 1500888. Angka 8 yang berdert dapat dibaca sebagai hoki-hoki-hoki. (Journey to Find Happiness in HaloBCA hal 67-68).
Sekarang jaman milenial, gimana BCA menghadapi era milenial? Bu Wani menulis pengaruh era milenial salam buku ini. Ia sempat dibuat geleng-geleng kepala ketika mewawancarai calon staff dari generasi milenial. Sang calon staff bertanya kapan berapa lama mereka bisa menggusur posisi ibu Wani Sabu di HaloBCA. Pertanyaan yang luar biasa kejam.
Namun menghadapi kelompok milenial itu memang harus pintar dan paham pada kehendak mereka. Ibu Wani menempatkan diri sebagai kakak dan ibu mereka. Dalam hal feedback dan rewards generasi milenial tidak berbeda jauh dengan generasi sebelumnya hanya mereka lebih spontan meminta feedback dan meraih rewards (Journey to Find Happiness in HaloBCA hal 112).
Terakhir.. BCA menyadari ada era di mana nasabah akan makin jarang datang ke bank dan melakukan semua transaksi perbankan via internet. Dunia digital memaksa teknolongi bukan sekedar berlari tapi melompat amat jauh. HaloBCA bersyukur punya mata jeli dan telah menyiapkan future plan list yang akan terus digagas dan diimplementasikan dalam beberapa tahun terakhir (Journey to Find Happiness in HaloBCA hal 263).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar