“Ketahanan pangan bukan hanya masalah Indonesia tapi juga
terjadi di Indonesia”, kata bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pak Jusuf Kalla
yang lebih akrab dipanggil pak JK mengatakan itu saat memberi sambutan pada
pembukaan Jakarta Food Security Summit yang berlangsung di Jakarta pada tanggal
8-9 Maret 2018. Kehadiran pak JK adalah untuk menggantikan Presiden Joko Widodo
yang berhalangan hadir di acara ini.
Pak JK melanjutkan sambutannya lagi, bahwa masalah
ketahanan pangan sebenarnya bisa teratasi dengan kemajuan teknologi pertanian.
Pertumbuhan penduduk selalu lebih cepat daripada pertumbuhan pangan.
Pertumbuhan penduduk meningkat terus setidaknya 3% tiap tahun, itulah sebabnya
kebutuhan pangan terus naik, kita harus siap meningkatkan produksi, kata pak JK.
Ada beberapa permasalahan dalam pertanian yang cukup
menimbulkan dilema, seperti diungkapkan oleh pak JK. Salah satunya adalah kerja
keras petani yang tak sebanding dengan pendapatannya. Petani bekerja dari pagi
sampai sore berpenghasilan di bawah UMR. Itulah kenapa banyak petani yang
beralih pekerjaan menjadi pekerja pabrik. Lalu juga masalah perubahan iklim
yang berakibat pada kurangnya ketersediaan air, ini berpengaruh pada jumlah
produksi pertanian.
Masalah lainnya adalah berubahnya lahan pertanian karena
urbanisasi, ini membuat lahan makin berkurang. Namun pak JK melihat ini sebagai
tantangan, ia mengajak pengusaha yang tergabung di KADIN Indonesia untuk bermitra dengan
petani dan mengadakan riset untuk menciptakan teknologi pertanian yang bisa
menyejahterakan kehidupan para petani.
Untuk kemitraan sebenarnya telah menjadi program rutin
KADIN Indonesia. Para pengusaha melalui KADIN Indonesia bermitra dengan para petani salah satunya
adalah dengan cara pemberian modal dan bibit. Kemudian hasil panen para petani
dijual ke pengusaha-pengusaha ini. Para pengusaha mengolah hasil panen petani
menjad produk-produk yang dibutuhkan masyarakat. Jenis kerjasama ini
menguntungkan banyak pihak jadinya.
Petani kan tulang punggung dalam ketahanan pangan, maka
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pada para petani KADIN Indonesia mengadakan
Jakarta Food Security Summit (JFSS) yang rutin diadakan setiap 2 tahun sekali.
JFSS 2018 ini adalah JFSS keempat dan bertepatan dengan ulang tahun ke 50
KADIN Indonesia. Tema JFSS 2018 adalah Pemerataan Ekonomi Sektor Pertanian, Peternakan
dan Perikanan Melalui Kebijakan dan Kemitraan.
Tema yang diangkat oleh KADIN pada tiap JFSS memang
berbeda. Pada KFSS pertama tahun 2010 temanya Menuju Swasembada Yang Kompetitif
Berkelanjutan Serta Mendorong Produk-Produk Unggulan Menjadi Primadona Dunia.
Di gelaran ini digaungkan kampanye Feed Indonesia, Feed The World.
Lalu pada JFSS kedua tahun 2012 temanya adalah Jaminan
Ketersediaan Lahan Bagi Sektor Pangan. Sementara JFSS ketiga tahun 2015 temanya adalah Pemberdayaan
Petani, Peternak, Petambak dan Nelayan Melalui Wadah Koperasi Untuk Mencapai
Ketahanan Pangan. Seluruh JFSS diadakan di Jakarta Convention Hall.
Setiap JFSS selalu menarik antusiasme para pengusaha.
Seperti JFSS 2018 yang pada hari pertama saja dudah dihadiri oleh 1300 an orang.
Para peserta ini mewakili negara sahabat, badan internasional diantaranya Food
and Agriculture Organization, International Fund for Agriculture Development,
perusahaan nasional juga multinasional, organisasi masyarakat sipil, peneliti
serta kalangan akademik dan petani serta penggiat koperasi.
JFSS sejak awal dimaksudkan sebagai wadah di mana sektor
swasta bersama pemerintah, organisasi masyarakat sipil, badan Internasional,
kalangan akademik dan tentunya para petani dapat bersinergi meningkatkan produktivitas
pangan nasional, beriringan dengan meningkatkan kesejahteraan para petani
sekaligus praktik pertanian yang semakin efisien dan ramah lingkungan.
Acara ini terbagi antara seminar dan pameran. Peserta
akan merumuskan rekomendasi hasil rangkaian seminar dan diskusi yang
berlangsung hari ini sampai besok untuk selanjutnya disampaikan pada
pemerintah. Selain itu disampaikan juga sejumlah capaian dari kegiatan
sebelumnya, sekaligus menunjukkan kesiapan mereka memperluas skala serta
jangkauan kemitraan yang selama ini telah berlangsung.
Setelah menyimak sambutan dari pak JK, saya dan
teman-teman beranjak menuju lokasi pameran. Area untuk pameran ini luas sekali
dan penuh dengan stand-stand peserta. Ada stand Kelompok Kerja Karet,
Peternakan, Budidaya Produk Perikanan dan lain-lain. Setiap stand memajang
produk-produk hasil olahannya.
Di depan Kelompok Kerja Kentang dipajang beberapa
keranjang kentang lengkap dengan pohon kentangnya yang subur. Baru kali itu
saya melihat tanaman kentang dari dekat, maklum ya di Jakarta saya hanya
melihat kentangnya dan bukan pohonnya. Sementara di stand Kelompok Kerja Kelapa
Sawit, ada kelapa sawit yang dipajang dan ada pula hasil olahan dari kelapa
sawit tersebut seperti minyak goreng, mentega dan lain-lain.
Di area pojok, beberapa brand membagikan hasil produksinya
secara gratis. Ada Indofood yang membagikan Pop Mie, lalu ada So Good yang
mengajak orang buat mencicipi sosis premiumnya. Ada juga booth buah Sunpride
yang membagikan potongan buah . Buah Sunpride tentu saja langsung diserbu
peserta. Anak-anak saya sedang menyukai jambu kristal dari Sunpride.
Yang ingin menyambangi acara ini silakan langsung datang
ke JCC ya. Masuknya gratis kok nggak dipungut bayaran. Tinggal ke meja
registrasi dan sodorkan tanda pengenal saja, nanti kita dikasih ID Card yang
dicetak berdasarkan nama yang tertera di tanda pengenal. ID Card bermanfaat
jika kita mau ikut seminar di JFSS 2018. Seminar ini tentu berisi narasumber
yang ahli di bidangnya.
Selalu suka dengan pembahadan ketahanan pangan. Semoga petani semakin sejahtera. Acara ini keren banget.
BalasHapusBanyak banget tantangan kalau bicara tentang ketahanan pangan, ya. Tapi saya sepakat dengan pak JK. Harus optimis menjawab segala tantangan :)
BalasHapusJadi pengen kesini, terima kasih infonya mbak yayat ☺
BalasHapus