Bekerja di kantoran itu tak selamanya enak. Dulu ketika
saya masih aktif kerja kantoran, kondisi saya adalah pergi pagi pulang petang
penghasilan pas pasan hehehe. Jalanan yang macet, masalah kantor, target yang
belum tercapai, meeting, sampai rumah masih harus mengurusi keluarga.. waahhhh
kalo nggak disabarin kepala saya bisa nyut-nyutan tiap hari. Nyatanya saya
bertahan selama 18 tahun kerja kantoran walau akhirnya saya memutuskan resign
tahun lalu karena saya tak ingin hidup saya hanya mengurusi kantor saja.
Menurut saya setiap pekerja kantoran pasti pernah
mengalami stress di tempat kerjanya. Dari sress tingkat ringan sampe berat. Ada
lho temen saya yang sudah mengalami stress sebelum berangkat ke kantor karena
memikirkan pekerjaan yang harus ia kerjakan di kantor. Untuk tau lebih jauh
mengenai strees di kantor, saya hadir di acara Kemenkes yang bertema kesehatan
jiwa di tempat kerja pada pada 4 Oktober 2017. Hadir Dr.dr. Fidiansjah, Sp. KJ,
MPH selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan
Napza dan dr. Eka Viora Sp. KJ, selaku Ketua Pengurus Pusat Persatuan Dokter
Spesialist Kesehatan Jiwa Indonesia.
Apa sih yang
memicu stress? Stress bisa dipicu dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal
misalnya kondisi kita sedang sakit. Sakit, apalagi sakit berkepanjangan
menyebabkan stress. Faktor eksternal misalnya tim kerja tidak kompak, jalan
raya macet, lingkungan kerja tidak sehat. Faktor ini bisa memicu stress yang
jika tidak dikelola akan memperburuk keadaan dan kondisi kita. Stress di tempat
kerja dialami 1 dari 6,8 orang dan wanita yang bekerja penuh waktu mengalami
kesehatan jiwa hampir 2 kali lebih besar dari laki-laki.
Pekerja yang mengalami stress membuat kerugian bagi
perusahaan. Pekerja jadi tidak produktif, malas, sakit-sakitan dan ini bisa
mempengaruhi pekerja lainnya. Dalam sebuah penelitian, Tiongkok diperkirakan
kehilangan 4,5 triliun dolar amerika gara-gara masalah kesehatan jiwa pekerja.
Lalu di India, masalah kesehatan jiwa menelan biaya sekitar 1,03 triliun dolar
amerika.
Kesehatan jiwa di tempat kerja penting karena akibat jiwa
yang tidak sehat maka 10% pekerja mengajukan cuti karena depresi, 36% rata-rata 36 hari kerja hilang karena
depresi, 50% orang dengan depresi tidak mendapat perawatan, 94% gejala kognitif
depresi membuat pekerja hilang konsentrasi dan 43% dari level pimpinan
menginginkan adanya kebijakan yang mendukung pekerja yang mengalami gangguan
jiwa.
Penyebab gangguan jiwa di tempat kerja itu 29% faktor
stress mental, 33% karena tekanan kerja, 17% karena kekerasan dan 21% karena
intimidasi. Akibat gangguan jiwa bisa berdampak pada diri kita sadar atau
tidak. Bisa berupa sakit kepala, sakit gigi, hipertensi hingga masalah kulit.
Dulu.. stress membuat jerawat saya tumbuh silih berganti. Diobati muncul lagi,
ternyata penyebabnya karena saya stress.
Lalu apa yang harus dilakukan pekerja jika stress?
Berhenti kerja? Ya tidak juga. Ada cara mengelola stress agar tak jadi hal yang
merugikan yaitu mengenali penyebab stress. Jika kita stress pasti ada
penyebabnya kan, nah kenali apa yang menyebabkan kita stress. Apakah karena bos
yang galak, pekerjaan yang terlalu berat, job description yang tidak jelas dan
lain-lain.
Lalu ketahui teknik mengelola stress. Setiap orang punya
cara sendiri untuk menghilangkan stress. Kalau saya cara nya adalah makan. Untung
yaaaa badan saya tak bertambah gemuk gara-gara saya banyak makan, kalau gemuk
malah nanti saya stress. Cara lain yang saya lakukan adalah jalan-jalan dan me
time, alias memiliki waktu buat diri sendiri. Namun pendapat ahli, jika kita
stress maka berbicaralah pada teman dan terutama dekatkan diri pada Tuhan.
Selanjutnya adalah perbaiki kualitas hidup. Membagi waktu
dengan pekerjaan itu perlu. Janganlah urusan kantor di bawa ke rumah dan urusan
rumah dibawa ke kantor. Biarkan hal ini dalam porsinya masing-masing. Jika
sudah di rumah, fokus pada keluarga dan tidak mengurusi pekerjaan kantor. Jika
di kantor fokus pada pekerjaan kantor. Lalu jika libur, habiskan waktu bersama
keluarga. Keluarga adalah faktor utama yang membuat seseorang bisa terhindar
dari stress. Keluarga bahagia pangkal keluarga sehat.
Mengubah cara pandang juga bisa menangkal stress. Hindari
memandang sesuatu dari sisi negatif, pakailah pikiran yang positif. Relaksasi
juga perlu. Di sela-sela pekerjaan lakukan peregangan. Di Kemenkes setiap hari
dilakukan peregangan pada jam 10 pagi dan jam 2 siang. Tujuannya untuk
menghilangkan ketegangan pada badan dan pikiran. Peregangan ini adalah senam
ringan selama 10 menit. Saya pernah diajari dan hasilnya lumayan lho. Terakhir..
yang tau mengenai kondisi diri adalah kita sendiri. Kita tentu tak ingin
pekerjaan dan produktivitas kita terganggu maka jagalah diri kita dari stress.
Tidak ada komentar