Usia 1-6 tahun adalah masa anak bertumbuh dan berkembang.
Penting mengarahkan anak di usia ini. Tapi pengarahan yang seperti apa? Salah
cara mengarahkan akan membuat anak menjadi pribadi yang bukan seperti harapan
orang tuanya. Usia 1-6 tahun itu masa yang ribet. Saya inget waktu anak saya
masih kecil-kecil, mana umur mereka bedanya nggak jauh. Jadi waktu si sulung
usia 6 tahun, adeknya usia 4 dan 2 tahun. Mantep kan.
Mendidik anak usia dini juga bisa berbeda karena jenis
kelamin. Anak saya yang laki-laki, cara mendidiknya juga nggak sama dengan anak
yang perempuan. Meski berbeda jenis kelamin, tapi anak-anak di usia ini punya
kebiasaan yang sama yaitu suka mengeksplor sesuatu. Kalau ketemu barang baru,
ia akan meneliti dengan seksama, apa dan bagaimana barang baru itu.
Anak saya sekarang sudah remaja, ABG istilahnya. Cara
mendidiknya beda lagi dengan masa kanak-kanak. Namun.. sebagian besar
nilai-nilai yang kita tanamkan saat mereka masih kecil itu terbawa ketika
mereka remaja. Saya bersyukur saat mereka kecil saya sudah tanamkan pendidikan
yang benar jadi saat mereka remaja saya tinggal mengarahkan aja.
Selalu menarik melihat bagaimana cara orang tua mendidik
anak-anaknya. Maka saya tak menolak ketika saya diundang untuk datang ke Ceria
Montessori di bilangan Kebayoran Baru Jakarta. Ceria Montessori adalah sebuah
sekolah untuk anak-anak usia 1-6 tahun. Mengambil pendidikan sekolah dengan
cara Montessori, sekolah ini mempunyai 106 siswa dan per kelas hanya diisi oleh
16 siswa.
Ceria Montessori berbeda dengan sekolah pada umumnya. Di
sekolah ini anak belajar menurut potensi dirinya. Guru akan membebaskan
anak-anak mempelajari apapun di sekolah ini. Guru tidak mendikte anak untuk
mempelajari sesuatu. Guru akan membiarkan anak mempelajari apapun yang
disukainya dan akan membiarkan si anak melakukan itu sampai kapanpun. Begitulah
sekolah ala Montessori.
Pendidikan dengan cara Montessori ini ditemukan oleh
Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia. Ceria Montessori didirikan
sejak tahun 1996. Jika ia masih berdiri sampai kini, berarti pendidikan ala
Montessori memang disukai oleh para orang tua dan berhasil mendidik anak-anak
menjadi pribadi mandiri seutuhnya. Karena memang itulah tujuan Ceria Montessori
yaitu menjadikan anak tumbuh sebagai pribadi yang cerdas, mandiri dan bahagia.
Ketika saya berkunjung ke sana, ada miss Berliana yang
bercerita banyak sekali tentang Ceria Montessori. Miss Berliana adalah seorang
guru di Ceria Montessori. Untuk menjadi guru di sekolah ini nggak mudah. Ia
harus mengenyam pendidikan di sekolah Montessori selama setahun. Ia harus tau
benar bagaimana kurikulum dan pendidikan di Montessori. Maka karena sistem
pendidikan ini, standar guru di semua Montessori itu sama.
Ceria Montessori membagi anak-anak per tingkatnya
berdasarkan usia yaitu usia 2 sampai 3 tahun, 3 sampai 4 tahun dan 4 sampai 6
tahun. Per kelas ada 16 siswa dan dipegang oleh 3 guru. Alat-alat pelajaran
semua terbuat dari kayu. Naahhhh.. di sinilah salah satu keunggulan sekolah
Montessori. Kenapa kayu? Karena kayu berfungsi untuk meningkatkan sensor
motorik anak. Selain untuk mengenalkan anak pada alat-alat yang terbuat dari
alam.
Sepintas liat cara belajar di Ceria Montessori itu
seperti bukan sekolah. Anak dibiarkan bermain dengan alat-alat yang mereka
suka. Kalo kita merasa aneh itu tandanya kita terlalu terpaku dengan cara
sekolah konvensional yang gurunya mengajar di depan kelas dan anak-anak
menyimak pelajaran. Anak-anak ini juga nggak sembarangan bermain, mereka sedang
mengeksplor pelajaran dengan caranya sendiri.
Misal seorang anak sedang memasukan puzzle angka-angka
pada tempatnya. Bisa aja dia memasukan angka 2 ke tempat angka 1. Guru akan
menyimak dan tidak menyalahkan kalau si anak salah. Guru tak akan mengatakan
mana tempat angka yang benar karena itu artinya guru memotong proses si anak
dalam belajar. Otak anak akan berkembang dan ia akan tau tempat yang benar
untuk angka-angka itu.
Juga misalnya seorang anak belajar menulis. Bisa saja
kertasnya ia corat-coret sembarangan. Biarkan karena ini proses si anak dan
jangan menghentikan prosesnya. Tugas guru adalah menyemangati si anak jika ia
putus asa dan patah semangat. Menyemangati si anak untuk terus melakukan proses
belajarnya. Tugas guru juga melihat dan mencatat perkembangan anak setiap hari.
Nantinya laporan perkembangan ini diberikan pada orang tua hingga orang tua tau
sejauh mana anaknya sudah belajar.
Apa dengan belajar seperti ini anak jadi cerdas dan
mandiri? Yap.. karena anak belajar untuk mengeksplorasi dan mengatasi
masalahnya dengan solusi. Misal anak belajar memasukan kancing ke lubang baju.
Hal sederhana seperti ini berarti buat anak lho. Selain melatih ketrampilan
tangan, memasukan kancing ke lubangnya membuat anak mendapat pengetahuan baru.
Atau ketika anak belajar menaruh barang-barang di tempatnya, anak sedang
belajar mengarsip.
Ada 5 area belajar di Ceria Montessori yaitu area
Exercise Practical Life, Language, Sensorial, Culture dan Math. Anak-anak bisa
mengeksplorasi semua area ini. Secara otomatis ia anak berpindah dari area yang
satu ke area yang lain. Karena minat eksplorasi dan keingintahuan anak di usia
ini sangat tinggi dan seperti tadi saya bilang ya.. semua alat-alat
pembelajaran di sini terbuat dari kayu.
Fasilitas Ceria Montessori juga sangat ramah anak. Anak akan
merasa berada di rumah sendiri. Ruangan di desain warna warni dan dipenuhi
gambar lucu. Bahkan pintu toilet juga dihias dengan gambar jadi hanya dengan
melihat gambarnya aja anak akan tahu mana toilet untuk laki-laki dan mana untuk
perempuan. Ada ruang bermain dan kolam renang juga di halaman belakang.
Dengan pendidikan seperti ini apakah anak akan bisa
menyesuaikan diri saat mereka bersekolah di sekolah konvensional ketika lulus
dari sekolah ini? Pengalaman membuktikan anak-anak cepat menyesuaikan diri dan
bahkan hasil pendidikan di sekolah ini terbawa hingga mereka besar. It means
anak-anak lebih mandiri dalam bersekolah di sekolah konvensional dan lebih
kompetitif.
Tidak ada komentar