Lakukan Ini Kalau Mau Punya Personal Branding



Buat saya, ngomongin personal branding itu seru. Personal Branding adalah kita mau orang mengenal kita sebagai apa. Personal Branding jadi semacam merk untuk diri kita. Cerita sedikit soal saya nih. Di Kompasiana orang menyebut saya sebagai penulis MotoGP yang ngefans banget sama Valentino Rossi karena kebanyakan tulisan saya di Kompasiana adalah soal MotoGP dan Valentino Rossi. Saya menyebut diri saya sebagai “Nyonya Vale”, Vale adalah panggilan untuk Valentino Rossi. 


Akhirnya, ketika ketemu saya, orang-orang memanggil saya dengan sebutan Ny Vale dan cap sebagai penulis MotoGP di Kompasiana terbawa kemana-mana. Saya tak sengaja membuat branding ini untuk diri saya. Namun saat ini saya menikmati personal branding saya tersebut karena dengan cara begitulah saya dikenal. Ngetop dengan nama Ny Vale nggak papa yeeee..

Saya dapet ilmu keren banget soal Personal Branding saat menghadiri Blogger Gathering bersama CNI yang bertema Branding in the Digital Age. Ada dua narasumber keren di acara ini yaitu Vincent founder helofrancise.com dan mbak Dewi K Rahmayanti seorang sosial media consultant. Sejauh yang pernah saya ikuti, CNI selalu membuat blogger gathering dengan tema-tema yang bermanfaat buat para blogger.

Mas Vincent jadi pembicara pertama yang menerangkan hal-hal teknis berkaitan dengan membangun branding melalui sebuah website. Website beda ya sama blog. Kalau website, isinya lebih detail daripada blog. Kalau kita mau branding secara total maka pakailah website. Dengan website, orang akan melihat brand kita secara lebih utuh.

Tampilan di website beda dengan blog. Blog lebih sederhana, biasanya sih cuman berisi satu halaman aja dan isinya ya topik yang disukai oleh pemilik blog. Sementara di website, kita bisa menulis konten dengan lebih global dan memuat lebih banyak data. Sebuah perusahaan akan lebih baik membuat website daripada blog. Perusahaan bisa secara detail menjelaskan produk atau usahanya dalam sebuah website. 


Misalnya CNI. CNI telah membranding perusahaannya di www.geraicni.com. Di website ini, customer CNI bisa tau dengan detail apa aja produk-produk CNI dan bagaimana cara mendapatkannya. Dengan website ini, CNI menjangkau lebih banyak pelanggan dan lebih meningkatkan penjualan karena mudahnya orang berbelanja melalui website. Di jaman digital sekarang ini, perlu banget yaaaa sebuah perusahaan memiliki website.

Menurut mas Vincent yang masih muda banget ini, ada hal-hal penting yang kudu diperhatikan kalau kita membuat website untuk branding yaitu lay out. Buatlah lay out yang user friendly dan beri dengan warna-warna menarik tapi nggak tajam mencolok mata. Taruh gambar-gambar yang mencerminkan branding si pemilik website. Contohnya website CNI di www.geraicni.com.

Website CNI punya lay out yang bagus dan lengkap dengan fitur-fitur yang user friendly. Mau beli produk CNI gampang tinggal pilih dan klik. Foto produk terpublish lengkap dengan keterangannya. Kita nggak usah searching lagi deh soal produk tersebut. Keterangan mengenai perusahaan juga tertera lengkap. Juga cara kita mengkontak CNI.

Content is a king jadi jangan isi website dengan content sembarangan. Perhatikan tulisan atau gambar yang akan kita publish. Hosting juga kudu diperhatikan. Hosting akan berpengaruh pada kecepatan kita membuka sebuah website. Maka pasang hosting yang bagus, jangan memilih hosting gara-gara harganya murah. Untuk branding itu butuh modal salah satunya buat membeli hosting. 


Kelar bahasan mas Vincent, kita lanjut ke bahasan mbak Dewi yang berbicara soal branding melalui sosial media. Seorang blogger biasanya aktif di sosial media. Blogger yang aktif di sosial media akan lebih punya nilai tambah. Saya aja sebagai blogger newbie, jika ada undangan ke sebuah event ditanya apa aja akun media sosialnya. Jadi penting untuk membuat akun media sosial dan memantainnya.

Cerita dikit lagi nih soal saya. Saya membuat akun di media awalnya sih buat sarana curcol. Kemudian saya sering stalking akun-akun para jago sosmed misalnya mas Nukman Luthfie. Dari sini saya belajar memantain akun-akun sosmed saya menjadi lebih bermanfaat, sarana ngasih info gitu. Meski kadang masih suka kelepasan curcol hehehe.

Untuk memaksimalkan akun-akun sosmed kita, kita kudu tau dulu apa aja fungsi masing-masing sosmed. Ini adalah fungsi masing-masing sosmed menurut mbah Dewi yang saya tambahin dikit dengan pengetahuan saya. Sosmednya saya batasin di 3 sosmed yang sering dipake aja ya :


Facebook : Karakter dalam facebook tuh banyak, kalo searching di google sih bisa sampe 63.206 karakter. Bisa panjang kali lebar kalo kita nyetatus. Silakan kalo batasan karakter di FB mau dihabisin buat status tapiiii.. ada teknisnya. Kasih paragraf gitu per 4 atau 5 kalimat. Baca kalimat panjang tanpa dipisah per paragrafnya tuh bikin pusing. Bisa tambah foto juga di status. Untuk penyampaian informasi, FB lebih efektif.

Twitter : Satu twit dibatasi sampai 140 karakter. Maka kalau menyampaikan info lewat twitter kudu dalam kalimat pendek dan efektif. Jika memang infonya panjang, potonglah dalam beberapa twit. Ada istilah kultwit dalam twitter. Ini penyampaian informasi dalam beberapa twit yang antara satu twit yang satu dengan yang lain berhubungan dan dalam waktu berdekatan. Bisa tambah foto juga dan ini nggak mengambil jatah karakter di twitter.

Instagram : Fokus pada foto dan caption. Karena fokus pada foto, maka pasanglah foto yang terbaik aja di IG. Caption bisa ditulis dengan informatif dalam 2200 karakter (maksimal). Pemakaian hashtag di IG itu penting karena pencarian foto dalam IG itu melalui hashtag. Maksimal hashtag yang dipakai di IG adalah 30 hashtag. Tapi… sebaiknya jangan pakai hashtag banyak-banyak. Pakai aja 8-10 hashtag populer atau yang spesifik mencerminkan branding kita.


Kadang pemilik akun sosmed suka menyambungkan secara otomatis link akun-akun sosmednya. Misal.. twitter di link ke FB jadi kalo kita ngetwit, maka kalimat-kalimat yang kita twit muncul sebagai status di FB kita. Menurut saya, nggak semua akun sosmed itu bisa di share link. Dari fungsi akun sosmed yang udah saya share tadi, masih memungkinkan untuk share link IG ke FB karena tampilan foto dan caption akan muncul secara utuh di FB.

IG yang dishare ke twitter, foto dan caption tidak muncul secara utuh, begitu pula share FB ke twitter. Penyampaian pesan jadi tidak maksimal. Share twitter ke FB juga jangan yak. Karena nanti jadi spam di timeline. Sayang-sayang juga dengan karakter di FB yang bisa panjang. Butuh effort buat menggunakan akun sosmed sesuai dengan fungsinya. Tapi effort ini perlu lho untuk memulai banding. Gimana mau punya personal branding kalau fungsi-fungsi sosmed aja tidak digunakan secara benar.

Setelah tau fungsi-fungsi sosmed, langkah selanjutnya adalah membuat konten. Untuk personal branding, buatlah konten yang mencerminkan diri kita. Misal nih kalau kita mau dikenal sebagai fashion blogger maka isi konten sosmed kita ya berhubungan dengan fashion. Kalau mau dikenal sebagai food blogger maka konten akun sosmed kita kudu berhubungan dengan makanan.

Konten harus diisi dengan hal-hal yang positif. Jangan gara-gara dibayar tinggi lalu kita isi konten dengan hal-hal yang negatif. Musim pilkada seperti sekarang, banyak bertebaran akun-akun berisi konten negatif. Jangan ikutan.. stay on your track. Sekarang, konten negatif dijadikan salah satu cara menarik follower. Iya sik follower bakal nambah, tapi mereka follow bukan karena setuju dengan konten kita, tapi untuk membully kita. 



Memantain akun sosmed, termasuk di dalamnya adalah berinteraksi. Mas Nukman dulu banget pernah bilang, jangan buang sampah di sosmed. Maksudnya… kalo abis posting di sosmed trus ditinggal. Komentar-komentar di akun sosmed kita nggak dibalas. Ibaratnya buang sampah. Interaksi perlu untuk menaikkan engagement akun sosmed kita. Pemilik brand juga akan melihat besaran engagement ini kalo mau memberi kita pekerjaan.

Salah satu yang membuat orang mau mem-follow akun kita adalah interaksi. Pengalaman saya sih yaaaa.. konten bisa menarik follower tapi interaksi itu hal paling penting yang berpengaruh pada penambahan follower. Jangan pelit like dan komen serta retweet. Butuh effort? Iyessss… tapi sekali lagi.. kalau mau punya branding ya harus effort. Inilah beberapa hal yang saya dapat dari CNI Blogger Gathering. Thanks to CNI yang selalu memberi acara yang bermanfaat. 


Foto-foto : Koleksi pribadi dan ISB

4 komentar

  1. Nah interaksi dengan pengguna sos med lain ini yang masih belum konsisten saya. Kadang suka saya tinggal gitu aja terus besok besok posting lagi huhuhu ternyata ini kejam juga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. kata mbak dewi kita harus lakukan interaksi.. nggak papa mbak.. on process

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah dapet ilmu baru dalam bersosmed ria :)

    BalasHapus