Saya mengenal Kompasiana sejak blog keroyokan ini tidak
dibuka untuk umum. Dulu.. hanya wartawan dan orang tertentu saja yang bisa
menulis di sini. Ketika membuka Kompasiana dulu itu.. ada dua penulis yang
selalu saya cari dan baca tulisannya. Penulis itu adalah kang Pepih Nugraha dan
mas Wisnu Nugroho. Dua penulis favorit saya ini menulis soal topik yang berbeda
tapi ada rasa yang sama pada tulisannya yaitu enak dibaca dan bikin saya mesem
sendirian.
selfie (dok.yayat) |
Di dunia nyata kang Pepih dan mas Inu (panggilan mas Wisnu)
sama-sama punya pribadi yang hangat, supel, tidak sombong dan rajin menabung
(eh). Saya beruntung beberapa kali bertemu keduanya di tempat berbeda dan terus
berkomunikasi dengan keduanya lewat social media. Saya bukan ingin
membandingkan kang Pepih dan mas Inu lho.. cuman pamer aja kalo saya kenal sama
mereka (dikeplak yang baca).
Mas Inu nggak aktif lagi menulis di Kompasiana, selain
sibuk, ia tak lagi mengikuti kegiatan pak Beye (Presiden SBY) yang selalu
menjadi topik tulisannya. Tapi mas Inu hadir di beberapa acara Kompasianival.
Menegur para Kompasianer yang dikenalnya. Saya tak kehilangan tulisan mas Inu
karena tulisannya masih saya baca melaui Kompas.com.
Kang Pepih, belakangan saya ketahui bahwa beliaulah yang
mendirikan Kompasiana. Ia sempat meninggalkan Kompasiana karena
dipindahtugaskan ke media Kompas yang lain, tapi syukurlah managemen Kompas
insyaf dan mengembalikan kang Pepih ke kompasiana. Selama 7 tahun saya malang
melintang di dunia persilatan.. eehhh dunia Kompasiana, banyak perubahan yang
saya rasakan, yang bikin suka, senang .. dan sakit kepala.
bareng mas Inu (dok.mas Inu) |
Perubahan desain Kompasiana selalu disambut kompasianer
dengan pro dan kontra. Susah move on dari kenyamanan memang. Nyaman dengan
desain Kompasiana yang begitu aja. Ketika Kompasiana dibawa menuju desain yang
lebih modern, banyak protes mengemuka. Padahal setelah desain baru hadir, yang
tak suka jadi suka. Nggak apa-apa.. yang penting protes dulu.. biar eksis
hehehe.
Saya tak ingat kapan pertama kali ketemu kang Pepih, yang
saya ingat, saat itu banyak kontra dengan desain Kompasiana yang sedang
diperbaharui. Saya bertemu dengannya bersama seorang teman, teman ini yang
banyak bicara dengan kang Pepih dan saya hanya diam mendengarkan. Rasa tak
pede, membuat saya tak banyak bicara, selain karena saya memang orangnya
pendiam.. diam-diam nabok.
Pertemuan selanjutnya lebih lancar, saya mulai berani
bicara banyak pada kang Pepih karena merasa akrab. Pastinya sih kang Pepih
nggak merasa akrab sama saya. Obrolan dengan kang Pepih selalu santai tapi seru
dan bikin mikir. Seperti itulah juga status-status kang Pepih di facebook yang
sering saya baca…santai, seru dan bikin mikir.
sama kang pepih lagi (dok.giovani) |
Kaget juga saya waktu denger kang Pepih resign dari
Kompasiana. Bukan hanya dari Kompasiana tapi juga dari Kompas yang telah
membesarkannya. Adalah hak siapapun menentukan jalan hidupnya sendiri. Kalau
saya di posisi kang Pepih, saya tak akan berpikir untuk keluar dari zona nyaman
saya. Udah di situ aja sampe beneran pensiun. Zona nyaman memang melenakan.
Kang Pepih resign menjadi topik hangat kalau saya kumpul
dengan para kompasianer yang ketemu di sebuah acara. Ini pengakuan.. bahwa
kalau ketemu kompasianer, yang diomongin ya yang berhubungan dengan kompasiana.
Saya mau ngomongin soal Valentino Rossi sebenernya, tapi mereka nggak pada
ngerti (geleng kepala). Banyak yang penasaran bagaimana Kompasiana selanjutnya
tanpa kang Pepih.
Tentu Kompasiana akan terus berbenah sepeninggal kang
Pepih. Kan masih ada punggawa senior Kompasiana yang lain. Admin Kompasiana
sekarang juga makin banyak, siap menjaga kelangsungan Kompasiana. Maka
kata-kata “Senjakala Kompasiana” semoga hanya kata-kata tanpa makna (ciyeh).
Namun memang beban berat ada di pundak managemen Kompasiana mengingat sekarang
begitu banyak platform yang berkembang pesat, membuat blogger punya lebih
banyak media untuk menulis. Apalagi brand-brand sekarang ini lebih sering
berhubungan dengan blogger.
trio pimpinan kompasiana (dok. mas Isjet) |
Tidak ada komentar