Begini Cara Membuat Anggaran Belanja Rumah Tangga



Karena jadi emak kudu smart, maka saya datang lagi ke acara soal mengatur keuangan keluarga  yang diberikan oleh Ibu Berbagi Bijak dan Visa pada 24 Agustus 2017 lalu di bilangan Jakarta Selatan. Ternyata belajar soal mengatur keuangan itu cukup mengasyikkan. Nggak semumet mengatur keuangan perusahaan yang pernah saya alami ketika bekerja di kantoran dulu. 


Acara ini masih dipandu oleh ibu Prita Ghozie, financial planner yang menjelaskan soal keuangan dengan gamblang dan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Tema kali ini adalah soal membuat anggaran rumah tangga. Tema ini merupakan lanjutan dari Financial Check Up yang saya ikuti beberapa waktu lalu. Rencananya bahasan soal pengaturan keuangan rumah tangga ini akan dilakukan berkala setiap bulan. 

Menurut bu Prita Ghozie ada 4 langkah yang harus dilakukan dalam membuat anggaran belanja rumah tangga. Yuk bahas satu satu yaaaaa..

Tentukan Prioritas

Untuk menentukan apa yang menjadi prioritas dalam anggaran belanja rumah tangga, kudu ada diskusi antara suami dan istri. Ada lhoooo pasangan yang punya pandangan berbeda mengenai skala prioritas dalam rumah tangga tapi ada juga yang punya pandangan sama. Kalo saya dan suami punya pandangan berbeda untuk menentukan skala prioritas ini termasuk berapa nominal yang harus disisihkan untuk membiayai hal-hal prioritas.

Dalam membuat skala prioritas, buat daftar biaya pengeluaran yang biasa dilakukan dalam sebulan. Misalnya nih… bayar listrik, bayar tipi kabel, ongkos sekolah anak, biaya belanja sehari-hari, bayar cicilan hutang (kendaraan atau rumah), cicilah asuransi dan lain-lain. Untuk menentukan prioritas pisahkan antara keinginan dan kebutuhan. 


Yang masuk dalam keinginan itu lebih kepada hal-hal yang berhubungan dengan gaya hidup, misalnya membeli baju baru, makan di restoran, minum kopi di café dan lain-lain. Kalau kebutuhan, misalnya membeli rice cooker karena rice cooker yang ada sudah rusak. Kalo saya pengen banget beli blender karena punya saya udah rusak. Menurut saya ini kebutuhan karena blender itu berguna buat menghaluskan bumbu dan membuat juice buah. 

Kalo menurut bu Prita Ghozie, tujuh prioritas utama yang harus disisihkan anggarannya adalah zakat, cicilan hutang, tabungan atau investasi, dana darurat yang bermanfaat untuk hal-hal tak terduga, biaya hidup, anak dan pendidikan dan gaya hidup. Tapi hati-hati yaaaa di pengaturan anggaran untuk gaya hidup. Kalo nggak di rem akan menguras banyak dana. 

Mengelola arus kas 

Nah kalo udah tau nih apa aja yang jadi prioritas, mulai deh itung-itung kas untuk memenuhi itu. Kalo ibu Prita memberi persentase yang bisa kita jadikan patokan. Menurut bu Prita nih yaaaa prosentase kas untuk prioritas tadi adalah 30% digunakan buat biaya hidup, 10% buat dana darurat, 5% buat zakat dan sedekah, 30% buat cicilan hutang, 15% buat investasi atau tabungan dan 10% buat gaya hidup.

Kalo ternyata sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan prioritas ini sedikit gimana? Kata bu Prita.. gaji itu tidak berhubungan dengan kekayaan melainkan gaya hidup. Maksudnya adalah.. kalo kita merasa sumber penghasilan tidak bisa mencukupi prioritas maka kemungkinan besar kita masih memasukkan keinginan dalam daftar kebutuhan. Hayoooo di cek lagi list nya buuuu..


Buat yang nggak bisa memegang uang, maksudnya ada uang berapapun di tangan pasti habis, bu Prita menyarankan membuat rekening untuk kebutuhan berbeda. Misal rekening yang ada ATM nya itu buat kebutuhan sehari-hari. Rekening yang tidak ada ATM nya buat dana darurat dan rekening yang hanya bisa diambil dalam jangka waktu tertentu untuk investasi atau tabungan. 

Meraih Mimpi

Dalam hidup kita butuh hiburan yang bisa dalam bentuk jalan-jalan atau piknik. Jalan-jalan itu perlu buat penyegaran dan supaya keluarga juga makin akrab. Sah-sah aja kok buuuu kalo kita pengen liburan. Makanya bu prita menyarankan ada dana yang kita sisihkan buat jalan-jalan atau untuk naik haji misalnya. 

Jalan-jalan atau beribadah itu sebaiknya direncanakan dari jauh hari agar ada dananya bisa kita siapkan. Misalnya nih kita mau jalan-jalan ke Eropa. Cek deh berapa biaya untuk itu. Misalnya 50 juta. Nah hitung deh 50 juta ini mau kita kumpulkan dalam berapa lama. Misalnya 5 tahun.. kemudian hitung berapa dana perbulan yang harus kita sisihkan agar terkumpul dana 50 juta selama 50 tahun. 

 
Yang namanya anggaran kan belum tentu sesuai dengan realitanya. Kita bisa menekan anggaran dengan cara cari tiket promo dari jauh hari. Tiket promo kan lebih murah ya bu. Kayak saya nih. Pada bulan Oktober saya berencana pergi ke Kuala Lumpur Malaysia. Saya akan cari tiket promo dari awak tahun agar dapat harga murah yang bisa memotong anggaran saya. Akhirnya saya dapat dong tiket pesawat seharga 600 ribu untuk pulang pergi… murah kannnn..

Tentukan anggaran bulanan dan musiman

Kalau biaya ongkos anak, biaya belanja bulanan itu masuk dalam anggaran bulanan. Nah kalo anggaran musiman apa? Contohnya adalah membeli hewan Kurban saat Lebaran Kurban. Karena membeli hewan kurban itu musiman maka hendaknya dananya disiapkan dari dana yang musiman juga dapetnya. Misalnya THR, komisi atau bonus. Jadi membeli hewan kurban itu nggak memakan jatah dana bulanan. Dana musiman juga bisa digunakan buat liburan. Misalnya mau liburan ke daerah yang deket dan murah aja, nah ini bisa ambil dari dana musiman. 

Itulah hasil belajar saya kemarin. Perlu latihan dan tekad yang kuat buat mengaplikasikan ilmu ini pada kehidupan sehari-hari. Terima kasih buat the Urban Mama yang mengundang saya untuk ikut acara ini.

1 komentar

  1. Skala prioritas emang penting, soalnya kalo gak gitu kita malah beli barang yang awalnya gak ada di daftar cuma karena kepengeeen. Sekarang sih aku lebih bisa mengontrol diri semenjak mencoba investasi beli tanah. Daripada gaji akhirnya cuma habis buat kebutuhan konsumtif kayak gitu. Hehehe

    BalasHapus