Finhacks 2016, Menyerbu BCA Dengan Aplikasi Luar Biasa

BCA semakin mengedepankan diri menjadi sebuah bank yang terus berinovasi. Demi menjadi bank yang terus berinovasi dalam teknologi perbankan, BCA menggandeng para inovator dan web developer Indonesia yang secara usia masih sangat muda-muda. Saya menjadi salah seorang saksi mata dari sebuah acara yang membuka mata saya bahwa anak-anak muda Indonesia itu punya ide-ide yang sangat hebat, nggak terpikirkan oleh saya... yang lahir dari generasi jadul.

Acara itu bertajuk Financial Technology Hackaton (Finhacks) 2016. Event dengan tag #HackbyTheBeach puncaknya berlangsung hari Minggu 24 April2016. Ada 59 tim peserta yang akan mengerucut jadi 8 finalis Finhacks. Pada akhirnya akan dipilih 3 pemenang yang mendapat total hadiah puluhan juta rupiah. Acara ini awalnya berasal dari pertemuan para developer dengan Direktur BCA bapak Armand W Hartono. Para developer ini bilang bahwa mereka kesulitan untuk berinteraksi dengan sistem pembayaran bank. Atas dasar inilah BCA mempersiapkan API (Application Programming Interface) di mana para developer bisa berinteraksi dengan sistem BCA.

Siang yang panas itu tidak mempengaruhi para peserta yang semuanya mengenakan kaos biru untuk fokus dengan laptopnya, berusaha mempelajari lagi aplikasi yang diciptakannya sebagai persiapan untuk presentasi di depan juri. Ke 59 tim peserta Finhacks yang terdiri dari 3-5 orang bergantian mempresentasikan idenya di depan para juri. Para peserta ini diinapkan oleh BCA di sebuah hotel karena para peserta berasal bukan hanya dari Jakarta aja, tapi juga dari beberapa daerah di Indonesia. Kenapa acaranya diadakan di pantai? Kata Presdir BCA bapak Jahja Setiaatmadja, lokasinya memang disengaja karena biar para peserta tidak stress disamping itu agar Finhacks suasananya jadi berbeda. Kan kalo acara diadakan di gedung sudah biasa.

Hackaton berasal dari kata Hack dan marathon. Yang secara garis besar artinya adalah acara di mana para programer dan semua pihak yang terlibat didalamnya membuat dan mengembangkan software dan hardware. Jadi bukan hack dalam arti ilegal yak. Kalo denger kata “hack” pasti kita langsung inget hacker. Para peserta berasal dari umum dan berlatarbelakang IT. Saya sempat bertanya pada beberapa peserta Finhacks yang masih muda-muda tadi. Gatherland membuat aplikasi donasi secara online yang disambungkan dengan BCA. Idenya adalah ingin membuat donasi menjadi lifestyle sehingga memudahkan orang untuk memberi donasi. Di samping itu karena donasi sangat berhubungan dengan trust maka aplikasi ini cocok disambungkan dengan BCA karena BCA punya trust yang sangat tinggi.

Lalu Decodex membuat smart galon. Ide awalnya muncul karena si pembuat aplikasi suka lupa kalau air galon sudah habis. Aplikasi smart galon memungkinkan pengguna nggak usah repot beli air galon keluar. Saat air galon habis maka otomatis penjual galon akan datang mengantar air galon yang baru. Keren yak. Ide-ide para peserta ini kebanyakan emang didasari oleh permasalahan sehari-hari. Ada yang udah bikin dari 3 bulan yang lalu dan tinggal disempurnakan saat acara tapi ada juga yang baru bikin saat menginap kemarin. Saat memberikan sambutan pak Jahja bilang bahwa banking konvesional dalam 10-20 tahun ke depan akan berubah karena gadget yang sekarang sudah begitu merakyat akan menjadi bagian dari perbankan. Makanya BCA mengembangkan sistem digitalnya.

Salah satu contoh aktifitas perbankan yang konvesional adalah cek saldo ATM. Biaya operasional ATM itu nggak murah lho dan ada yang sampai 780 kali bolak-balik ke ATM cuma buat ngecek saldo. Sementara BCA punya17000 ATM, bisa dibayangin kan berapa biaya operasionalnya. Kalau orang sudah familiar dengan aplikasi BCA di gadget maka bolak-balik ratusan kali ini nggak akan terjadi. Pak Jahja memberikan apresiasi tinggi kepada para peserta yang hadir saat itu dan meski pengumuman pemenang belum dilakukan tapi pak Jahja sudah memberikan ucapan selamat duluan. Kalo ucapannya ntar takut para pesertanya udah pada pulang. Pak Jahja berharap ke depannya akan terus bekerjasama dengan para pembuat aplikasi yang otaknya canggih ini karena ide-ide yang ada saat ini sangat menarik untuk direalisasikan. Kalau aplikasi-aplikasi ini bisa mengurangi aktifitas perbankan yang konvesional tadi maka ini merupakan efisiensi yang sangat besar.

Lalu siapakah 8 tim peserta yang masuk menjadi finalis? Ke delapan finalis ini adalah Atom dengan aplikasi Instapay, Lunafin, Octavia George, Dimall, Ambisnis dot com, Boca, Bigbang dan Fariz Tadjoedin. Di hadapan dewan juri yang kompeten di bidangnya dan peserta lain juga saya yang penasaran ingin tau apa ide kreatif para programmer ini, para finalis ini mempresentasikan hasil kerjanya. Para juri ini adalah Andrew Darwis founder Kaskus, Managing partner idea source pak Edward Chamdani, Axway API Lead Mr. Axel Grosse, CEO Touchten Anton Suharyo, founder daily social mas Rama Mamuaya, CEO dan founder setipe Mas Razi Talib, Senior principal product manager GDP Labs mbak Stefani dan head of Teknology daily social Tomy Dian P. Lalu tentu saja ada Presiden Direktur BCA pak Jahja Setiaatmaja dan Executive Vice President Strategic Technology BCA Hermawan Thendean.

Atom membuat aplikasi Instapay. Instapay adalah aplikasi yang digunakan para penjual untuk menagih pembayaran yang cashless dan paperless. Penjual tinggal share link untuk pembayaran ke sms atau WA pembeli, pembeli klik link tersebut yang akan membawanya ke aplikasi. Lalu pembeli tap ke applikasi tersebut, secara otomatis tagihan akan terbayar. Ini bisa digunakan untuk pembayaran seperti listrik, air, donasi dll. Ambisnis dot com membuat aplikasi Gue Bayar. Ide aplikasi ini muncul saat para pembuatnya kumpul-kumpul lalu harus membayar makanan masing-masing. Dengan aplikasi ini, struk tinggal difoto dan di tag ke teman-teman yang kumpul lalu teman-teman ini tinggal membayar tagihan sesuai tag tadi. Cashless.. nggak perlu repot cari kembalian karena aplikasi ini tentu saja disambungkan dengan sistem pembayaran BCA.

Octavia George memperkenalkan aplikasi uang sangu dot com. Aplikasi ini menarik karena dengan aplikasi ini anak-anak nggak perlu bawa uang cash buat jajan. Orang tua memberikan uang jajan melalui e-wallet. Anak-anak tinggal membawa ID card di mana ID Card ini bisa dipakai buat jajan yang akan memotong saldo di e-wallet. Jadi semacam Debit card gitu. Verifikasi ID Card ini dari wajah anak, jadi gitu ID Card di tap maka akan muncul wajah anaknya. Aman lah.. kalo anak yang jajan wajahnya beda sama pemegang kartu maka anaknya nggak bisa jajan. Ini juga salah satu cara orang tua mengontrol apa saja jajan anaknya karena detail yang dibeli oleh si anak akan tercantum die-wallet. Boca membuat aplikasi buat futsal. Jadi nih.. kadang waktu janjian main futsal temen-temen pada oke buat datang eh giliran udah hari H banyak yang nggak dateng, sementara biaya futsal kan harus dibayar. Dengan aplikasi ini para pemain futsal akan otomatis ditagih pembayaran setelah mereka konfirm untuk datang.

Kalo tim lain punya anggota 3-4orang, maka Fariz Tadjoedin pede sendirian. Ia membuat aplikasi chat banking. Hebatnya lagi.. kalau tim lain sudah membuat aplikasi sejak 2-3 bulan sebelumnya, tapi Fariz Tadjoedin baru membuat aplikasi ini 24 jam sebelumnya. Mas Fariz Tadjoedin ini kemana-mana selalu bawa tipi gede lho.. bukan buat nonton tapi buat coding. Chat banking bisa disambungkan dengan semua jenis aplikasi pembayaran BCA dan berjalan 24 jam lalu juga bisa disambungkan dengan segala macam social media. Chat banking bisa beraktifitas sebagai customer service, pengingat pembayaran dan lain-lain. Ide chat banking itu orisinal, kalo BCA mengambil aplikasi ini maka BCA merupakan pelopor chat banking, begitu kata Fariz Tadjoedin di awal presentasinya. Menurut saya aplikasi chat banking merupakan aplikasi yang sangat akrab dengan aktifitas perbankan. Kadang kalau kita ada masalah perbankan, sering sulit menghubungi customer service. Dengan aplikasi ini, kesulitan akan berkurang karena kita tinggal chat aja ke SC nya.

Hari makin siang, para peserta yang hadir nggak sabar menunggu siapa 3 pemenang dari Finhacks 2016. Kemudian saatnya pengumuman. Juara ketiga diraih tim Atom dengan aplikasi Instapay, meraih hadiah 15,9juta rupiah plus Go Pro Hero 4. Juara kedua diraih Ambisnis dot com dengan aplikasi Gue Bayar, berhak atas hadiah 35,9 juta plus DJIPhantom 3. Lalu juara pertama adalah.... Fariz Tadjoedin dengan aplikasi chat banking, meraih hadiah 59 juta rupiah plus Oculus Rift.Oh ya.. kali pada bingung kenapa hadiahnya ada angka 5 dan 9? Ini berhubungan dengan usia BCA yang kini 59 tahun. Udah lama banget ya BCA berdiri. Saya buka rekening BCA itu udah 20 tahunan yang lalu.

Apa aja kriteria para juri hingga orang-orang ini jadi pemenang? Dari mas Andrew Darwis saya mendapat beberapa kriteria diantaranya yaitu problem solving, Feature dan Usability, menggunakan API BCA, Future development, concept & innovation, App market size (How many mass audience impacted), app appearance and easy to use, Technical Aspect dan relevancy. Penilaian yang bukan main-main dari para pakar. Karena itu pemenangnya dijamin pemenang yang punya ide segar dan aplikasinya akan berguna untuk masyarakat banyak. Saya sendiri menilai aplikasi-aplikasi ini sangat easy to use. Bisa digunakan walau nasabahnya gaptek.

Nampak kelegaan pada wajah para peserta. Yang nggak menang merasa nggak patah semangat. Seperti beberapa peserta yang saya tanya. Mereka bilang ajang ini win-win solution aja buat mereka. Jika menang mereka senang karena aplikasinya bisa berguna bagi masyarakat tapi jika kalah mereka tetap akan membuat berbagai aplikasi yang akan memudahkan masyarakat dalam beraktifitas. Pihak BCA pun lega. Gelaran Finhacks yang meminta banyak curahan tenaga dan waktu selesai dengan sangat sukses. Banyak ide-ide yang menarik buat diaplikasikan dan tentunya bisa mempermudah masyarakan melakukan aktifitas perbankan. Selain itu aplikasi-aplikasi ini akan membuat BCA menjadi bank yang terdepan dalam aplikasi teknologi digital.

Apakah tahun depan ajang seperti ini akan diadakan lagi? Pak Jahja bilang, acara ini bisa diadakan lagi mengingat gelaran ini sukses dan ternyata kita punya banyak sekali inovator muda yang butuh menyalurkan ide kreatifnya. Maka buat para IT developer dan programmer.. ayooo siap-siap... buatlah aplikasi yang membantu masyarakat banyak di bidang perbankan.

Tidak ada komentar