Cegah Hepatitis Dengan Mengenali Cara Penularannya

Indonesia punya banyak jenis penyakit yang diam-diam membunuh masyarakatnya. Setelah kita ditakuti oleh penyakit kanker yang saat ini menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia, masih ada penyakit lain yang nggak kalah mengerikannya. Penyakit Hepatitis namanya, yang berasal dari virus yang menyerang hati. 


Hepatitis adalah peradangan hati, asal katanya dari hepar (hati) dan itis (radang). Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga disebabkan oleh perlemakan, obat-obatan, alkohol, virus dengue dan herpes serta parasit seperti malaria dan ameba. Namun virus hepatitis menjadi penyebab terbanyak penyakit hepatitis yang menyebabkan 1 dari 4 pengidap akan meninggal karena kanker atau gagal hati.

Hepatitis itu ada beberapa macam yaitu hepatitis A, B, C, D dan E. Jenis-jenis hepatitis ini dibedakan dari virus yang menyerangnya dan cara penularannya. Hepatitis A dan E ditularkan lewat kotoran dan mulut sementara Hepatitis B, C dan D ditularkan lewat kontak cairan tubuh. 


Karena ingin tau lebih jelas mengenai virus Hepatitis, saya datang ke acara Temu Blogger dalam rangka Peringatan Hepatitis Sedunia ke 9 yang dilangsungkan di kantor Kemenkes RI pada 27 Juli 2018. Ada dr. Wiendra Waworuntu M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI.

Menurut dr. Wiendra Waworuntu M.Kes, penularan hepatitis melalui 2 jenis penularan :

1. Melalui kotoran / mulut

Hepatitis yang ditularkan lewat cara ini adalah Hepatitis A dan E. Seseorang akan terkena Hepatitis jika mengonsumsi makanan yang tercemar Hepatitis A dan E. Orang yang terkena virus Hepatitis A dan E akan mengalami gejala terserang Hepatitis dalam 15-50 hari.

Gejalanya adalah demam, lemah/lesu, nafsu makan berkurang atau malah tidak nafsu makan, mual, muntah, nyeri pada perut bagian kanan atas, kencing berwarna teh dan warna kekuningan yang terlihat dari mata dan kulit. Tapi gejala ini tidak selalu jadi patokan karena semakin muda usia anak, gejalanya makin tidak khas.

2. Melalui kontak cairan tubuh

Virus yang menular melalui kontak cairan tubuh adalah Hepatitis B, C dan D. Penularan terjadi melalui ibu ke anak dalam proses kehamilan atau dari anak ke anak atau dari dewasa ke anak. Penularan dari ibu ke bayinya di masa kehamilan (Vertikal) mengambil persentase paling tinggi dalam kasus penderita Hepatitis yaitu 95%. Hanya 5% yang menular secara horisontal. 



Penularan secara kontak cairan tubuh juga bisa terjadi melalui transfusi darah dan organ yang tidak di screening terlebih dahulu. Bisa juga melalui jarum suntik yang tidak aman, hubungan seksual yang tidak aman dan kontak dengan darah. Ini warning keras untuk orang-orang yang menjalani gaya hidup bebas.

1 dari 10 penduduk Indonesia mengidap Hepatitis B namun sebagian besar tidak menyadarinya sampai akhirnya timbul komplikasi yang parah. Gejala yang timbul sama dengan gejala karena penularan melalui kotoran/mulut di atas. Karena itu jika timbul gejala seperti itu segeralah ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Mengingat resiko penularan dari ibu kepada bayinya lebih tinggi maka Kemenkes RI melakukan tindakan pencegahan yaitu dengan cara :

1. Ibu hamil diperiksa screening Hepatitis B
2. Ibu hamil yang terinfeksi HB harus melakukan konsultasi
3. Semua bayi yang baru lahir diberikan vaksin HBO kurang dari 24 jam setelah kelahiran
4. Bayi dari ibu hamil yang HBsAg reaktif mendapat tambahan HBIG kurang dari 24 am setelah kelahiran
5. Menyarankan ibu hamil dengan Hepatitis B untuk melahirkan di fasilitas layanan kesehatan



Sejauh ini tindakan Kemenkes RI sudah membuahkan hasil. Sejak tahun 2016-2018 (Juni) sudah dilakukan deteksi dini Hepatitis B pada ibu hamil sebanyak 742.767 orang dan berhasil memproteksi 7.268 bayi terhadap ancaman penularan vertikal dari ibunya. Kemenkes juga melakukan pengobatan Hepatitis C dengan obat Direct Acting Antiviral (DAA) pada 13 provinsi yang diduga jumlah penderita Hepatitis C nya terbanyak.

Selain itu Kemenkes RI sudah melakukan imunisasi rutin Hepatitis B pada bayi di 34 provinsi dan 344 kabupaten/kota. Dengan segala tindakan ini diharapkan Hepatitis bisa dideteksi sejak dini dan jumlah penderita Hepatitis bisa ditekan. Namun tindakan Kemenkes butuh dukungan kita agar lebih berhasil. Caranya adalah dengan langsung memeriksakan diri atau orang sekitar jika menemukan orang dengan gejala menderita Hepatitis.

Tidak ada komentar