Hai Anak Muda, Bangkit dan Berdayalah Untuk Indonesia

William Utomo mungkin tak menyangka bahwa IDN Media yang didirikannya dengan susah payah akan dikunjungi oleh 80 juta pembaca sampai kini. Namun buat saya, keberhasilan itu wajar diraih oleh William Utomo yang memang punya pemikiran kreatif dan nggak pantang menyerah atas usahanya. Saya mendengar sharing William Utomo ini di acara diskusi terbuka bertema Anak Muda Bangkit dan Berdaya Untuk Indonesia yang diselenggarakan oleh BUMN dan Bank Mandiri serta Telkom Indonesia.


William Utomo, CEO IDN Media yang berlatar belakang jurnalis ini bilang bahwa orang Indonesia itu paling cepat beradaptasi dengan platform baru. Ia mencontohkan Line yang baru masuk ke Indonesia beberapa tahun lalu namun kini orang lebih membaca berita lewat Line Today. Banyaknya platform yang ada nggak bisa digunakan dengan cara yang sama. Kita kudu kenali berbagai platform agar bisa menggunakannya dengan tepat.

Contohnya gini.. dulu wajar jika status facebook di link ke twitter namun sekarang ini nggak bisa begitu. Treat every platform differently kata William Utomo. facebook, twitter dan instagram itu beda platform jadi cara pemakaiannya juga beda. Treat every platform differently menjadi prinsip yang dipakai oleh IDN Media.

Kunci lain keberhasilan sebuah platform kata William Utomo adalah mobile friendly. Indonesia itu mobile only country jadi semua aktivitas dilakukan dengan mobile alias gadget. Sebuah platform harus memenuhi kriteria sebagai platform yang mudah dioperasikan secara mobile. Dari 80 juta visitor website IDN Times di bulan April, 92 persennya mengunjungi website tersebut melalui mobile phone. 



Apalah platform tanpa interaksi. Pada sebuah platform, interaksi itu penting. Masyarakat Indonesia juga tipikal orang yang senang beriteraksi di sebuah platform. Makanya kunci keberhasilan IDN Media itu adalah multi platform, mobile only dan interaktive.

Setelah sesi William Utomo, berlanjut ke sesi Heni Sri Sundari founder smart farmer kids in action dan agro edu jampang community. Heni Sri Sundari adalah mantan TKI yang nggak mau hidup terus sebagai TKI. Ia melanjutkan kuliah dan berbagi ilmu pada anak-anak petani agar anak-anak itu dapat mengubah hidupnya.

Heni Sri Sundari lahir dari keluarga miskin yang beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting. Tekad kuat untuk bisa mengubah hidupnya membuatnya menyisihkan penghasilannya sebagai TKI untuk menempuh pendidikan lanjutan. Ia berhasil lulus dengan nilai memuaskan. 


(dok.telkom)

Tahu bahwa banyak anak-anak petani yang juga ingin maju, Heni mendirikan Gerakan Anak Petani Cerdas di mana ia menjadi relawan untuk mendidik anak-anak petani yang sulit mendapat pendidikan. Modalnya hanya 100 ribu ketika itu yang ia belikan pensil dan kertas untuk anak-anak.

Karena tak mampu membeli whiteboard, ia mengajar dengan bantuan kerdus bekas. Awalnya ia mengajar 15 orang, saat ini sudah ada 150 ribu anak petani yang sukses mendapat pendidikan dari Gerakan Anak Petani Cerdas. Heni Sri Sundari bilang, semua orang bisa kok seperti dirinya dan bahkan bisa lebih dari dirinya.

Kuncinya adalah temukan WHY pada diri kita. Tanyakan kepada diri kita, kenapa saya harus melakukan hal ini? Lalu cari alasan yang tepat dan berkomitmenlah dengan alasan itu. Juga harus dipikirkan bahwa berbuat sosial untuk masyarakat itu butuh pengorbanan makanya tekad harus kuat. 



Pada Heni Sri Sundari, pengorbanan yang ia lakukan adalah menolak tawaran yang menggiurkan karena ia menjadi lulusan terbaik di Hongkong namun Heni memilih pulang ke Indonesia dan melakukan aksi sosial. Ia lakukan ini karena ia ingin tak ada lagi anak-anak miskin yang sulit  mengenyam pendidikan dan akhirnya jatuh ke jurang kemiskinan.

Setelah menemukan Why, Heni Sri berlanjut dengan mencari WHAT. Mulailah dengan mencari tahu apa yang menjadi akar masalahnya, apa yang menjadi tujuannya dan apa sumberdayanya. Yang harus diselesaikan adalah akar masalah dan bukan masalahnya. Kita juga harus selalu berprinsip bahwa kita mengerjakan sesuatu dengan benar dan bukan mengerjakan sesuatu yang mudah.

Lebih lanjut Heni mengatakan bahwa rumusan untuk menemukan jalan hidup adalah passion ditambah daily action hasilnya adalah life purpose dan itu akan menjadi tujuan hidup. Yang terakhir adalah WHO.. dengan siapa kita mau memecahkan masalah tersebut. Kita tak bisa bergerak sendirian. Bergerak beramai-ramai akan membuahkan hasil yang lebih maksimal. Maka carilah orang yang siap untuk menjadi partner kerjasama kita. 


(dok.Telkom)

Sampai saat ini masih terngiang di telinga saya kata-kata Heni Sri, yaitu jadikan mimpimu jalan untuk orang lain meraih mimpinya. Kalimat yang sungguh sederhana namun bermakna. Kadang kita hanya fokus pada mimpi kita padahal mimpi kita bisa terwujud jika kita memberikan jalan untuk orang lain meraih impiannya. Indah kan.

Selanjutnya ada Belva Devara founder Ruangguru. Ruangguru didirikan tahun 2014 oleh Belva dan seorang rekannya, Iman Usman. Mereka mendirikan ini karena keprihatinan pada lambatnya perkembangan pendidikan di Indonesia. Kita tak bisa mengharapkan usaha pemerintah aja tapi kita juga harus bergerak mengubahnya.

Ruangguru saat ini memiliki 8 juta siswa dan tersebar di seluruh Indonesia. Bersama dengan pemerintah, Ruangguru mengadakan kegiatan pembelajaran secara online. Semua siswa yang belajar melalui Ruangguru mendapat fasilitas gratis. 


(dok.Telkom)

Ibu Menteri BUMN Rini Soemarno menutup diskusi yang penuh materi hebat ini. Beliau ditemani oleh Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Customer Service Telkom Siti Choiriana. Saya tersenyum ketika Ibu Rini bercerita bahwa ketika ia menjabat sebagai menteri, bank-bank BUMN nggak ada yang saling bertegur sapa. Ini terjadi karena bank-bank BUMN tersebut saling bersaing namun sekarang semua bank BUMN udah kompak kok.

Kata bu Rini, akar BUMN adalah Indonesia maka BUMN harus berpartisipasi meningkatkan kemampuan pemuda pemudi Indonesia. BUMN adalah milik negara jadi apa yang dihasilkan oleh BUMN harus dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Sesama BUMN harus bersaing secara sehat, begitu bu Rini mengingatkan.

Bu Rini mengingatkan kita harus one vision, one family dan one nation. Satukan visi (one vision) yaitu membuat Indonesia menjadi negara nomor satu di dunia. Ingatlah bahwa kita semua satu keluarga (one family) yaitu keluarga Indonesia. Jika kita sudah melakukan dua hal itu maka kita akan bangga karena menjadi Indonesia (one nation).

Acara keren ini ditutup dengan pembacaan Deklarasi Sinergi Muda Indonesia dan pemukulan kentongan bambu sebagai simbolis pemanggilan untuk anak muda agar bangkit dan berdaya untuk Indonesia. Saya cukup merinding ketika semua yang hadir bersama-sama menyanyikan lagu Padamu Negeri. Bagimu Negeri... jiwa raga kami. 



3 komentar

  1. Anak muda jaman now itu ga kerenlah kalau bilang tawuran is cool ye ga mba. Nih buktinya, ada tiga anak muda yg mandiri secara ekonomi jalanin bisnisnya.

    BalasHapus
  2. Terharu liat anak milenial yang mampu memperdayakan diri sendiri kemudian lingkungan untuk negeri ini

    BalasHapus
  3. Semangat terus bikin kita percaya ada jalan walau rintangan menghalangi. 15 jadi 150 orang siswa

    BalasHapus