Ketahui 5 Kesalahan Pola Asuh Gizi Pada Anak

Seorang teman meminta saya mengantarnya membeli perlengkapan untuk persiapan MPASI bayi pertamanya. MPASI atau makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi yang berusia 6 bulan. Bayi 6 bulan kan perlu lebih banyak asupan gizi jadi memang harus diberikan makanan selain ASI. Namun MPASI sesuai namanya adalah makanan pendamping jadi makanan pokok ya tetap ASI. 


Saya mengiyakan permintaan teman yang seorang ibu muda ini membeli perlengkapan untuk MPASI. Celemek bayi, perlengkapan makan seperti mangkok dan tempat minum, lalu food maker sukses masuk dalam keranjang belanja teman saya. Karena digunakan untuk bayi maka motif perlengkapan makannya juga lucu-lucu.

MPASI untuk bayi memang harus dipersiapkan dengan baik. Bayi mengenal makanan pertama selain ASI di fase ini. Makanan pertama ini harus halus bentuknya, karena bayi belum mempunyai gigi lengkap dan belum mempunyai kemampuan untuk mengunyah. Biasanya bubur untuk MPASI dibuat dari buah-buahan seperti alpukat, pir, pepaya atau pisang.

Banyak ibu yang masih salah kaprah soal MPASI. Dianggapnya bayi yang berusia 3 bulan itu artinya sudah kuat menerima makanan selain ASI. Padahal ini salah besar ya bu. Ada alasannya MPASI baru diberikan untuk bayi di usia 6 bulan yatu karena di usia ini sistem pencernaan pada bayi sudah berkembang dengan baik sehingga ia mampu mencerna dan mengolah protein, lemak serta karbohidrat.


(dok.MBC)

Ginjal bayi juga sudah berkembang dengan baik sehingga mampu mengeluarkan produk sisa metabolisme. Di usia ini sistem saraf bayi juga berkembang. Kemampuan mengontrol lidah bayi juga meningkat. Secara fisik, di usia 6 bulan bayi sudah bisa duduk sendiri dan mulai ingin tau soal tekstur yang ditandai dengan meraih dan memasukkan benda ke mulutnya.

Jika MPASI terlambat diberikan, misalnya diberikan saat bayi berusia 8 bulan maka bayi berpotensi kurang gizi. Pemberian MPASI adalah salah satu jenis pola pengasuhan gizi pada bayi. seorang ibu harus mempunyai pengetahuan tentang gizi agar tak salah memberikan makanan pada bayi. Salah memberi makanan bisa berakibat bayi jatuh sakit atau tidak mendapatkan gizi yang maksimal.

Selain MPASI, ada beberapa pola pengasuhan gizi yang seringkali keliru diberikan oleh seorang ibu. Pada acara blogger gathering Mom Blogger Community (MBC) dengan Halodoc tanggal 13 April lalu, dr. Herlina Sp.A, seorang dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RS Ciputra Citra Garden Jakarta Barat yang merupakan salah satu tim medis Halodoc memberikan 5 jenis pola pengasuhan yang kerap keliru diberikan oleh para ibu. 



Memaksa Anak untuk makan

Punya anak yang susah makan? Ketiga anak saya dulunya susah makan. Apalagi kalo di makanannya ada sayuran. Perlu cara kreatif untuk meminta anak makan makanannya. Dalam hal menyuruh anak makan, yang harus dihindari adalah memaksa anak makan makanannya. Kalau kita paksa maka anak jadi terpaksa untuk makan. Ini membuat anak memakan makanan sebagai kewajiban dan bukan karena kesukaan.

Jika anak menolah untuk makan, biarkan aja dulu bu. Setelah beberapa saat coba lagi namun jangan teruskan jika anak masih menolak untuk makan. Kalau jam makan sudah berakhir, singkirkan makanan. Ini untuk mengajari disiplin juga pada anak bahwa makan itu ada waktunya.

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan agar anak mau makan, salah satunya adalah membuat variasi menu. Jangan buat menu yang sama untuk beberapa hari. Anak balita juga biasanya suka dengan warna-warna maka tata hidangan yang punya banyak warna misalnya wortel, brokoli, jagung manis dan lain-lain. Hidangan yang ditata dengan lucu dan punya banyak warna bisa menarik minat anak buat makan.


(dok.okezone)

MPASI sebelum 6 bulan

Nah di atas sudah saya jelaskan mengapa MPASI harus diberikan di usia 6 bulan ya. Jika MPASI diberikan saat anak berusia kurang dari 6 bulan maka sistem pencernaan bayi belum sempurna. Pencernaan belum sempurna akan mengakibatkan sembelit pada bayi karena makanan tidak tercerna dengan baik.

Pada bayi di bawah 6 bulan sistem kekebalan tubuhnya belum membentuk sempurna. Maka jika ada bakteri menumpang dalam makanan tambahan maka ini bisa menyebabkan peradangan pada usus bayi. Antibodi pada tubuh bayi akan melawan peradangan ini dan efeknya bayi terserang demam.

Obesitas juga bisa dialami bayi gara-gara pencernaannya belum sempurna. Makanan yang masuk bisa jadi terolah menjadi lemak dan penumpukan lemak membuat bayi mengalami kegemukan di usia dini. Kadang kita seneng banget ya liat bayi gemuk tapi hati-hati lho.. kegemukan bisa menjadi gejala obesitas.

Obesitas dini punya efek lagi nih bu. Kolesterol berlebih karena obesitas menyebabkan saluran pembuluh darah arteri tersumbat oleh plak. Kolesterol tinggi karena makanan yang diberikan sebelum waktunya yang rasanya asin atau gurih juga menyebabkan hipertensi pada bayi. 



Makanan tidak sesuai usia

Makanan bayi tuh beda ya sama makanan orang dewasa. Bayi aman makan buah tapi tetep harus diberikan sesuai porsinya. Jika memberikan jus pada bayi maka berikan maksimal setengah gelas jus 100% buah dalam sehari. Lebih dari itu akan menambah gula dan menyebabkan bayi tidak merasa lapar pada waktu makan.

Camilan juga aman diberikan pada bayi di porsi yang sesuai. Camilan yang baik diberikan pada bayi adalah yang mengandung nutrisi seimbang seperti buah-buahan, sayur mayur, protein, gandum utuh atau produk susu.

Pemakaian dot yang terlalu lama

Bayi wajar kalo menggunakan dot. Sering kita liat nih bayi yang rewel akan diam setelah dimasukkan dot ke mulutnya. Istilahnya "ngempeng". Untuk bayi yang sudah meminum susu selain ASI, pemberian susu juga sering dilakukan dengan cara menggunakan botol susu lengkap dengan dotnya.

Penggunaan dot harus dikurangi jika bayi sudah berusia 6 bulan dan harus benar-benar dihentikan beberapa bulan kemudian. Penggunaan dot yang terlalu lama berpengaruh buruk pada pertumbuhan rahang bayi. Rahang atas bisa terlalu maju dan rahang bawah bisa terlalu mundur.

Selain itu, penggunaan dot akan menyebabkan bingung puting. Nah loh istilah apa nih. Kalo minum susu dari botol susu kan susu langsung mengalir melalui dot ya, sementara kalo minum susu langsung dari ibunya maka susu harus disedot dulu oleh bayi. Dua mekanisme penyedotan susu ini berbeda makanya kadang bayi yang terlalu sering minum susu menggunakan dot akan menangis jika minum susu langsung dari ibunya.



Selain itu minum susu dari dot berpotensi membuat bayi telat berbicara. Pergerakan rahang bayi ketika menyedot ASI membuat kemampuan bicaranya berkembang cepat sementara minum susu dari dot tidak membuat rahang bayi bergerak cepat. Ini menyebabkan rahang bayi menjadi kaku dan berakibat terlambat bicara.

Banyak makanan manis

Menurut WHO, kebutuhan gula harian untuk anak tidak boleh melebihi 10% dari total energi yang dikonsumsi. Untuk anak usia 1-3 tahun 10% artinya sama nilainya dengan 4-5 sendok teh gula. Sedang untuk anak usia 4-6 tahun 10% sama artinya dengan 5-8 sendok teh gula.

Pada orang dewasa kelebihan gula bisa menyebabkan diabetes. Nah pada anak, pemberian gula yang terlalu banyak bisa menyebabkan gigi rusak, obesitas dan anak kehilangan nafsu makan. Asupan minuman atau camilan manis juga bisa menyebabkan pertumbuhan gigi anak terganggu.

Anak yang terbiasa makan makanan manis akan punya perilaku seperti tantrum. Ia akan menangis atau meminta makanan manis ketika ia sudah terbiasa secara teratur makan makanan yang manis. Menurut beberapa ahli, terlalu banyak gula juga membuat anak menjadi hiperaktif.

Kebanyakan gula juga bisa menyebabkan anak batuk. Anak yang susah makan terkadang bukan karena ia pilih-pilih makanan tapi bisa jadi karena banyak gula dalam perutnya yang membuat selera makannya menjadi buruk. Maka itu ketika ibu memberikan susu pada anak, jangan tambahkan gula pada susunya. Lalu ketika memberikan jus buah, berikan jus buah yang 100% tanpa gula. 



Halodoc menjawab pertanyaan soal gizi anak

Banyak ibu yang tidak mengetahui soal pola pengasuhan gizi. Jangan khawatir, sekarang ada Halodoc, sebuah aplikasi yang menjawab semua pertanyaan orang tua soal gizi anak. Aplikasi Halodoc memiliki tim medis mulai dari dokter umum, spesialis anak, internis hingga spesialis mata. Semuanya online dalam 24 jam.

Banyak fitur di dalam aplikasi Halodoc. Salah satunya fitur Pharmacy Delivery untuk membeli kebutuhan medis yang dibutuhkan selama 24 jam. Pesanan di Pharmacy Delivery itu bebas ongkir lho. Lalu ada fitur Labs, yakni layanan pengecekan kesehatan yang bekerjasama dengan prodia.

Fitur ini memungkinkan petugas lab untuk datang ke rumah atau kantor melakukan pengecekan kesehatan seperti cek darah ataupun urine. Tapi sekarang ini fitur Labs baru dapat dimanfaatkan oleh pengguna di sekitar Jakarta Pusat dan Selatan. Saat ini Halodoc sedang melakukan kampanye #KataDokterHalodoc di mana Halodoc ingin menyampaikan pesan #SehatLebihMudah karena ibu bisa mendapatkan akses layanan kesehatan yang tepat sasaran pada anak-anaknya.

Aplikasi Halodoc bisa didownload di App Store atau Google Play. Jika mengalami kesulitan soal gizi, pengguna aplikasi dapat mengkomunikasikan berbagai permasalahan kesehatan pada ribuan dokter ahli dari berbagai spesialisasi di seluruh Indonesia melalui chat dan video/voice call. Dengan Halodoc ibu bisa terhindar dari 5 kesalahan pola pengasuhan gizi pada anak.

1 komentar

  1. Halodoc memudahkan kita mencari informasi tentang pola asuh, khususnya gizi pada anak.

    BalasHapus